Siti Zulaichah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING DI SMK BHAKTI PERSADA KENDAL DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN UNTUK MENDAPATKAN PEKERJAAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, semua warga sekolah dari kepala sekolah sampai karyawan memiliki peranan yang sangat penting karena mereka merupakan sumber yang sangat menguasai informasi tentang keadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran dan realistik.

Sesuai dengan Permendikbud No 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, dinyatakan bahwa tujuan umum Bimbingan dan Konseling adalah membantu peserta didik agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.

Peran bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat penting untuk memajukan mutu sebuah sekolah. Karena jika kita lihat pada masyarakat pada umumnya sebuah sekolah atau lembaga pendidikan secara umum dapat dikatakan berkualitas dengan cara melihat output yang dihasilkan oleh sebuah sekolah, dalam arti kata masyarakat akan menganggap sebuah sekolah itu berkualitas apabila siswa atau peserta yang dihasilkan memiliki kualitas dan memenuhi harapan yang masyarakat inginkan.

Ukuran kualitas lulusan tidak hanya diukur dari kematangan kognitif saja, akan tetapi ukuran seorang peserta didik bisa dikatakan berkualitas apabila dia sudah matang secara emosional, sosial, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, dapat mengembangkan bakat yang ada dalam dirinya, dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan juga yang paling penting yaitu kematangan moral, siswa bisa dikatakan berkualitas jika dia memiliki moral yang baik, baik itu moral yang berlandaskan kepada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat maupun moral yang ada dalam agama.

Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan Bimbingan dan Konseling benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelolah dalam suatu sistem manajemen yang bermutu. Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya yang ada.

Manajemen bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara matang agar tujuan dari sebuah lembaga pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang dibahas adalah bagaimana manajemen bimbingan konseling di SMK Bhakti Persada meningkatkan kompetensi lulusannya untuk mendapatkan pekerjaan.

C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan laporan best practice ini adalah untuk mengetahui manajemen bimbingan konseling di SMK Bhakti Persada meningkatkan kompetensi lulusannya untuk mendapatkan pekerjaan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai kajian ilmiah maupun langkah nyata alam hal manajemen pelayanan BK di sekolah-sekolah lain.

Adapun hasil penelitian ini berharap akan berguna antara lain:

1. Bagi Penulis, memberikan informasi dan menambah wawasan akan pentingnya penerapan manajemen BK di sekolah terutama di SMK yang lulusannya harus siap kerja.

2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan khususnya mengenai manajemen BK di SMK .

3. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan kependidikan dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sekolah

SMK Bhakti Persada adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang didirikan pada tahun 1996 di Kabupaten Kendal. Berdirinya SMK Bhakti Persada bertujuan membentuk serta membekali Siswa dengan Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup ( Life Skill ), sehingga diharapkan lulusannya mampu berperan dimasyarakat, hidup mandiri serta diterima di dunia kerja. Program keahlian yang ada di SMK Bhakti Persada adalah Akuntansi, Adminitrasi Perkantoran, Rekayasa Perangkat Lunak (Komputer), Farmasi (Apoteker) dan Teknik Sepeda Motor (Mekanik)

1. Visi dan Misi SMK Bhakti Persada Kendal

Melaksanakan proses pendidikan, pengajaran, serta pelatihan secara tertib, efektif sehingga menjadi sekolah dambaan masyarakat dengan visi utama Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan guna menghasilkan sumberdaya manusia yang berakhlak mulia, kompeten, berdaya saing tinggi sejalan dengan perkembangan iptek dan tuntutan dunia kerja

Misi utama pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di SMK Bhakti Persada Kendal yaitu:

1. Meningkatkan profisionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan dan pelatihan kerja.

2. Mengupayakan mutu layanan pendidikan kejuruan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan dunia usaha / industri.

3. Membekali perserta didik dengan imteg sehingga menjadi manusia berkharakter dan berakhlak mulia.

4. Melaksanakan sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

5. Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mandiri, sikap kerja di dunia usaha/dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi program keahliannya.

