Oleh : Siti Romdiyah

Siang ini tibalah giliranku mendampingi anak-anak latihan ekstra pramuka. Kegiatan pembelajaran telah berakhir tadi pukul 13.00 WIB dan teman-teman guru pulang pukul 14.00 WIB. Sementara latihan pramuka dimulai nanti pukul 15.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB.

Waktu dua jam lebih tiga puluh menit betul-betul membuatku jenuh, ngantuk dan terasa lelah. Bagaimana tidak, aku sendirian di ruang guru tanpa ada seorangpun yang menemani.

Apa yang bisa aku lakukan untuk mengisi kesendirianku? Mau pulang jelas tidak mungkin karena ini sudah keputusan bersama. Bahwa saat latihan pramuka, diantara dewan guru harus ada yang stand by di lembaga.

Dan tidak enak juga dengan anak-anak berikut walinya. Mereka begitu semangat dan kompak latihan pramuka. Dengan harapan menjadi yang terbaik diantara yang paling baik. Mau tidak mau aku harus tetap di sekolah mendampingi mereka.

Sementara aku bingung untuk mencari kesibukan. Mau chatt dengan teman-teman, pasti mereka sedang istirahat. Mungkin juga mereka sudah mulai sibuk dengan urusan keluarganya.

Mau ikut gabung dengan wali murid, rasanya tidak enak karena setiap hari aku gabung dengan mereka. Aku khawatir kalau gabungku dengan mereka, membuatnya jenuh sekaligus merasa tidak nyaman.

Walau aku tetap menyapa dan gabung dengan mereka, sebagai tanda kekeluargaan serta ucapan terimakasih, atas partisipasi dan suportnya pada putra-putrinya. Namun hal itu tidak aku lakukan dalam waktu yang lama. Dan aku segera kembali ke ruanganku lagi.

Waktu menunggu dua jam lebih tiga puluh menit hampir berlalu. Tak satupun ide muncul di otakku untuk mengisi kesendirianku. Apa dan bagaimana agar rasa kesepian dan kesendirianku hilang dari anganku?

Aku buka buku bacaanku, kiriman dari teman-teman group menulisku. Berharap rasa sedang sendiri hilang dari anganku. Namun buku itu tidak mampu menghilangkan rasa kesepian dan kesendirianku.

Ide mengisi kesendirianku baru muncul saat aku lihat pulpenku jatuh dari meja kerjaku. Mata, hati dan pikiranku langsung klik dengan pulpen itu. "Mengapa aku tidak mengisi kesendirianku dengan menulis saja" pikirku.

Aku buka laptopku, dan mulai kurangkai kata untuk menghilangkan kesendirianku. Awalnya memang sulit aku lakukan itu. Namun Alhamdulillaah sedikit demi sedikit, aku mampu memotivasi diriku.

Aku coba rajut jalinan hati, perasaan, pikiran, dan ragaku untuk menulis. Sebaris, dua baris hal itu terus aku lakukan. Hingga akhirnya tulisan yang berjudul "Melatih Kedisiplinan Dan Kekompakkan Melalui Pesta Siaga" dapat aku selesaikan.

Tulisan yang muncul karena adanya tugas dan kewajiban mendampingi anak-anak latihan pramuka. Membuat aku sadar bahwa apapun tugas dan kewajiban yang diamanah kepada kita, semua akan ada hikmahnya asalkan diniati dengan ketulusan dan keikhlasan hati.

Siapa sangka dari kesendirian, akan muncul ide atau gagasan. Siapa sangka juga, dari kesendirian akan terselesaikannya karya indah berupa tulisan.

Setiap amanah mengandung hikmah. Jadi jangan pernah menolak amanah. Karena pada dasarnya orang yang memberi atau mempercayakan suatu amanah tentunya sudah melakukan pemikiran yang terarah.

Sungguh beruntung orang yang mendapatkan amanah. Karena itu bentuk kepercayaan yang Tuhan berikan kepada hambaNya. Jangan pernah mundur jika amanah ditujukan kepadamu. Semoga Tuhan selalu meridhoi langkahmu. Aamiin

Jika berkreasi jangan sendiri

Dan jika sendiri jangan lelah untuk berkreasi.

Wallahu a’lam bishshowab

Salam Literasi Abadi di Hati

Wlingi, 8 Agustus 2018