Jangan Gugat Ibumu
Jangan Gugat Ibumu
Oleh: Siti Ropiah
Beberapa hari yang lalu terdapat berita tentang anak yang gugat sang bunda. Hal tersebut terkait dengan rumah tempat tinggal yang ditempati ibu dan adik-adiknya. Berita tersebut masih kontroversi terkait siapa yang mengajukan gugatan terlebih dahulu.
Siapa pun yang mengajukan gugatan dalam kasus di atas, seharusnya tidak perlu terjadi. Tersebab di antara mereka terdapat hubungan darah. Terlebih bila sang anak yang mengajukan gugatan. Sebab orang tua (dalam hal ini ibu) merupakan orang yang telah melahirkan, merawat, membimbing dan membesarkannya. Sungguh tak pantas diperlakukan seperti itu.
Islam mengajarkan untuk berbuat baik kepada orang tua terlebih kepada ibu. Bahkan perintah berbuat baik kepada orang tua bersanding dengan kewajiban menyembah Allah. Tersebab peran orang tua yang amat penting, sehingga rida Allah pun tercipta di atas rida orang tua.
Sungguh miris mendengar berita gugatan yang dilakukan seorang anak kepada sang bunda. Terlebih disebabkan persoalan waris yang sudah Allah aturan dalam 5 ayat surat An-Nisa. Di dalam ayat-ayat tersebut telah jelas bagian masing masing ahli waris yang bagiannya telah tertera yaitu 1/2,1/3,1/4,1/6,1/8,2/3 atau sisa. Selain itu kata kunci dalam waris adalah kasih sayang. Coba lihat QS An-Nisa:8 yang menjelaskan bahwa orang yang bukan ahli waris pun dapat diberikan harta dari warisan ketika mereka ada saat pembagian. Hal itu membuktikan bahwa kasih sayang harus mewarnai dalam pembagian warisan. Terlebih ahli waris.
Ibu adalah malaikat tak bersayap yang kasihnya tanpa batas. Sebagai seorang anak, sulit bagi kita untuk membalas kasihnya. Hingga Allah larang bagi seorang anak untuk sekadar ucapkan dua huruf (uh) karena dapat menyakiti hatinya. Hal tersebut jelas tertera dalam QS Al Isra: 23.
Sejatinya Berbakti kepada Orang Tua (ibu di dalamnya) Merupakan Keniscayaan
Salam Perindu Literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju. Tak habis pikir, ada seorang anak menggugat harta warisan terhadap ibunya. Seakan ia lahir dari lubang tanah. Hmmm. Miris.
Iya, benar. Terima kasih atas kunjungannya dan barakallahu fiik
Tulisan yang sangat menarik dan bermanfaat. Semoga sehat dan sukses selalu buat Ibu bersama keluarga tercintanya
Betul sekali Bu.. ga habis pikir ada orang semacam itu ya... Mantap bu.. barokallooh
Iya Bund. Terima kasih atas kunjungannya dan barakallahu fiik
Benar sekali bunda... Adab mengalahkan ilmu.. Harusnya begitu... Semoga sehat selalu...
kasih sayang harus mewarnai dalam pembagian warisan. semoga tak terjadi lagi hal buruk dalam pembagian warisan. Baarakallaahu fiik ibu Vivi
Terima kasih pencerahannya, Bun. Barakallah. Salam sukses selalu.
Keren bunda ulasannya
Terima kasih Bund. Barakallahu fiik
Semoga ak tersebut di berikan hati yang jernih terhadap sang ibunya. Keren. Bu doktor
Sangat setuju Bun. Tulisan indah yang menginspirasi. Salam sehat dan bahagia selalu.
Sama sama Bund. Barakallahu fiik
Baper terbawa emosi Tausyiah bunda hadirkan pagi ini. hati renyuh bila sang anak menggugat sang ibunda. tak terasa air bening jatuh perlahan tanpa ada muaranya. sehat dan sukses selalu bunda Siti Ropiah yang selalu membawa oleh pencerahan.
Terima kasih atas apresiasi dan kunjungannya. Barakallahu fiik