6. Mengoptimalkan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efesien untuk mendukung seluruh kegiatan pembelajaran.

B. Karakteristik Siswa SMK

1. Tujuan pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut mengandung makna bahwa pendidikan kejuruan di samping menyiapkan tenaga kerja yang profesional juga mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program kejuruan atau bidang keahlian.

2. Konteks sosial pendidikan kejuruan

Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial.

3. Konteks Ketenagakerjaan Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan harus lebih memfokuskan usahanya pada komponen pendidikan dan pelatihan yang mampu mengembangkan potensi manusia secara optimal. Meskipun pada dasarnya hubungan antara pendidikan kejuruan dan kebijakan ketenagakerjaan adalah hubungan yang didasari oleh kepentingan ekonomis, tetapi harus selalu diingat bahwa hubungan penyelenggraan pendidikan kejuruan tidak semata-mata ditentukan oleh kepentingan ekonomi.

Dalam konteks ini diartikan bahwa pendidikan kejuruan, dengan dalih kepentingan ekonomi, tidak seharusnya hanya mendidik anak didik dengan seperangkat skill atau kemampuan spesifik untuk pekerjaan tertentu saja, karena keadaan ini tidak memperhatikan anak didik sebagai suatu totalitas. Mengembangkan kemampuan spesifik secara terpisah dari totalitas pribadi anak didik, berarti memberikan bekal yang sangat terbatas bagi masa depannya sebagai tenaga kerja.

C. Manajemen Bimbingan dan Konseling

Pada prinsipnya manajemen memuat makna segala upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk bekerja sama dalam mendayagunakan sumber daya dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan. Apabila diterapkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana/prasarana) dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan. Prinsip-prinsip dalam Manajemen Pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi : planning, organizing, staffing, leading & controlling.

D. Manajemen Layanan Khusus BK SMK

Layanan BK yang dilaksanakan secara optimal harus melibatkan semua pihak yang terkait, seperti kepala sekolah, guru BK, guru bidang studi, karyawan sekolah, orang tua siswa, komite sekolah, dan tokoh masyarakat, proses untuk membuat suatu keputusan mengenai tujuan yang ingin dicapai, program dan jenis layanan yang akan diberikan kepada siswa, serta siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan programnya nanti, hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Layanan khusus BK SMK, bertujuan agar pencapaian hasil dapat berkontribusi bagi tujuan pendidikan di sekolah. Untuk program perencanaan BK yang efektif dan efisien, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang hambatan dan antisipasi terhadap kegagalan yang terjadi.

E.Pelaksanaan Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMK Bhakti Persada Kendal

Aktualisasi pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling yang terarah dan sistematis merupakan manifestasi dan akumulasi pelayanan bimbingan dan konseling sehingga merupakan salah satu indikator kerja konselor. Selanjutnya dengan manajemen bimbingan dan konseling yang sistematis dan terarah yang baik pada gilirannya akan memberikan panduan pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling sekaligus menghilangkan kesan bahwa konselor bekerja sifatnya isedental dan bersifat kuratif semata – mata. Berdasarkan hal tersebut, maka implementasi pelaksaanaan manajemen bimbingan dan konseling disekolah, yang kaitannya dengan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Dasar yang menjadi acuan dari penulisan ini adalah pengalaman yang didapatkan penulis pada saat melakukan observasi di SMK Bhakti Persada Kendal yang ternyata kebanyakan ditemui fakta – fakta yang sama mengenai implementasi pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling yaitu:

