Siti Sanusi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
3. Sosialisasi P4GN dari BNN Cianjur

3. Sosialisasi P4GN dari BNN Cianjur

Hari kamis kemarin (25/1), sekolah kami kedatangan tamu dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Cianjur. Ada apakah gerangan?

Kami pun diminta berkumpul di lab bahasa dan diperkenalkan dengan seorang laki-laki berbadan tegap, berkumis tipis, berambut klimis, dan bersuara tegas. "Basuki. Panggil saya Basuki!" Katanya penuh wibawa.

Ternyata beliau adalah kepala BNN Kabupaten Cianjur. Ayah dua orang anak ini, mempunyai agenda keliling sekolah menengah, mensosialisasikan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di Lingkungan Pendidikan. Dan kali ini, bagian sekolah kami, SMAN 1 Ciranjang yang disambangi.

Kunjungan AKBP Dr. Basuki, SH, MH, nama lengkap beliau, pada sekolah-sekolah bukan tiada maksud dan tujuan. Semua berawal dari kekhawatirannya mengenai peredaran dan pengguna Narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif Lainnya) di Kabupaten Cianjur yang semakin meingkat. Tercatat menurut data dari Polres Cianjur, kecamatan-kecamatan yang rawan peredaran narkoba di Cianjur, Ciranjang menempati posisi ke-7 setelah Cipanas, Cugenang, Cianjur Kota, Warungkondang, Cilaku, dan Karangtengah.

Pengungkapan kasus narkoba tahun 2015 s.d 2017 di Cianjur, mencapai 76 kasus dengan 83 orang tersangka. Adapun total barang buktinya: shabu seberat 185,64 gram, ganja seberat 2.152,89 gram, dan obat-obatan berbagai merk sebanyak 27.599 butir.

Terus terang, kami sangat kaget menerima kabar tersebut. Tidak mengira, narkoba sudah sedemikian kuat pengaruhnya dan sangat dekat keberadaannya dengan kami. Dan yang semakin membuat kami tercengo, disampaikan bahwa para korban/pengguna narkoba tersebut sebagian besarnya adalah anak-anak dan remaja.

Pantas saja, presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, dalam pidato kenegaraannya beberapa waktu yang lalu sampai menegaskan, "Indonesia Darurat Narkoba"!

Pak Kepala BNN pun menyampaikan, berdasarkan penelitian puslitkes bekerja sama dengan BNN tahun 2014, didapatkan data 12.044 orang meninggal dunia pertahun atau 33 orang perhari akibat dampak penyalahgunaan narkoba. Dan di Cianjur itu sendiri, terdapat jumlah residen yang direhabilitasi periode Januari s.d Desember 2017, mencapai 448 orang.

Duh, sedemikian hebatnya benda kecil bernama narkoba itu.

Jika menilik pada artinya, narkoba itu sendiri sebenarnya adalah zat/obat yang berbentuk tanaman atau bukan tanaman yang apabila dikonsumsi secara berlebih dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, hilangnya rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan. Jenisnya, menurut Undang-undang nomor 35 tahun 2009 dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 41 tahun 2017, ada 3 golongan.

Golongan 1, hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berpotensi "sangat tinggi" untuk ketergantungan, di antaranya: heroin, shabu, ganja, ekstasi, kokain, crocodile, flakka, psilosibina, tanaman khatlsd, dan tembakau gorilla.

Golongan 2, untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berpotensi "tinggi" untuk ketergantungan, di antaranya: metadon, fentanil, fetidin, dan morfin.

Dan golongan 3, untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berpotensi "ringan" untuk ketergantungan, di antaranya: codein, bufrenorpine, dan subukson.

Dalam materi sosialisasinya, Pak Bsuki juga menyampaikan mengenai faktor-faktor penyebab ketergantungan narkoba dan dampak penyalahgunaannya. Mengenai faktor penyebab ketergantungan, meliputi faktor pribadi, faktor keluarga, faktor sosial, faktor kelompok/organisasi, dan faktor ekonomi. Sedangkan dampaknya, meliputi dampak fisik, fsikis, sosial, reproduksi, ekonomi, dan hukum.

