#TantanganGurusiana365 (Hari ke 128)

Perasaan senang muncul di kala buku datang. Buku tersebut bukan sembarang buku. Buku tersebut adalah buku Merdeka belajar dengan 100 gurusianer. Buku yang berisi implementasi merdeka belajar. Buku ini ditulis 100 gurusianer pada lomba Menulis Bulan Maret 2020 yang diadakan oleh Media Guru Indonesia (MGI). Ada 196 peserta yang mengirimkan naskah ke MGI. Kemudian diseleksi untuk diambil 100 peserta. Naskah dari 100 peserta ini diedit oleh tim editor MGI. Setelah proses pengeditan selesai kemudian dibawa ke proses cetak. Proses cetak selesai diteruskan dengan pengiriman ke 100 gurusianer sesuai pesanan.

Setelah buku berada di tangan 100 gurusianer, buku akan diapakan? Semua terserah gurusianer. Dibagikan ke teman-teman juga bisa. Ditumpuk di rumah sebagai kenang-kenangan juga bisa. Mau dijual? Juga bisa.

Jika ingin menjual buku tersebut. Dapat dilakukan dengan promosi ke media sosial. Zaman now, media sosial tidak hanya untuk menjalin atau menyambung pertemanan tetapi juga bisa untuk hal lain. Misalnya untuk promosi buku. Tanpa kita promosikan, orang lain tidak tahu jika kita membuat buku. Mempromosikan di media sosial bukan berarti sombong. Tetapi, memperlihatkan ke orang lain tentang karya kita. Apalagi jika buku tersebut bersifat edukasi atau inspiratif. Tanpa dipromosikan, materi edukasi tidak akan tersampaikan. Tanpa promosi, buku tersebut tidak akan mempengaruhi orang lain.

Bagaimana cara mempromosikan buku di dunia maya? Banyak sekali media sosial yang dapat dikunjungi sebagai tempat promosi. Misalnya facebook, whatsapp, instagram, telegram, atau ke blog sendiri. Dilansir **(censored)**