Ada dua momen yang saling berurutan pada akhir bulan oktober kemarin. Tanggal 28 dan 29, yakni peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Hari Sumpah Pemuda diperingati sebagai pengingat bahwa perjuangan Indonesia oleh para pemuda dalam merebut kemerdekaan didasari pada kesamaan tekad yang melahirkan sumpah pemuda meskipun dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Sejak saat itu persatuan dan kesatuan bangsa tumbuh.

Persatuan yang ditandai dengan tiga pernyataan itu menjadi amanah yang harus dijaga. Persatuan dalam menjaga keutuhan NKRI harga mati, tak boleh luntur oleh perubahan zaman.

Perbedaan merupakan sunatullah, mutlak adanya. Cerita peletakan batu hajar aswad oleh Rasulullah SAW perlu kita ingat kembali. Saat itu Rasulullah masih muda. Konflik itu diselesaikan oleh Rasulullah SAW dengan memberikan kesempatan pada masing-masing golongan untuk memegang ujung kain yang dibentangkan.

Rasulullah meletakkan batu pada kain itu. Perwakilan golongan itu kemudian membawa batu yang diletakkan di tengah kain. Tidak ada yang merasa disingkirkan dan masing-masing mendapat kesempatan yang sama.

Tentu banyak cerita menarik lainnya yang dialami Nabi Muhammad SAW pada masa mudanya. Beliau adalah sosok manusia mulia yang membawa perubahan besar pada kehidupan umat manusia.

Dua momen ini barangkali sebagai pengingat kita. Sumpah pemuda mengingatkan untuk tetap menjaga serta menguatkan persatuan dan kesatuan. Usaha-usaha untuk melakukan itu dapat kita teladani dari perilaku Rasulullah SAW.

Disarikan dari Esai "Menguatkan Persatuan dan Menghormati Perbedaan" oleh Khofifah Indar Prawansa, Gubernur Jawa Timur yang dimuat di Koran Jawa Pos tanggal 29 Oktober 2020.