Mengingatkan dan Tamparan demi Tujuan Mulia

Oleh : Slamet Yuliono

Si Pembelajar dari Turen - Kab. Malang

---------

Awalnya sakit hati dan jengkel di dalam dada ini setelah mendapat peringatan keras yang disampaikan oleh Prof. Imam Robandi, sesaat setelah mengunggah tulisan di Grup WA ini. Sudah lelah mencari referensi dan sumber tulisan untuk dirangkai dari berbagai sumber tulisan agar mudah dipahami oleh orang lain. Ternyata .....

Perlu beberapa saat untuk merenung dan menenangkan pikir atau bahkan di hati ada rasa ingin melakukan pembelaan diri. Tetapi setelah sekian menit merenung, memang ini salah penulis sendiri yang dengan gegabah asal salin dan ambil sebagai rujukan.

Mengingatkan dan tamparan dalam masyarakat berbudaya bukan sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Tindakan ini hal biasa sama dengan saran dan kritik yang baik untuk bisa menjadi lebih baik dan sekaligus bisa membelajarkan kepada kita dalam berperilaku dan bersikap. Sehingga ke depan bisa melangkah lebih berhati-hati menuju tangga kesuksesan.

Memahami dua kalimat yang berbeda makna dan pendekatan, tetapi sama-sama berdampak pada rasa sakit yang mendalam pada orang yang telah di'sakiti'nya. Mengingatkan berdimensi pada rasa kesal dan hati sebagai sasaran tembaknya. Sehingga berdampak pada sakit hati dan ada ras ingin memberontak, dengan obat yang tidak diperjualbelikan di pasaran. Namun bisa direndam dengan menerima dengan perasaan legowo dan ikhlas atas semua kritik dan masukan untuk selanjutnya mengaplikasikan beragam masukan itu dengan benar.

Menampar lebih berorientasi pada perbuatan kasat mata dalam bentuk 'menyadarkan' secara fisik. Dan efek yang didapat dari tindakan ini adalah rasa sakit raga atau jasmaninya dan ada kemungkinan juga terjadi cedera fisik. Pengobatan yang harus dilakukan bisa jadi dua macam, satu harus dicarikan di apotik sebagai buntut kerusakan jaringan luar (fisk) dan yang kedua rasa dendam dan sakit hati karena telah diperlakukan kasar dan semena-mena.

Gagal dan suksesnya seseorang menuju puncak tangga kebahagiaan itu tidak terlepas dari banyak faktor. Dan salah satu faktor penting itu adalah tamparan dan peringatan dari sosok yang lebih paham ilmunya, orang yang lebih dituakan, dan mereka-mereka yang mampu menjadi 'mentor' sejati, serta teladan.

Siapkah kita menerima tamparan dan peringatan yang berisi kritik dan saran demi kebaikan dan keberlangsungan laku kita di sisa hidup kita maupun di akhirat kelak.

Akhir tulisan ini sekaligus menjadi peringatan bagi penulis dan tentunya untuk pembaca yang budiman. Hapus dan berangus sikap dan perilaku curang dan 'culas'. Hilangkan tidak hanya dalam kehidupan nyata bersama masyarakat, tetapi hindarkan juga perilaku curang dan culas ini dalam dunia tulis menulis. Semoga ...