Sitti Rahma

Lahir di Bone, 19 Nopember 1974, Tamat SMA thun 1993 di iSMA Neg 2 Watampone, kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri, UNHA...

Selengkapnya
Navigasi Web

Di Ambang Demaga ( Bag 3)

Di Ambang Dermaga ( Bag. 3)

Bermodalkan bahasa bugis, Winda mampu meraih hati salah seorang emak-emak paruh baya yang jualan di pulau kecil itu. Sedikit memperkenalkan dirinya dan mengutarakan maksudnya berada di pulau Lingayaen, hanya berpetualang seolah putus asa yang tak tau mau melangkah kemana, semata nyesak dan menyakitkan hati bila mengingat apa yang terjadi dalam keluarga kecilnya.

Akhirnya emakitu menawarkan Winda untuk tinggal sementara dengan dirinya. Karena tak ada tujuan, tak ada keluarga, dengan hati bersuykur diterima tawaran itu. Ia pun segera istirahat dan melepas penat di rumah Emak, walaupun kelihatan rumah sangat sederhana, Ia merasa nyaman dengan titik pandang terbentang luas ketika duduk diberanda rumahnya. Emak tinggal bersama cucunya yang masih SD,ditinggal mati ibunya karena sebuah kecelakaan . Winda sangat bersyukur dengan kehadiran teman kecilnya di rumah itu, setidaknya bisa mengobati luka nan perih hatinya yang belum juga sembuh.

Aktivitas baru Winda, setiap malam membantu Lola belajar mengerjakan PR-nya. Walaupun winda tidak tamat SMA, tapi berhitung, membacakan dongeng ,mengajari menulis indah, masih mampu dia lakukan. Sebenarnya dulu, ingin lanjut sekolah SMA, namun tidak ada sekolah yang dekat dari rumahnya, harus nyeberang pulau lagi dengan perahu, akhirnya tidak di iznkan untuk sekolah oleh neneknya.

Emak lola, begitu sapaan akrab dari tetangganya, mempertanyakan siapa wanita muda itu tinggal di rumahnya. Emak Lola yang merasa sedarah asal, bugis, maka ia memperkenalkan diri sebagai keluarga dari tanah bugis namun lama merantau di daerah Raha. Mereka sangat santun bila mendengarkan Ia orang bugis, karena di kenal sebagai orang yang tegas dan berani dalam tindakan.

Suatu malam, makin akrab rasanya Winda bercanda tawa dengan Lola, pelan-pelan ia lupa bagaimana rasanya sakit hati yang membawax sampai ke pulau Lingayen seakan membuang diri.

Emak Lola yang bermaksud ingin tahu apa dan bagaimana kejadian yang sebenarnya hingga Winda nekat lari dari rumahnya dan menambatkan diri di pulau ini tanpa arah dan tujuan, seolah membuang diri. Cara Emak Lola pelan-pelan, dia tahu carax bagaimana pendekatannya agar Winda sendiri yang becerita tentangnya, jadiseolah tidakmerasa dipaksa apalgi diinterogasi. Emak Lola tahu, apa yang dilakukan ini tidak benar, menampung gadis muda yang dalam pelariannya tanpa melaporkan ke pihak yang berwajib, bisa dianggap sebagi penculikan atau melindungi orang yang berbuat kesalahan, atau apalah istilah dalam tindakan hukumnya.

Kehadiran winda sangat mengobati Emak Lola , Ia memperlakukannya sebagai anak sendiri, mengingat anak semata wayangnya telah meninggal dalam kecelakaan tunggal. Keakraban pun kian jadi, Winda mulai sadar akan keterasingannya dipulau ini, menambatkan diri pada keluarga kecil yang menyayanginya, tiba-tiba teringat neneknya , yang ia tinggalkan, ada juga rasa penyesalan dan pilu mengingatnya. Winda mulai ingin bercerita dengan Emak Lola kejadian sebenarrnya yang akan mengrimkannya seolah terdampar di pulau penuh keteransingan ini.

Apa cerita Winda tentang dirinya? Apa amasalah Winda hingga nekat lari dari rumahnya? Kita ikuti episode berikutnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bu...judulnya kurang huruf dermaga nya...salam

18 Aug
Balas

Hahaha... trimkasoh Om Dino... jadi malu rasanya... bgitulah aqu kurang teliti. makasiihhh banyak udah mampir di gubuk reyooot ku

20 Aug

Hahaha... trimkasoh Om Dino... jadi malu rasanya... bgitulah aqu kurang teliti. makasiihhh banyak udah mampir di gubuk reyooot ku

20 Aug

Piawai menulis Cerpen. Mantap Bu Sitti. Semoga semakin sukses. Aamiin. Wassalamu'alaikum.

13 Aug
Balas

Hahaha...iseng iseng pak..baru pertama aja

20 Aug

Bagus ceritanya bunda, maaf saran penulisan kata " nya " jangan diganti dengan x. Penulisan nama orang diawali huruf kapital. Keseluruhan cerita keren, lanjut Bun

15 Aug
Balas

Masya Allah..trimakasih kritikannya..faktor kebiasaan itu bunda.

20 Aug



search

New Post