Reflesksi Diri….(sambugan)

Pembelajaran Satu semester terlewati yang keseluruhannya masih di lakukan secara Daring. Sebagai walikelas, hampir tiap hari aku melaporkan keadaan anak perwalian saya absensi atau kondisi pembelajarannya terhadap orang tua mereka, yang tergabung dalam grup paguyuban.

Efektivitas Pembelajaran daring inisangat tergantung kesadaran siswa sendiri untuk mengikuti secara full atau tidak. Sudah lazim diantara mereka banyak yang aktif sekedar absensi atau kerjakan tugas di akhir dan tidak mengikuti prosesnya karena factor kejenuhan. Harus bisa saling memahami dan kerjasama yang baik antara orang tua siswa dan guru untuk mengontrol belajarnya. Bagaimana tidak, kelelahan dan kejenuhan sudah menyatu rasanya, bukan hanya pada diri siswa tetapi justru keluhan yang banyak juga kami terima justru dari orang tua siswa yang sudah tak sanggup lagi terus memantau anaknya karena harus pula bekerja.

Haruskah kami ikutan jenuh juga? Sejujurnya bisa dikatakan iyah. Mencoba kembali merenung dengan situasi saat ini, apakah kita menyalahkan keadaan? Pantaskah kita berkeluh kesah? Tidak, mestinya kita bersyukur, masih di beri kesempatan untuk bebas menikmati udara segar dengan gratis. Taka da pula alasan untuk mengeluhkan pekerjaan kita, karena di luar sana mungkin banyak yang menginginkannya. Bijak memahami keadaan dan ikhlas menerima, jauh lebh baik dan menenangkan dari pada harus berkeluh kesah yang taka da ujung pangkalnya

Bertanya pada diri sendiri, apakah sudah maksimal memberi pelayanan pada anak-anak? Sudah bijakkkah kami memberi penilaian mereka yang tak pernah sekalipun kita bersua dalm proses belajar mengajar di kelas? Apakah adil jika kami menerapkan standar yang sama diantara mereka, sedangkan kita tahu, tiap anak memiliki bentuk dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Tapi kenapa kurikulum masih menetapkan istilah KKM yang harus sama di di tingkat satuan pendidikan.

Usai penerimaan rapor, tidak sedikit orang tua siswa mempertanyakan sistem pembelajaran semester genap, akankah seperti kemarin online 100%, kapan pertemuan tatap muka? Keterlibatan orang tua pada [embelajaran Daring, tidak sedikit yang mengeluhkan kecapaian mengontrolnya bahkan dinjlai tidak efektif. Walau jaringan internet full dan lancar, teknologi yang maju, kehadiran guru secara kedekatan fisik masih sangat diharapkan bahkan banyak yang menilai bahwa, guru tak bisa tergantikan apaun dalam proses belajar siswa. Kedekatan emosional antara guru dan siswa sangat memegang pengaruh untuk perkembangan peserta didik. Kehadiran guru dalam kelas sebagai figure yang di tiru dan digugu mampu memberi inspirasi peserta didik mengembangkan wawasannya.

#MarikiMenulis

#TantanganMenulis

#TantanganHarike-2