CHANDRA

Oleh : Siti Setyo Rini

Entah awalnya bagaimana tapi tiba-tiba saja kami menjadi akrab karena sering berada di satu kegiatan yang sama. Aku dan Chandra. Hingga di suatu hari ada sepucuk surat untukku yang dibawa oleh seorang teman. Chandra tidak mengakui kalau surat itu darinya. Tapi aku tahu bahwa itu tulisannya. Aku sudah hafal bentuk tulisannya.

Keakraban kami mengalir begitu saja. Di mana ada Chandra pasti ada aku. Pun sebaliknya. Sampai seantero sekolah sudah hafal. Bahkan bapak ibu guru juga sudah mengetahui kedekatanku dengan Chandra. Semua orang mengatakan kalau aku dan Chandra adalah sepasang kekasih. Padahal tidak begitu. Diantara kami tidak ada ikatan apapun. Tidak ada kata cinta atau janji. Kami dekat sebagai sahabat. Tidak lebih. Tapi candaan teman-teman atau guru-guru tidak kami hiraukan. Aku menanggapinya dengan santai sambil tertawa-tawa. Chandra juga begitu. Dan kami terus melanjutkan aktivitas kami di sekolah dengan ceria dan indah.

Hingga di pagi itu, ketika Dewi, temanku, datang menghampiriku dan mengatakan dengan jelas tepat di telingaku sambil menunjuk seorang gadis manis bahwa gadis itu adalah kekasih Chandra. Entah mengapa aku langsung lemas dan berurai air mata di tempat itu juga. Lalu esok hari untuk pertama kalinya aku izin tidak masuk sekolah.