Sitti Asmah, S.Pd

Sitti Asmah, S. Pd, Seorang Tenaga Pendidik di MTs.N 1 Sinjai dengan mengampuh Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Lahir di Sinjai, 09 September 1979. Telah menika...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH SAPU LIDI SEPUH  Oleh Sitti Asmah

KISAH SAPU LIDI SEPUH Oleh Sitti Asmah

#Tantangan Menulis Ke1126

#Gurusiana_MGI Baru

#Cerita_Anak

KISAH SAPU LIDI SEPUH

Oleh: Sitti Asmah

*****************

Di rumah kecil milik Bu Siti tinggallah seikat sapu lidi. Sapu lidi itu pada awalnya menarik dan cantik. Ketiga anak Bu Siti biasanya memperebutkan sapu lidi tersebut jika ingin membersihkan halaman rumah. Namun, kini sapu lidi itu sudah sepuh. Perawakannya sudah tidak menarik lagi.

Sapu lidi merasa sedih karena sudah tidak dilirik apalagi diperebutkan oleh ketiga anak Bu Siti. Sapu lidi itu merasa tidak berguna lagi. Dia merasa tidak lama lagi akan tergantikan oleh sapu lidi yang muda dan cantik. Sapu lidi yang sudah sepuh itu tinggal merenungi nasibnya ke depan. Mungkin dia akan dibuang atau dipatahkan batang-batangnya yang sudah keropos. Semakin dia berpikir keras semakin parah keadaan dan bentuknya.

Saat sapu lidi yang sepuh itu melamun, pulanglah Bu Siti dari sekolah. Bu Siti tampak membawa sapu lidi yang cantik dan gemoy. Tak terasa air mata sapu lidi yang sepuh itu membanjiri tubuhnya yang telah uzur. Lamunannya selama ini sebentar lagi jadi kenyataan. Tugasnya akan diambil alih oleh sapu lidi yang baru. Kini sapu lidi yang sepuh itu menunggu detik-detik terakhirnya di rumah Bu Siti.

Esok harinya, di pagi yang cerah tepatnya hari Ahad ketiga anak Bu Siti berlarian membawa sapu lidi yang baru untuk digunakan membersihkan halaman rumah dari daun-daun yang bertebaran. Benar adanya si sapu lidi sepuh itu ikut dibuang bersama daun-daun kering ke tempat sampah oleh anak Bu Siti.

Sungguh malang nasib sapu lidi sepuh itu. Kini dia sudah tak berguna lagi. Dia pun sudah menjadi sampah, padahal dahulu dia yang jadi alat untuk membersihkan sampah tersebut. Namun, sapu lidi sepuh itu bersyukur pernah menjadi bagian terpenting dalam keseharian manusia terutama di keluarga Bu Siti.

Sapu lidi sepuh itu sadar bahwa tak selamanya dirinya sehat dan kuat untuk bekerja. Sekarang saatnya takdir hidupnya berakhir. Sapu lidi sepuh itu tersenyum tanpa dendam telah dibuang ke tempat sampah oleh tuannya. Dia malah merasa bahagia telah memberikan manfaat bagi manusia. Sapu lidi sepuh itu sadar akan takdir hidupnya. Sekarang dia ikhlas untuk pergi selama-lamanya.

Salam Literasi 💪💪💪

Sinjai_Sabtu, 10 Februari 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang menarik

10 Feb
Balas

Alhamdulillah terima kasih admin telah ditayangkan

10 Feb
Balas



search

New Post