1. Planning (Perencanaan)

Planning atau perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan serta sumber yang untuk mencapai tujuan itu seefektif mungkin dan seefesien mungkin. Secara umum perencanaan merupakan pedoman yang memberi arah pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam mencapai tujuannya. Wujud perencanaan adalah persiapan – persiapan sistem, teknik, metode, fasilitas, personalia, waktu, dan pencapaian aktivitas Bimbingan Konseling. Keseluruhan aspek tersebut tidak dibahas satu persatu namun terangkum dalam program Bimbingan dan Konseling. Perencanan program harus memenuhi aspek terkait kebutuhan – kebutuhan para siswa, sejauh mana kebutuhan – kebutuhan tersebut telah dapat terpenuhi pada kondisi sekarang, dan bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan lebih baik yang menyangkut kemampuan sekolah mewujudkan jenis bantuan tertentu berdasarkan potensi dan daya dukung personil, keuangan, sarana – prasarana, waktu, maupun kebijakan. Untuk mengetahui kebutuhan – kebutuhan tersebut perlu dilakukan assesmen

Dalam perencanaan ini konselor sekolah rata – rata telah melakukan perencanaan yang baik, yaitu dengan memperhatikan sebagai berikut:

a. Analisis kebutuhan/permasalahan siswa,

b. Penentuan tujuan yang ingin dicapai,

c. Analisis situasi dan kondisi sekolah,

d. Penentuan jenis kegiatan yang akan dilakukan,

e. Penentuan teknik dan strategi kegiatan,

f. Penentuan personil – personil yang akan melaksanakan,

g. Perkiraan biaya dan fasilitas yang digunakan,

h. Mengantisipasi kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, dan

i. Waktu dan tempat artinya kapan kegiatan itu akan dilaksanakan dan dimana kegiatan itu akan dilakukan.

Perencanaan yang dilakukan oleh konselor sekolah telah dilakukan dengan matang, hal tersebut terbukti dengan banyaknya pertimbangan yang harus diperhatikan oleh konselor untuk merencakan program bimbingan dan konseling. Perencanaan yang telah matang ini bertujuan untuk menunjukkan eksistensi bahwa konselor itu benar – benar bekerja sistematis dalam pembuatan program, bukan isidental. Karena didapati banyak guru yang masih menganggap konselor itu sebagai guru yang tidak memiliki perencanaan yang baik. Dengan adanya perencanaan yang baik yang dilakukan konselor, maka kesan buruk itupun sedikit demi sedikit telah mulai berkurang.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Perencanaan yang matang saja tidaklah cukup untuk membuat progaram bimbingan dan koseling. Selanjutnya tahap yang harus dikerjakan oleh konselor adalah organizing atau pengorganisasian, yaitu proses untuk merancang, mengelompokan, dan mengatur serta membagi – bagi tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi bimbingan dan konseling, agar tujuan dari organisasi bimbingan dan konseling dapat dicapai dengan efisien. Konselor sekolah menentukan siapa saja pihak – pihak yang dilibatkan, sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan. Biasanya konselor sekolah melibatkan semua stakeholder sekolah untuk membantu pembuatan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling, yaitu dari penjaga sekolah/satpam, ibu kantin, cleaning servis, guru mata pelajaran, wali kelas, wakil kepala sekolah, sampai dengan kepala sekolah.

Pengorganisasian ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan bimbingan dan konseling, meningkatkan pemahaman terhadap stakeholder dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, membangun komunikasi dari berbagai petugas bimbingan dan konseling sehingga terjadi persepsi yang sama, dan membangun dan menetapkan akuntabilitas dalam layanan bimbingan dan konseling (Sugiyo, 2011)

Pengergonisasian ini sering kali menemui banyak kendala, yaitu sebagai berikut:

a. Kurangnya pengetahuan mereka mengenai pentingnya bimbingan dan konseling,

b. Terjadinya banyak kesalahpahaman mengenai bimbingan dan koneling disekolah

c. Kurangnya pengetahuan mereka mengenai peran konselor dan kedudukan bimbingan dan konseling disekolah

d. Masih banyaknya pihak yang menganggap bahwa bimbingan dan konseling adalah tidak penting

e. Banyak guru mata pelajaran yang menganggap guru BK/Konselor sekolah adalah guru yang suka mengganggu pelajaran, karena sering memanggil siswa disaat jam pelajaran.