Hal-hal inilah sepertinya yang wajib kita waspadai, sehingga kita akhirnya dapat mencegah diri kita dan atau anggota keluarga menjadi pengedar/pengguna narkoba.

"Bagaimana sih caranya, supaya kita dapat mengenali para pengguna narkoba yang barangkali ada di sekitar kita?" Tanya Pak Zainal, salah satu guru kami.

Pak Basuki, yang ceritanya akan pensiun 3 tahun lagi itu pun menjelaskan, bahwa terdapat beberapa indikasi yang dapat dengan mudah dikenali. Misalnya: jalan sempoyongan, bicara pelo, apatis, sering kelihatan mengantuk, kebersihan dan kesehatannya tidak diperhatikan, sering mengurung diri, emosional atau agresif, dan menghindari berkomunikasi dengan orang. Adapun secara lebih jauhnya, kita dapat menemukan banyak bekas sayatan atau suntikan di lengannya dan atau adanya kepemilikan alat hisap atau alat suntik.

Akhirnya, kondisi akibat penggunaan narkoba pun tidak dapat dihindarkan. Dan itu dapat pula kita kenali jika kita sudah mengetahui seseorang diindikasi sebagai pengguna. Kondisinya, orang tersebut akan membutuhkan dosis narkoba yang lebih besar dari sebelumnya, memiliki dorongan yang kuat untuk selalu mengkonsumsi, dan penyakitpun tak dapat dihindarkan, sangat mudah menjangkitinya. Jika penggunaannya tanpa perhitungan, akan menyebabkan overdosis di mana fungsi organ tubuh menjadi terganggu bahkan dapat mengancam jiwa.

Hemmmpp.. Seram juga ya mendengar penjelasan Kepala BNN ini. "Adakah anak kami di SMAN 1 Ciranjang ini yang tanpa kami ketahui dan sadari, dia menjadi pengguna atau bahkan pengedar narkoba?"

Sejenak, terbersit pertanyaan tersebut dalam hati saya. Ada ketakutan yang mulai menyeruak.

Ternyata, penjelasan Pak Basuki belum selesai. Sebagai penutup, beliau menyampaikan bahwa bisa kok menjadi orang sukses tanpa narkoba! Sebagai contoh: Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden RI ke-6), Abdullah Gymnastiar (Tokoh Agama), Chairul Tanjung (Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia), Ajip Rosidi (Sastrawan), Agasha Kareef Ratam (Juara Dunia Olimpiade Matematika), dan Maria Audrey Lukito (mahasiswa termuda di University of Virgina AS).

Tapi memang, tak bisa tutup mata juga tentang public figure yang terjerat narkoba. Di antaranya: Ahmad Wazir Nofiadi (Bupati Ogan Ilir), Profesor Musakkir (Guru Besar Universitas Hassanudin), Indra Iskandar (Anggota DPRD Pasuruan), Briptu Nova Andrian (Polisi Polres Kapuas Hulu), Serma BW (Tentata TNI AU), Ridho Rhoma (Penyanyi), dan Tora Sudiro (Aktor).

Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menjaga, bahu membahu mengambil bagian dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), terutama di Lingkungan Pendidikan. BNN tidak mungkin dapat merealisasikan cita-cita bangsa tersebut, jika tanpa dukungan kita.

Tidak usahlah muluk-muluk, langkah sederhana yang bisa kita lakukan sebagai pendidik misalnya: menyisipkan informasi bahaya narkoba di dalam pembahasan materi kita di kelas, menyanyikan lagu bertema bahaya narkoba bersama-sama di kelas secara kontinyu, atau melakukan pendekatan secara emosional dengan siswa.

Maka, mari kita gaungkan. "Perang melawan Narkoba!" Sehingga tercipta generasi bangsa yang lebih maju, agamis, dan tanpa narkoba.

Cianjur, 26 Januari 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post