Siti Suhelni

Kelahiran Medan generasi tahun 80'an merupakan sulung dari tiga bersaudara. Menjadi guru merupakan cita-cita sejak SMP. Dan Alhamdulillah dengan segala pu...

Selengkapnya
Navigasi Web

1. Berkunjung ke Ibu Kota Negara

Jakarta, 09 November 2019

Pukul 11.55 waktu yang sama dengan kampungku. Syukur Alhamdulillah, Sang Burung besi yang kutumpangi bersama ketujuh rekan telah mendarat dengan mulus tanpa suatu aral rintangan yang menghalangi. Udara panas menyeruak seketika menghampiri kulitku. Bandara Soekarno-Hatta selama ini hanya mendengar nama melalui berita di televisi. Namun hari ini serasa mimpi dengan rasa syukur yang tak berhingga ke hadirat Mu Illahirabbi yang telah memberikan nikmat umur dan kesempatan berada dan berkunjung ke Ibu Kota Negara Indonesia tercinta, Jakarta. Apa lagi keberangkatanku ini tidak dengan mengeluarkan biaya sendiri.

Aku seorang insan biasa yang sehari-hari berada di ruangan dan bercengkerama bersama tunas-tunas bangsa untuk mengasuh dan mengasah alam pikiran mereka. Hal yang merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan bisa merasakan hawa kota ini. Mungkin bagi sebagian orang berada di Jakarta hal yang biasa dan lumrah dilakukan bahkan mungkin sudah merasa bosan dengan segala hiruk pikuk dan kemacetannya.

Malam itu pukul 23.45, aku dengan diantar oleh suami mengendarai kuda besi dari Jepang meninggalkan rumah menuju simpang jalan raya untuk menaiki bus menuju ibu kota provinsi. Sebelum kaki ini melangkah ke pintu luar, hati ini merasa iba dan sendu harus meninggalkan para buah hati tersayang yang terbuai di alam mimpi.

“Ibu akan pergi sesaat lebih kurang seminggu lamanya”. “Semoga anak-anakku selalu berada dalam lindungan Mu ya Allah”. “Doakan perjalanan ibu lancar dan selamat sampai tujuan”. Ku bisikkan kata-kata itu dalam hati ibu melalui telingamu anakku semoga engkau mendengarnya melalui mimpi indahmu. Lalu ke kecup kening dan pipimu serta menyematkan doa untukmu sayang semoga engkau selalu sehat dan selalu dalam penjagaan Sang Khalik selama Ibu tidak berada di dekatmu. Dan esok pagi di saat terjaga dari tidur kau tidak menangis lama. Ketika engkau memanggil ibu namun ibu tidak menghampiri melainkan Ayah lah sebagai pendamping untuk tujuh hari ke depan. Tidak hanya ayah, di saat ayah berangkat bekerja di pagi hari ada Mbah Kakung yang selalu setia menghampirimu dan mengantarkanmu ke rumah nenek dan engkau berada dalam pengasuhan bibi “adik ibu” sepanjang siang hari. Seperti biasanya saat ibu pergi ke sekolah dan di sore hari kita akan bersua namun tidak untuk tujuh hari ke depan.

Terbang bersama Sang Burung besi merupakan pengalaman pertama yang mendebarkan dan mengagumkan. Betapa rasa syukur tak hentinya diriku bertahmid di dalam hati selama masa perjalanan dari Padang menuju Jakarta. Wahai Zat Yang Maha Tinggi Aku berserah diri ke hadirat Mu untuk hidup dan matiku, selamatkanlah kami semua sampai ke tujuan masing -masing.

Keberangkatan saya bersama rombongan ke Jakarta adalah dalam rangka menghadiri undangan dari P4TK Bahasa, untuk mengikuti Pembekalan Guru Inti pada Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi. Kegiatan yang kami ikuti ini merupakan penghargaan luar biasa bagi guru di daerah karena kami mendapat pengalaman dan wawasan baru dari para narasumber hebat yang nantinya ilmu itu akan kami transfer pula kepada rekan-rekan sesama guru di daerah masing-masing.

Selama seminggu berada di Jakarta membuat ku bangga dengan ibu kota ini. Selama perjalanan dari bandara menuju hotel tempat menginap aku melihat gedung pencakar langit di mana-mana. Kebersihan dan kehijauan kota Jakarta sudah mulai nampak yang mana di setiap jalur ada pepohonan dan bebungaan yang ditanam dan dirawat dengan cukup tertata apik.

Jakarta seperti kota tanpa tidur seminggu berada di sana dengan menginap di hotel yang menghadap ke jalan raya seolah tiada henti kendaraan berlalu lalang. Waktu subuh yang lebih awal tentunya orang-orang di sana akan lebih dahulu terjaga dibandingkan dengan waktu subuh di daerahku. Begitu juga dengan kepulangan jam kantor kala itu jam sudah menunjukkan pukul 20.00 Wib, aku melihat melalui jendela kamar hotel orang-orang yang pulang kerja masih bergelantungan di atas bus trans Jakarta untuk menuju ke rumah masing-masing.

Berada di kota ini aku berpikir betapa hidup ini penuh dengan persaingan yang begitu ketat untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan dan hal ini sangat berbeda tentunya dengan situasi di daerah. Jakarta dengan segala problematika hidup membuatku lebih bersemangat dalam mengarungi kehidupan ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post