Nutrisi Otak dengan Literasi
Membaca tulisan kawan lama saya, mengingatkan pada perjuangan dulu di organisasi yang sama. Kala itu masih dalam bangku kuliah. Meskipun beda kampus, namun kami tetap berjuang bersama.
Literasi adalah fokus perjuangan kami saat itu. Kawan saya yang sekarang bekerja menjadi Humas UMM masih konsisten dengan perjuangannya hingga sekarang.
Saya mengetahui itu dari story whatsapp-nya. Dia mengupload foto tulisannya yang dimuat dalam koran New Malang Pos. Owner Rumah Inspirasi Malang ini, membahas taman baca masyarakat sebagai solusi alternatif mendukung belajar di masa pandemi. Alasannya karena tidak semua daerah di Indonesia dapat mengakses internet, sehingga kesulitan untuk mencari penunjang belajar mereka. Keadaan ini sangat jauh berbeda dengan mereka yang berada di kota.
Saya sependapat dengan opini yang dia sampaikan. Belum banyak bahkan jarang sekali kita jumpai taman baca masyarakat di tempat tinggal kita. Tempat ini sebenarnya bisa menggantikan fungsi perpustakaan yang ada di sekolah atau madrasah.
Begitulah keadaan yang saya rasakan. Dulu buku adalah jendela dunia. Mungkin sekarang sedikit bergeser, jendela dunia bukan hanya buku. Apa itu? Semuanya pastilah sudah tahu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima Kasih bu Nurdalena Lm, salam literasi. Sukses juga untuk ibu.
Salam literasi! Semoga sukses Pak!