Ketika Rindu Tak Terbalas

Oleh: Siti Ropiah

Rindu yang menggebu membuat anganku melayang jauh. Samangat membara, membuat langkahku menuju kelas begitu mantap. Dua kelas akan kusambangi hari ini. Hari Jum'at penuh berkah, itu asa yang tertanam di hati ini.

Kuayunkan langkah menuju ruang di lantai dua. Sasaranku kelas X AK. Kuucapkan salam saat masuk di kelas itu. Lalu kuminta salah seorang memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai. Setelah itu kupanggil nama mereka satu persatu, sebagai daftar hadir. Alhamdulillah, hanya dua orang yang tak hadir tersebab sakit.

Kemudian kupinta para siswa mengumpulkan buku pelajaran yang kuampu, qira'at. Namun betapa kagetnya ketika kudapati yang mengumpulkan hanya sebagian dari mereka. Kutanya satu persatu mengapa demikian.

Rerata mereka menjawab tidak menulis, walau ada yang mengatakan bukunya hilang. Rasa kecewa seketika menjalar dalam diriku. Rindu ini ternyata tak berbalas. Sungguh perih dan sakit terasa. Di tengah rasa tak karuan, kuminta mereka mengumpulkan Hp yang dimiliknya. Kusampaikan bahwa Hp ini baru bisa diambil ketika ketemu lagi denganku. Itu pun harus diambil oleh orang tua. Hal itu berarti harus menunggu dua pekan, karena jadwal kala PTMT ini bertemu dalam dua minggu.

Hal itu tentu membuat para lelaki muda tersebut sedikit gusar di hati. Terlihat dari sikap mereka yang rerata menghela napas cukup panjang.

Selanjutnya kusampaikan pada mereka bahwa bila hari ini dapat menyelesaikan tugas yang kuberikan saat KBM daring, mereka boleh mengambil Hp yang kusita. Tentu hal ini membuat mereka bahagia dan segera mengerjakan tugas yang belum mereka kerjakan. Kusuruh mereka melakukan push up sebagai sanksi pengganti. Semoga mereka dapat mengambil hikmah dari kejadian di hari ini, agar Jum'at berkah dapat mereka rasakan.

Sungguh berat rindu ini. Tapi ternyata bawa buku ke sekolah lebih berat dari rindu yang bersemayam di hati.

Sejatinya Rindu Tak Berbalas Membuat Hati Ini Sakit

Salam Perindu Literasi