Banyaknya kendala tersebut tidak menyurutkan semangat para konselor sekolah untuk melakukan pengorganisasian. Mereka para konselor sekolah yang asalnya banar – benar dari jurusan bimbingan dan konseling akan melakukan pendekatan – pendekatan untuk membenahi kesalahpahaman yang terjadi. Tetapi jika dalam sekolah tersebut konselor sekolahnya berasal bukan dari jurusan bimbingan dan konselinng, maka mereka akan tetep membiarkan hal ini berlanjut. Hal tersebut dikarenakan, untuk menjelaskan kesalahpahaman tersebut, dia tidak memiliki dasar yang kuat.

Untuk mengatasi kendala – kendala dalam pengorganisasian, konselor sekolah menjalin komunikasi yang baik dengan stakeholder lainnya. Menjelaskan peran stakeholder dalam kaitannya pelaksanaan pemberian layanan bimbingan dan konseling. Dengan komunikasi yang terjalin dengan baik diantara stakeholder, maka kendala – kendala yang sebelumnya terjadi akan sedikit demi sedikit teratasi. Dengan seperti itu, stakeholder lainnya akan mengerti tugas dan peran mereka dalam membantu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Manurut konselor sekolah yang panulis ketemui, intinya dari pengorganisasian ini adalah harus membina hubungan komunikasi yang baik diantara stakeholder, dengan seperti itu akan membuat tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi.

selain itu, pelibatan orang-orang dalam organisasi bimbingan dan konseling ini tidak hanya semata-mata dari personel sekolah akan tetapi dari pihak diluar sekolah. Pelibatan orang-orang tersebut sebagai koordinasi dapat membantu dalam menetapkan hubungan antar personalia dan sumber daya yang lain termasuk stakeholder lain diluar lembaga sehingga dapat berfungsi secara optimal.

3. Actuating (Penggerakan)

Actuating atau penggerakkan adalah fungsi fundamental dalam pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling disekolah. Diakui bahwa usaha – usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat sangat vital , tetapi tidak akan terjadi output secara konkrit yang dihasilkan tanpa ditindak lanjuti kegiatan untuk menggerakkan stakeholder sekolah untuk melakukan tindakan.

Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik,dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif, efesien dan ekonomis.

Setelah konselor merencanakan dan mengorganisasiakan langkah berat selanjutnya adalah penggerakkan. Langkah ini adalah langkah yang tersulit. Hal tersebut dikareakan kurangnya komunikasi dan koordinasi diantara stakeholder sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Stakeholder sekolah banyak yang masih egois dengan kepentingan mereka sendiri dan menganggap bahwa kegiatan bimbingan dan konseling adalah tidak penting. Sehingga kebanyakan dari mereka dalam pelaksanaannya tidak dapat membantu banyak. Walaupun sebelumnya pada tahap pengorganisasian mereka menyanggupi untuk membantu dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, tapi pada kenyataannya pada saat mereka dibutuhkan kadang mereka tidak ada dan kadang mereka menghindar. Dengan alasan mereka juga mempunyai banyak tugas dan kepentingan sendiri. Sehingga pada saat penggerakkan ini kadang tidak dapat berjalan susuai dengan apa yang telah direncanakan. Konselor sekolah tidak jarang melakukam kegiatan apapun sendiri tanpa ada bantuan dari stakeholder lainnya.

