#TantanganGurusiana (Hari ke 97)

Pipolondo secara harfiah mungkin orang Jawa menterjemahkan sebagai pipone wong londo. Artinya pipanya orang Belanda. Sebenarnya pipolondo ini adalah sebuah singkatan. Pipolondo adalah singkatan dari ping poro lan sudo. Kata-kata itu berasal dari bahasa Jawa. Ping berarti perkalian. Poro berarti pembagian. Lan adalah penjumlahan. Sudo adalah pengurangan. Perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan merupakan 4 operasi dasar dalam matematika. Operasi dasar tersebut selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Orang sudah mengenal 4 operasi tersebut maka bisa menjalankan dunia perdagangan. Misalnya pedagang kecil di pasar tradisional. Mereka hanya mengenal 4 operasi tersebut sudah dapat menjalankan jual beli.

Pada umumnya orang akan mengatakan 4 dasar operasi hitung itu sebagai matematika. Penjumlahan diandaikan sebagai banyaknya subjek. Misalnya ada 4 ayam di halaman. Kemudian datang 3 ayam lagi yang menuju ke halaman juga. Jika pertanyaannya adalah banyaknya ayam yang di halaman maka orang akan menghitung dengan menggunakan penjumlahan

Pengurangan diandaikan sebanyak subjek yang hilang. Misalnya dalam aquarium ada 5 ikan. Kemudian 2 ikan tersebut mati. Jika ditanya banyaknya ikan yang masih hidup berarti dihitung dengan menggunakan pengurangan.

Perkalian diandaikan sebagai penjumlahan dengan bilangan yang sama atau penjumalahan berulang. Misalnya ada 5 keranjang. Masing-masing keranjang berisi 10 mangga. Jika ditanya banyaknya mangga maka dijawab dengan menggunakan perkalian, yaitu 5 x 10. Misalnya pada aturan pemakaian suatu obat. Biasanya ditulis 3 x 1 tablet sehari. Ini menunjukkan bahwa obat itu tidak diminum 3 tablet sekaligus, melainkan 1 tablet pada setiap kali minum. Minumnya tiga kali, yaitu pagi, siang, dan malam. Jika 3 tablet diminum sekaligus maka ditulis 1 x 3. Contoh lainnya :

6 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4

4 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6

Pada umumnya orang memandang pengertian a x b dengan b x a itu sama. Karena memang hasilnya sama. Perkalian pada bilangan bulat bersifat komutatif. Jadi hasil 4 x 6 dengan 6 x 4 hasilnya sama yaitu 24. Tetapi secara konsep artinya berbeda. Hal ini berbeda pada operasi penjumlahan yang memiliki konsep bersifat komutatif.

Pembagian diandaikan sebagai pengurangan berulang sampai habis. 24 : 6 = 4 artinya 24-6-6-6-6=0. Pengurangan berulang ini bisa diandaikan sebagai cerita. Misalnya ada 24 telur. Diambil 6 telur. Kemudian 6 telur tersebut dimasukkan ke plastik dan diikat. Diambil 6 telur lagi. Dimasukkan ke palstik dan diikat. Diambil 6 telur lagi. Dimasukkan ke plastik dan diikat. Ternyata masih ada sisa 6 telur. Telur tersebut dimasukkan plastik dan diikat. Ternyata telurnya sudah habis. Ada berapa plastik yang terikat yang berisi telur? Banyak plastik yang terikat itulah hasil dari 24 dibagi 6. Bisa juga pembagian diartikan sebagai invers dari perkalian. 24 dibagi 6 sama dengan berapa? 6 dikali berapa hasilnya sama dengan 24? Sehingga untuk mengajarkan pembagian pada siswa syaratnya siswa sudah mengenal perkalian. Perkalian dan pembagian saling berhubungan.

Perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan atau ping, poro, lan, sudo (pipolondo) secara urutan mengajarkan tidak seperti urutan tersebut. Itu hanyalah urutan untuk membuat singkatan pipolondo. Sebagai kata yang menarik. Hanya ditemukan di daerah Jawa.