Siti Romdiyah

Tulisan adalah karya yang tidak akan hilang di telan waktu. Dengan tulisan kita bisa saling membantu. Walau mungkin kita belum bisa bertemu....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengapa Sulit Memaafkan

Mengapa Sulit Memaafkan

Pagi ini aku berada di lapangan bersama bapak ibu TNI dan Polri, untuk latihan dalam rangka persiapan HUT RI.

Sudah menjadi kesepakatan bersama demi kekompakkan, kedisiplinan dan sportifitas diantara tim. Jika salah satu diantara tim ada yang salah maka latihan akan diulang kembali.

Kebetulan hari ini ada diantara tim yang melakukan kesalahan dalam melangkah. Mengakibatkan seluruh tim harus ikut menanggungnya.

Kalau dipikir-pikir mengapa harus diulang. Padahal yang melakukan kesalahan hanya seorang, sementara yang lainnya sudah benar.

Banyak keluh kesah yang keluar dari bibir anggota tim. Termasuk kata-kata yang bernada agak kasar keluar dari salah satu anggota. Yang membuat anggota yang melakukan kesalahan semakin merasa bersalah dan berdosa.

Berkali-kali dia sampaikan kata maaf disela-sela break time. Namun sepertinya tidak semua anggota bisa menerima. Gerutu tak bermutu masih saja tertuju untuk anggota yang salah dalam laku.

Mengapa sulit sekali memaafkan kesalahan orang lain. Bukankah orang yang jika kondisi sadar pastinya tidak mau melakukan suatu kesalahan.

Secara umum orang lebih siap jika dipuji atau diberi, namun sangat berat jika dicela atau dijadikan kambing hitam sebagai wujud kesalahan diri.

Di sinilah diperlukan penguasaan diri yang tangguh dan tidak mudah rapuh.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan bahwa orang yang mampu menahan diri disaat marah, dia sejatinya orang yang kuat.

لَيْسَ الشَّدِيْدُ باِلصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6114)

Memaafkan kesalahan orang yang telah melakukan kesalahan, perampasan hak, atau semisalnya, memang susah. Sebuah kewajaran jika seseorang menuntut haknya dan membalas orang yang menyakitinya.

Dan dibolehkan seseorang membalas kejelekan orang lain dengan yang semisalnya. Namun alangkah mulia dan penuh kebaikan bila kita mampu dan mau memaafkannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Asy-Syura: 40)

Kiranya tidak ada hal yang sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain, jika kita memposisikan orang lain seperti diri kita atau sebaliknya.

Mari kita renungkan kata bijak "Man shobaro dzofiro" barangsiapa yang bersabar maka dia akan beruntung.

Tak perlu marah jika kita mampu berlaku sabar.

Tak perlu sakit hati jika kita mampu menahan diri.

Semoga Allah meridhoi disetiap langkah menuju kedamaian abadi, dengan memaafkan kesalahan orang lain terhadap diri sendiri.

Wallahu a’lam bishshowab

Salam Literasi Abadi di Hati

Wlingi, 3 Agustus 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Itulah manusia, belum semuanya memahami bahwa pemberi maaf begitu mulia kedudukannya di hadapan Allah Swt

03 Aug
Balas

Ya tadz mohon doanya semoga saya termasuk orang yang suka memberi dan meminta maaf.. Aamiin

03 Aug

Mantap tulisannya . Semoga bisa Istiqomah.

03 Aug
Balas

Alhamdulillaah.. Aamiin Yaa Rabb semua berkat bimbingan dan arahan dari bunda. Jangan pernah lelah membimbing nanda ya bund

03 Aug

Padahal memaafkan perbuatan mulia dan beroleh pahala yang tinggi, "Orang yang paling sabar diantara kamu adalah orang yang memaafkan orang lain padahal ia berkuasa membalasnya, " (HR.Baihaqy). Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah....nduk.

03 Aug
Balas

Betul bunda.. Ternyata memberi atau meminta maaf itu mudah diucapkan tapi sulit direalisasikan. Aamiin Yaa Allah.. Salam ta'dzim dari nanda yang di Blitar bunda

03 Aug



search

New Post