4. Controlling (Pengawasan)

Controlling atau pengawasan adalah proses pengamatan dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling guna menjamin bahwa semua layanan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Controlling dalam bimbingan dan konseling yaitu bagaimana mengawasi, mensupervisi dan menilai aktivitas layanan bimbingan dan konseling apakah bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang telah direncanakan. Pengawasan dalam bimbingan dan konseling dilakukan pengawas yang berasal dari Dinas Pendidikan dimasing – masing kabupaten serta kepala sekolah. Pengawasan ini dalam kenyataannya hanya digunakan sebagai formalitas saja. Pengawasan yang dari Dinas Pendidikan hanya terjadi sekali dalam satu semester. Itupun yang diperiksa hanya administrasi saja. Bukan mengawasi dari pelaksanaannya. Hal tersebut menyebabkan banyak konselor sekolah sibuk melakukan administrasi, tetapi tidak melakukan layanan. Karena mereka kebanyakan hanya dituntut dengan administrasi dan administrasi. Tetapi ada juga konselor sekolah yang benar – benar selalu melakukan layanan, tetapi malah melupakan administrasi. Hal tersebut dalam saat penilaian juga akan menyulitkan.

Sedangkan penilaian atau pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah hanya terbatas dari pengamatan saja. Kepala sekolah mengamati apakah bimbingan dan konseling disekolah berjalan dengan baik atau tidak, bagaimana tanggapan siswa mengenai kegiatan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dan bagaimana tanggapan guru mengenai pelaksanaan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling. Jadi dalam melakukan pengawasan ini, kepala sekolah tidak melihat administrasi. Kepala sekolah hanya bisa pengamati yang bisa dilihat saja. Hal tersebut dikarenakan banyak administrasi dalam bimbingan dan konseling sehingga tidak memungkinkan untuk melihat secara keseluruhan, disamping itu juga kurangnya pengetahuan kepala sekolah mengenai peran dan tugas konselor sekolah.Jadi dalam pelaksanaan controling ini, kebanyakan tidak dilakukan dengan secara maksimal. Pelaksanaan hanya dilakukan untuk formalitas saja.

F. Penerapan Manajemen Bimbingan Konseling di SMK Bhakti Persada Kendal.

Layanan bimbingan BK di SMK Bhakti Persada mampu membantu siswa menyelesaikan tugas perkembangannya di bidang karier yang berada pada tahap eksplorasi dengan membantu siswa mencari dan menemukan bidang karier yang cocok dengan dirinya. Layanan bimbingan konseling di membantu siswa agar mampu:

a. Mengembangkan kesadaran akan perlunya penerapan yang lebih khusus dari tujuan karier;

b. Mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna menerapkan tujuan karier;

c. Melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat guna memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang mendukung pekerjaan, latihan dalam jabatan, dan mengejar latihan lebih lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan setelah sekolah lanjutan yang mengantarkan siswa pada kualifikasi untuk suatu pekerjaan khusus.

G. Bidang Bimbingan Konseling di SMK Bhakti Persada Kendal

a. Bimbingan Pribadi

Merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dalam hal memecahkan masalah-masalah yang sangat kompleks dan bersifat rahasia/pribadi sekali misalnya, masalah keluarga, persahabatan, cita-cita, dan sebagainya. Misalnya pada siswa remaja, mereka berhadapan dengan aku-nya yang lain dari pada sebelumnya.

b. Bimbingan Sosial

Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.

Bimbingan pribadi-sosial merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.

c. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah layanan bimbingan yang diberikan pada siswa untuk membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

d. Bimbingan Karir

Bimbingan karir adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membantu individu (peserta didik) dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu individu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.

Peran bimbingan dan konseling karir sebagai pengintegrasi berbagai kemampuan dan kemahiran intelektual dan keterampilan khusus hingga sampai pada kematangan karir.

Peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan) karakteristik diri (minat, nilai, kemampuan, dan ciri-ciri kepribadian) yang darinya peserta didik dapat mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya. Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yag tersedia yang relevan dengan berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian peserta didik memperoleh dan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan (skill) yang dituntut oleh peran-peran kerja tertentu, Peserta didik mampu mengambil keputusan karir bagi dirinya sendiri, merencanakan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan perencanaan karir yang realistik bagi dirinya.

