Menulislah dan Terus Menulis

Slamet Yuliono

Arek Malang, Jawa Timur

-------

BUKU mungil yang berjudul "BE A WRITER" karya Prof. IRo menjadi 'santapan' awal sebelum menuliskan artikel ini. Ada beberapa alasan mendasar, kenapa ini harus penulis lakukan. Pertama, takut salah. Meskipun ini bukan alasan mendasar bagi penulis pemula, karena saat mengikuti kegiatan pelatihan penulisan Prof. Guru selalu menekankan untuk menulislah apa saja dan tidak perlu takut salah. Salah dan benar waktulah yang akan menjawab.

Memotivasi untuk menulis apa saja dan jangan takut salah setidaknya telah dilakukan Prof. Guru dua kali bagi penulis, belum lagi dalam forum diskusi di WA bersama dengan anggota komunitas ini. Sudah tak terhitug jumlahnya. Tetapi takut membuat kesalahan yang serupa juga wajar dilakukan. Dan kunci dari menuju jalan yang lebih baik itu tentunya juga harus dilakukan. Itulah sosok cerdas dan orang yang berpikir.

Kedua, kesempurnaan itu hanya milik Allah. Tetapi menuju ke tahap dan tingkatan lebih baik dalam menulis perlu punya banyak bekal dan referensi yang cukup. Dan salah satu referensi itu adalah dengan banyak membaca, mendengar, dan kembali mengaktualisasi dalam model dan bentuk tulisan.

Mustahil dan tidak mungkin terjadi seseorang akan menjadi penulis jempolan tanpa dimulai dengan membaca dan mendengarkan kajian ilmu dari orang-orang yang sukses dalam kepenulisan. Mereka dipastikan gagal membuat tulisan yang 'ciamik' tanpa didasari dengan membaca, mendengar, dan menuangkan lagi hasil bacaan yang telah di cerna dalam tulisan.

Ketiga, menerima kritik dan masukan dengan lapang dada. Artinya, untuk penulis pemula dan baru mengenal dunia yang serba remang-remang ini dibutuhkan sarana efektif agar bisa cepat 'tanggap' dan 'lapang dada'. Tanggap dan lapang dada itu identik dengan dijatuhkan mental dan moralnya. Ibarat ingin menjadi prajurit yang tangguh dan bermental baja, dia harus siap diperlakukan dan 'dihinakan' demi membela bangsa dan negara, serta kesuksesan di masa depannya.

Keempat, memahami karakter tulisan yang dibuat. Tingkatan yang sudah masuk katagori menengah ataua tahap lanjut dibandingkan dengan sekedar merangkai kata demi kata untuk menjadi kalimat yang bermakna. 'Style' (gaya) yang dimunculkan sudah mengarah pada tahap menulis yang sebenarnya dan perlu pembenahan bagian per bagian. Biasanya tulisan semacam ini sudah bisa dimasukkan dalam artikel sederhana untuk media sekelas grup dan WA komunitas kepenulisan pemula.

Siap Berkompetisi

Dorongan kuat untuk menjadi penulis handal tidak cukup mengandalkan belajar santai dan asal belajar. Kalau itu yang dilakukan kita akan tertinggal jauh oleh kompetitor (pesaing) yang 'menggenjot' dan belajar lebih tekun dan serius.

Luangkan waktu seefektif mungkin, bukan sebanyak-banyaknya. Banyak waktu untuk menulis tapi tidak efisien percuma. Atau hanya mau mendengarkan kajian ilmiah dari sosok motivator 'jempolan' sambil senyum dan 'manggut-manggut', tanpa diikuti dengan aksi nyata dengan mencatat point-point penting yang terurai dari motovator ini sudah termasuk pemborosan.

Menjadi sosok sukses dan selangkah lebih maju itu mudah dan sederhana. Namun dibalik kemudahan dan kesederhanaan itu, ada jalan berliku dan yang harus dilakukan dengan sikap 'istiqomah', keajegan, dan konsisten. Karena itu, mari maju bersama dan menjadi sosok teladan selangkah lebih pandai. Ingat pesan sang guru: jadilah diri Anda pemenang bukan pecundang, karena siapa yang akan bisa dan mampu membebaskan diri ini, kecuali diri Anda sendiri.

Semoga bermanfaat khususnya untuk pembelajar, dan komunitas. Maaf ....

Gondanglegi - Malang, 19 - 08 - 2018