Siti Sanusi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
7. Benarkah

7. Benarkah "Dilan" Anak 1990?

Ada yang sudah menonton film Indonesia terbaru, Dilan 1990?

Kalau sudah, berarti kita sama-sama merupakan salah satu dari satu juta penonton yang penasaran dengan film tersebut.

Ya. Baru empat hari film Dilan 1990 ditayangkan, film ini telah berhasil menembus angka satu juta penonton (Sumber: Twitter @cinema21) melampaui film box office Indonesia lainnya semisal Jangkrik Boss Part 1 & Part 2, Sekuel Ada Apa dengan Cinta 2, dan Sekuel Ayat-ayat Cinta 2.

Film Dilan 1990 itu sendiri merupakan film bergenre remaja, bercerita tentang indahnya masa-masa SMA, diangkat dari sebuah novel best seller karya Pidi Baiq.

Di dalam film ini, Pidi Baiq juga ikut berperan. Tak hanya sebagai penulis skenarionya saja bersama Titien Wattimena, Pidi juga didapuk sebagai sutradara, dibantu Fajar Bustomi.

Dalam pemilihan pemain, dipilihlah sederetan nama yang masih muda dan bertalenta seperti Iqbal Dhiafakhri Ramadhan, Vanesha Prescilla, Steffi Zamora, Zulfa Maharani dan Yuriko Angeline.

Dengan diproduseri oleh Ody Mulya Hidayat dan diproduksi oleh MAX Pictures film, drama remaja romantis ini optimis akan mampu membawa Dilan 1990 sebagai salah satu film box office Indonesia.

Film yang tayang perdana di bioskop pada tanggal 25 Januari kemarin, berlatar waktu tahun 1990. Itulah kenapa, judul filmnya Dilan 1990. Semacam hendak menghantarkan kita (penonton) pada kisah-kasih kids zaman old.

Kisah pun dimulai pada saat Dilan (Iqbaal Ramadhan) bertemu dengan Milea (Vanesha Prescilla), murid baru pindahan dari Jakarta ke sekolah mereka di Bandung. Awalnya seperti biasa, mereka berkenalan satu sama lain. Kemudian Milea menemukan sebuah keunikan dalam diri Dilan. Dilan sendiri merupakan orang yang baik hati, pintar dan penuh keromantisan. Dilan memiliki cara berbeda dengan teman-teman SMA nya dalam hal merebut hati Milea. Berlagak lugu, berbicara terdengar kaku serta lambat. Tapi justru itulah yang membuat Milea menjadi kerap merindukannya.

Milea menjadi sering tersenyam-senyum sendiri, perlahan-lahan pun mulai merasakan jatuh cinta kepada Dilan dan membuat lupa akan sosok Beni, pacarnya di Jakarta. Tapi perjalanan hubungan mereka tak selalu mulus. Banyak liku-liku yang Dilan dan Milae lewati dalam hubungannya tersebut.

Pada awal promonya, film Dilan 1990 sempat menuai banyak reaksi. Salah satunya dari para pembaca novel Dilan yang merasa bahwa karakter yang dipilih tidak sesuai dengan ekspektasi mereka sebagai pembaca novel Dilan.

Kalau melihat jumlah penonton, satu juta bisa dikatakan sebagai sebuah prestasi. Karena animo para penggemarnya yang sangat tinggi untuk menonton.

Tetapi sebenarnya, saya berhasil dibuat jengah dengan beberapa dialog dan adegan dalam film tersebut. Di sana, saya disuguhkan adegan tentang betapa mulusnya kisah asmara ala putih abu-abu (Read: tahun 1990an). Mulai dari pacaran di kelas, jalan selepas pelajaran selesai, hingga memperkenalkan "pacar" kepada orangtua masing-masing.

Dan semakin dibuat jengah pada saat adegan Milea memutuskan hubungannya dengan Beni, yang ditunjukkan pacarnya itu berwatak kasar. Di sana Beni menyebut Milea “p*l*c*r” dengan sangat ringannya. Segampang itukah anak muda (read: tahun 1990an) dalam bertindak tanduk dan berbahasa? Izinkan saya mengacungkan tangan, "Saya anak 90an!"

Well, penilaian akan film ini akhirnya berada di tangan para penikmatnya. Tapi akan lebih bijak, jika kita selaku orang tua yang sudah memiliki anak remaja, mendampingi mereka yang berkeinginan menonton film ini.

Salam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren ulasannya buk

29 Jan
Balas

Terima kasih, Ibu. Salam kenal.

29 Jan

saya juga anak 90-an, suasana di film itu memang seperti tahun 90-an, perilaku dan pakaiannya bukan anak 90-an, :-) biasanya anak 90-an kalo laki2 calananya cutbray, kalo perempuan roknya di bawah lutut, seinget saya kayak gitu. but... salut buat sutradaranya, keren!

01 Feb
Balas

Iya, Pak. Walau bagaimana, kita support selalu film karya anak negeri. Tapi semoga di dalam karyanya, dengan tidak mengindahkan nilai-nilai akhlak dan kepatutan.

04 Feb



search

New Post