H. Jenis Layanan Bimbingan Konseling yang diberikan di SMK Bhakti Persada Kendal.

a. Layanan Orientasi

Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.

b. Layanan Informasi

Layanan informasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.

d. Layanan Penguasaan Konten

Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

e. Layanan Konseling Individual

Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.

f. Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

g. Layanan Konseling Kelompok

Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.

h. Layanan Mediasi

Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.

i. Layanan Konsultasi

Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain

I. Kegiatan Pendukung dalam Bimbingan Konseling di SMK Bhakti Persada Kendal

a. Aplikasi Instrumentasi

Aplikasi instrumentasi dapat bermakna upaya pengungkapan melalui pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur atau instrumentasi tertentu. Tujuan aplikasi instrumentasi adalah supaya diperoleh data tentang kondisi tertentu atas diri klien (siswa). Secara khusus, aplikasi instrumentasi juga bertujuan untuk memahami kondisi klien (siswa) seperti potensi dasarnya, bakat dan minatnya, kondisi diri dan lingkungannya, masalah-masalah yang dialami, dan lain sebagainnya

b. Himpunan Data

Himpunan data deskripsi atau gambaran adalah keterangan atau catatan tentang siswa, data bias. Penyelenggaraan himpunan data bertujuan untuk memperoleh pengertian yang lebih luas, lebih lengkap, dan lebih mendalam tentang masing-masing peserta didik dan membantu siswa memperoleh pemahaman diri sendiri. Komponen himpunan data atau pengumpulan data terkait dengan tiga komponen pokok, yaitu jenis data itu sendiri, bentuk himpunan data, dan penyelenggaraan himpunan data.

c. Konferensi Kasus

Konfrensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya. Konfrensi kasus bertujuan untuk mengumpulakan data secara luas dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dengan kasus (masalah tertentu) dalam rangka pemecahan masalah.

d. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah bisa bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat tentang siswa berkenaan dengan masalah yang dihadapinya dan menggalang komitmen antara orang tua dan anggota keluarga lainnya denga pihak sekolah.

e. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus adalah kewenangan konselor atau pembimbing untuk pemecahan yang baik secara keilmuan maupun profesi. Adakalanya kasus-kasus tertentu berada dalam kewenangan psikologi, dan penanganannya merupakan kewenangan psikolog atau psikiater. Alih tangan kasus atau layanan rujukan bertujuan untuk memperoleh pelayanan yang optimal dan pemecahan masalah klien secara lebih tuntas. Sedangkan secara lebih khusus, alih tangan khusus, tujuan alih tangan kasus terkait dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling.

J. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMK Bhakti Persada Kendal.

Evaluasi merupakan komponen penting dari program bimbingan konseling komprehensif guna memastikan akuntabilitas. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan nilai, program, kegiatan, dan staf dalam rangka untuk membuat keputusan atau mengambil tindakan tentang masa depan. Evaluasi akan mengukur pelayanan (evaluasi proses) dan hasil (evaluasi produk). Proses yang berkelanjutan ini memberikan informasi untuk memastikan perbaikan terus menerus pada program bimbingan dan memberikan arahan kepada perubahan yang diperlukan.

K. Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMK Bhakti Persada Kendal.

Untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan dan konseling, memantau kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugasnya, mencari jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar kearah pencapaian tujuan bimbingan dan konseling di sekolah. Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan konseling, memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa bimbingan konseling di SMK Bhakti Persada lebih ditekankan pada program kejuruannya (skill) dimana karakteristik bimbingan konseling harus disesuaikan dengan keahlian kejuruan yang dibuat pada sekolah yang bersangkutan. Perlu layanan yang maksimal dan manajemen yang terarah untuk meningkatkan kompetensi lulusan untuk mendapatkan pekerjaan.

B. Saran

Sebagai pelaksana utama manajemen BK, diharapkan personil BK dapat meningkatkan kerjasama dan selalu menjalin serta menjaga hubungan baik dengan semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan manajemen BK, sehingga manajemen BK dapat terlaksana dengan maksimal, karena manajemen BK bukan hanya tanggung jawab dari personil BK dan kepala sekolah saja, melainkan seluruh komponen yang ada di sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post