Sitti Rahma

Lahir di Bone, 19 Nopember 1974, Tamat SMA thun 1993 di iSMA Neg 2 Watampone, kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri, UNHA...

Selengkapnya
Navigasi Web
Di Ambang Dermaga ( Bag. ke-2)

Di Ambang Dermaga ( Bag. ke-2)

Di Ambang Dermaga

Isak tangis Winda didengar si Mbok karena tempat tidurnya hanya berbataskan dinding tripleks yang mmulai lapuk akibat rayap. Ketika si mbok bangun dan berjalan menuju kamar Winda , Cucu kenapa menangis? Tidak mbok teringat nenek saya tinggalkan. Sudahlah, besok pagi pulang yah, kasian neneknya mencar-cari Cucu entah kemana. “Tapi mbok…” Winda, melepaskan bantal yang dari tadi dipeluknya sebagai tempat tumpahkan air mata. Tapi kenapa? Ujar Mbok.. “ Aku tidak sanggup lagi disana… Ada keraguan menceritakan apa sebenarnya yang terjadi, kenapa neneknya, ada apa orang tuanya , atau kakanya.. masih terasa segan, belum saatnya ada orang lain yang tahu.

Coba ceritakan ke Mbok, biar tidak beban fikirannya, Ujar si mbok dengan bijak. Winda masih dalam keputusannya, bahwa ini rahasianya belum saatnya ada orang lain tahu. Winda kemudian bangun sambil pegang bantal, “Aku mau tidur dengan si Mbok saja”. Ujarnya. Bermaksud menenangkan hatinya, seolah si Mbok ini adalah jawaban rindu pada neneknya. Nenek yang dia tinggali sangat menyayanginya, tdk pernah dia tinggalakan namun ada satu hal yang membuat hatinya hancur berkeping-keping dengan tulang seperti remuk, jika mengingatnya.

Dalam kepura-puraannya tidur, tiba-tiba suara tokek ayam dari kejauhan menyadarkan fikran nya kalau waktu cepat beranjak menuju pagi. Ia pun mulai menenangkan rasa untuk tidur.

Esok harinya, Winda berkemas membantu si Mbok urus jualan Mienya, melayani pembeli, Seorang nelayan langgannya yang baru saja tiba, minta dibuatkan nasi goreng dengan segelas kopi, Tanpa mempedulikan Winda yang melayaninya, perbncangan akrab dengan si mbok kelihatannya pelanggan lama yang baik orangnya. Hati Winda mulai lagi diperhadapkan pada suatu pilihan yang berat, pergi nyebrang ke pulau sebelah atau balik ke rumah nenek. Dia kuncir perbincangannya kalau sebntar sore lagi ingin kembali melaut cari ikan yang mungkin sampai dulu ke pulau lingayen mengantar dua wisata asing yang akan berkunjung ke sana. Kesempatan untuk bisa ikut numpang, fikir Winda. Walaupun itu bukan tempat tujuannya, namun Ia mencoba pergi melangkahkan kakinya untuk melupakan masalahnya.

Sore kemudian, Ia siayap-siyap pamit sama si mbok, untuk ikut ke nelayan yang mengantarkan dua orang turis . Si Mbok yang tahu rencana Winda, tak berdaya mencegahnya, karena dia bukan siapa-siapanya. Ia hanya berpesan jaga diri baik-baik, semoga apa yang kamu cari bisa ketemu, dan ingat Mbok jika sudah balik lagi kesini. “ Mbok, aku pamit, terimaksih sudah mengizinkan aku nginap di sini. Saya akan tetap ingat Mbok, semoga saya bisa ketemu nenek yang dari Bapak, yang ada di kabupaten Bone, Sulawesi selatan. Entah bagaimana nantinya saya bisa kesana.

Si Mbok tau, usia remaja dalam kalutnya fikiran, tidak ada guna menasihainya apalagi memaksakan menerima saran Mbok, itu akan sia-sia. Jadi hanya berpesan semoga bisa ketemu di lain waktu.

Dalam perjalanan menuju pulau Lingayen, tiba-tiba kencang ombak perahu nelayan yang tidak seberapa besarnya terasa sangat bergelombak seakan mengguncang semua isi perut dan kepala yang akan tumpah menyatu. Astagfirullah, guman Winda dalam hati.. rasa takut dan kwatir membuatnya tak pernah berhenti istigfar, tahmid memohon di maafkan dan semoga diselamatkan.Amiin. Cuaca buruk , angina agak kencang dan gelombang pun agak tinggi sehingga membuat oleng kepalanya hingga tak sadarkan diri , tidur karena lelah dan pusing yang teramat, tak sanggup untuk duduk rapi, , hanya berselonjot dan menyandarkan kepalanya di tumpukan kardus milik nelayan, entah isinya apa.

Bagaimana cerita selanjutnya? Kapan bisa Winda ketemu nenek dari bapaknya? Dan Apa maslahnya sehingga ia rela meninggalkan nenek yang dari pihak mama nya? Ikti cerita selanjutnya.

# MarikiMenulis

# SatuHariSatuTulisan

#Tantangan Hari Ke-11

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post