Sitti Rahma

Lahir di Bone, 19 Nopember 1974, Tamat SMA thun 1993 di iSMA Neg 2 Watampone, kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri, UNHA...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ilalang... Pinjam Aku catatannya

Ilalang... Pinjam Aku catatannya

Ilalang… Pinjam aku catatannya

Rahel membuka kaca jendela mobil yang ditumpanginya, terasa angin segar membelai halus wajahnya hingga jilbabx tersingkap. Lama memandang keluar, terasa mulai pusing melihat pepohonan berkejaran dan jalan yang berliku, terasa perutnya jua ikut memuncah. Dampak mualpun tak terbendung, memuntahkan semua isi perutnya yang baru saja di isi seadanya .

Rasa pusing melilit kepala, Rahel mulai menutup matanya dengan rebahan disandaran kursi yang sudah di condongkan kebelakang. Laju mobil yang membawanya untuk pulang ke kampung begitu cepat, Rahel tertidur sampai mobil berhenti di rumah makan. Semua penumpang mobil tersebut sudah turun untuk meluruskan badan atau sedikit mengisinya dengan snack, nopi, ngeteh atau apa saja. Sopir mobil yang melihatnya tertidur pulas mencoba membangunkannya. Sudah sampai diKota? Tanya Rahel , belum singgah di rumah makan dulu. Silahkan turun dek mungkin mau ngopi, atau apalah jawab sopir. Rahel mulai mengucek matanya membetulkan titik pandangnya, kemudian turun dan memesan Theh panas dan mie instan rebus.

Seorang penumpang yang duduk disebelahnya, menyapanya, bagaiman dek sudah enak perasaannya, ? Iya bu, agak mendingan sedikit jawab Rahel dengan masih memaksakan tersenyum. Kira-kira berapa jam lagi yah bu sampai di kota Bone? Sekitar 2 jam mungkin, gak lama lagi dek, kenapa? Sering mabuk perjalanan memang? Biasa bu… terasa sakit kepala ini.

Mobil yang membawa mereka mulai cabut lagi melanjutkan perjalanan, Rahel sengaja memejamkan mata dan menyandarkan bahunya dikursi, Namun Ia tidak tidur, hanya menghndarkan pandangannya keluar, seolah-olah gunung dan bukit yang terlewati seakan berkejaran, dan melihat liku-liku jalanan sudah membuatnya pusing. Sesekali membuka kelopak matanya dan memandangi sekelilngnya, masih banyak jalanan, gunung, perbukitan dan rimbunan pepohonan yang alami, sebagian juga sudah di crop alat berat untuk pelebaran jalanan.

Lebih 10 tahun ia tinggal di Ibukota, dan sangat jarang mudik, mulai sejak kuliah hingga mendapatkan pekerjaan. Terlalu focus dengan karirnya,bahkan mengorbankan waktu untuk tidak cepat menikah.

Kali ini Rahel mudik untuk menghadiri resespsi pernikahan adek sepupunya, dan sekalian untuk ziarah ke makam Abah yang sudah bertahun-tahun tidak di lihatnya .

Mobil yang melaju cepat, terasa lincah di jalan yang berkelok-kelok, mungkin karena sudah terbiasa yah tiap hari, gumam Rahel dalam hati. Waktu tak terasa , mobil yang ditumpanginya sudah sampai depan rumah sepupunya,Ia mengeluarkan lembaran 100 ribuan ongkos angkot, tiba-tiba sopir mengatakan, maaf bu sewa mobil sekarang 125 ribu? Rahel kaget, terakhir naik angkot hanya 50 ribuan, sekarang lebih dua kali lipat naiknya. “Oh yah, maaf pak, saya tidak tau ongkos mudik, maklum udah lama gak pulang naiik angkot. Yah gak apa-apa bu.

Dalam hati juga merasa heran, koq mahal banget yah, atau aku yang sangat kelamaan gak pulang. Sambil menarik kopernya di lorong rumah yang berbatu, sesekali diangkatnya. Rahel memilih koper buksn karena banyak pakaian di bawah tapi menghindarikusutnya setelah di rapkan di rumah.

Dari jauh, ia melihat sosok sahabat kecilnya semasa SD duduk di balai-balai bawah kolong rumah sedang mengiris-iris sesuatu, tanpa rasa canggung, ia mengur.. Darnaaaa.. hei apa kabar, berapa kemanakan? Kabar baik, sudah dua . Kalau Rahel anaknya berapaan? Sela Darna, Jangankan anak, bapaknya aja belum ada,,heheh.. Rahel pun mendekati Darna sambil memeluknya erat-erat, Darna itu sahabat Rahel sejak kecil , banyak cerita indah yang tersave di memory mereka, suka duka dalam perkemahan, berjalan ke hutan sekedar mencari jambu yang dulu hutan di kampung masih sangat alami, sekarang sudah di ubah menjadi kebun.

Besok datang yah ke rumah, kita bernostalgia masa kecil kita di ladang, di hutan yang tersesat, main hujan dilapangan sampai setiap perkemahan kita selalu bareng, Kata Darna. Oke, trimakasih , Aku mau mandi dulu. Eh Dar… di hutan sana, masih ada gak ladang ilalang itu sering kita mencabuti bunganya yang putih halus , hingga kaki ku terperosok kebawah dan tertusuk duri? Masih Ada Rahel, tapi sudah tidak rimbun lagi seperti dulu. Besok yah di tunggu kerumah, Tanya Darna. Insya Allah saya datang , eh saya mauliat ankmu, lucu pasti yah.. weee,, Rahel anak saya pertama sudah kuliah, yang kedua, masih SMP, jauh perbedaan usianya. Masya Allah.. udah ada anaknya ynag kuliahan.. sementara aku??? Heheheh.. carikan juga jodoh yah… canda Rahel sambil ngakak . ( Bersambung..)

#MarikiMenulis

#TantanganMenulis

#TantanganHarike-3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

menarikkk

05 Sep
Balas



search

New Post