Bismillahirrahmanurrahim

Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

KISAH POHON MANGGA

Oleh : Reni Fatimah

Suasana di depan rumah sangat rindang dan sejuk, sejak kehadiran pohon ini. Semakin membahagiakan setelah berbuah, dan mampu menghipnotis setiap orang yang lewat.

Mangga manalagi, terkadang tetangga menyebutnya mangga manatahan. Ya, karena rasanya yang manis, dan selalu berbuah lebat, dan tidak mempunyai rasa asam sama sekali. Mungkin diberi nama manalagi karena tiap makan kita minta dengan berkata 'mana lagi? ' saking enaknya. "Kak...minta mangganya" seorang teman menelepon. Aku ada di asrama, teman sudah berdiri di depan rumah dengan pagar terkunci.Ya..ujung-ujungnya tetangga depan rumah direpotkan.

Heran dengan buah mangga ini, tidak kenal musim berbuah. Namun, entah mengapa tetiba suatu hari putraku berkabar, kalau daunnya mengering dan gugur."Mungkin...pengaruh kemarau nak" jelasku risau. Dan akhirnya, tadi pagi harus ikhlas menebangnya.

"Masih ada pohon mangga yang satu lagi dekat pagar" aku bermonolog. Sedih juga rasanya, kalau mengingat jasa-jasanya. Pohon yang membawa keberkahan. Ada anak kecil meminta mangga yang masih muda, suatu hari, katanya ibunya yang minta. Ternyata ibunya ngidam buah mangga muda. Lain lagi, seorang ibu hampir jatuh karena saat melintasi jalan sambil mendongak."Singgah ibu..."sapaku sembari menyerahkan jolokan.

Kehadiran pohon ini dengan buahnya yang senantiasa menggoda untuk dicicipi, daunnya yang lebat diterpa angin, turut menciptakan suasana nyaman. Bila panen tiba, buahnya dijolok dan dibagi-bagikan ke tetangga. Namun, tetiba tadi pagi, suara gergaji mesin, meraung-raung meratakan.pohon itu dengan tanah.

Pinrang, 27 April 2024