Siti Suhelni

Kelahiran Medan generasi tahun 80'an merupakan sulung dari tiga bersaudara. Menjadi guru merupakan cita-cita sejak SMP. Dan Alhamdulillah dengan segala pu...

Selengkapnya
Navigasi Web

Demi Cinta ku Pada mu Pangeran Abu, Si Pejantan Tangguh

Memelihara kucing sudah merupakan kegemaranku sedari kecil. Aku menyukai kucing karena dia mempunyai bulu yang halus, lucu dan imut. Ketika kecil aku mempunyai kucing kesayangan yang bernama si Belang. Karena bulunya berwarna tiga macam. Tetapi sungguh tragis nasib si Belang karena dia tewas tertabrak motor. Aku masih ingat saat Bapak menguburkan si belang aku menangis meraung-raung seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup ku. Dan setiap menjelang sore aku selalu mengunjungi makam kucing ku, selalu ku bawa bermacam bunga dan membacakan Al Fatihah untuknya. Hi…hii..hiii kalau teringat masa kecil ku terkadang aku tertawa sendiri.

Pernah juga suatu ketika aku mempunyai kucing kampung yang bernama si Manis karena dia berwarna hitam dan putih. Kucing ini adalah kucing jantan. Namun dia menghilang dan tak pernah kembali lagi ke rumah. Aku sudah berupaya mencari ke sana kemari namun tidak bersua jua.

Saat ini aku mempunyai seekor kucing jantan yang bernama Pangeran Abu. Kenapa ku beri nama tersebut?. Pertama, karena dia adalah kucing jantan yang berwarna abu-abu, kucing ini datang dengan sendirinya ke rumah untuk meminta makan, saat aku pulang dari sekolah. Kedua, dia suka tidur di atas tungku abu yang berada di belakang rumah walaupun sudah diberi tempat khusus yang beralaskan handuk tebal namun dia tetap nyaman tidur di atas tungku tersebut. Dan ketiga, aku memaknai kata “Abu” sebagai Bapak. Dia merupakan bapak kucing-kucing yang ada di sekitar rumah ku dan karena itu pula ia ku beri gelar tambahan dengan pejantan tangguh.

Pangeran Abu lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk berada di luar rumah. Dia suka berpetualang mencari para betina untuk diajaknya berkencan. Dia juga suka berkelahi dengan sesama penjantan lainnya untuk berebut makanan dan apa lagi berebut kucing betina. Namun setiap pertarungan yang ku lihat Pangeran Abu lah pemenangnya. Terkadang dia berhasil mendapatkan mangsa seekor tikus besar yang ia bawa masuk ke rumah sebagai santapan yang lezat.

Ketika Pangeran Abu tidak mendapatkan mangsa di luar maka ia bergegas pulang ke rumah untuk meminta makan. Saat lapar dia akan terus mengeong sampai dia mendapatkan makanan. Suatu hari menjelang sore aku baru pulang sekolah, dia mengikuti dan mengeong tiada henti yang menandakan kalau dia sedang lapar berat. Setelah berganti pakaian ku buka tudung saji sudah tidak ada apa-apa. Semua lauk-pauk sudah dihabiskan oleh anak-anakku.

Aku berkata, “Wahai Abu tolong sabar sebentar ya aku akan memasak goreng ikan untuk mu” seolah-olah engkau mengerti dengan perkataan ku. Suara eong mu pun berhenti. Ku ambil ikan dari dalam kulkas lalu ku lumuri dengan jeruk nipis dan garam. Ketika akan mengambil minyak goreng ternyata minyaknya habis. Maka dengan sigap aku ambil langkah seribu pergi ke warung sebelah untuk membeli Bimoli. Tidak berapa lama aku kembali ke dapur dan menuangkan minyak ke kuali lalu menyalakan api kompor. Saat minyak telah panas ternyata ikan yang akan ku goreng berkurang dua potong. Aku heran kemana perginya ikan ku di dalam mangkok ini, ya? Lalu aku menduga ini pasti ulah Pangeran Abu. Ternyata benar dugaan ku Abu telah mencuri ikan ku. Dan memakannya di sudut dapur. Aduh, betapa marah dan kecewanya diriku melihat kelakuan mu Abu. Engkau menjawab dengan mengatakan, “mau…mau…mauu…mauuuu”. Setelah emosi ku reda aku tersadar kembali mungkin Pangeran Abu merasa sangat lapar hingga dia tidak bisa menahan bau ikan yang menggoda.

Akhirnya aku mengikhlaskan kelakuan mu yang telah mencuri ikan ku. Demi cinta ku pada mu “ Pangeran Abu” aku telah memaafkan mu. “Dan maaf kan aku ya, yang telah kesal terhadap mu. Terkadang kekosongan isi perut bisa membuat kita nekad seperti yang dilakukan oleh Pangeran Abu. Hendaknya manusia jangan sampai berbuat demikian karena manusia akan lebih tinggi derajatnya jika ia bisa mengendalikan hawa nafsunya berbeda dengan kucing dia hanya punya naluri di saat lapar ya harus “makan”.

Profil Penulis

Terlahir tiga puluh tujuh tahun yang lalu sebagai putri sulung dari tiga bersaudara dengan nama yang indah pemberian Bapak dan Ibu. Siti Suhelni kalau di rumah biasa dipanggil Eni, sedangkan di sekolah lebih akrab dipanggil Siti. Saat ini mengabdi sebagai tenaga pendidikan di sebuah SMP. Ingin menjadi guru yang menyenangkan bagi peserta didik. Sedari kecil mempunyai hobi membaca dan kini mencoba untuk menulis karena dengan menulis bisa mengurangi dosa. Hi…hii….hi… kira-kira apa hubungannya, ya????

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, pangeran kelaparan hingga harus mencuri. Yap, dimaafkan saja yah Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik

30 Dec
Balas

Terima kasih, bunda. Telah sudi mampir.

30 Dec
Balas



search

New Post