Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gurusiana Top New's (1)
http://fajaronline.co.id/read/54809/gegara-pindah-agama-beasiswa-mahasiswa-ipb-ini-disetop-kini-jadi-polemik

Gurusiana Top New's (1)

AGAMA - Beasiswa - dan Kepentingan Sesa(a)t

--------------

VIRAL di Media Sosial (Medsos) anak bangsa yang kini menjadi Mahasiswi di salah satu PT (Perguruan Tinggi) ternama Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Sumatra Utara, Arnita Rodelina Turnip, terpaksa berhenti kuliah lantaran beasiswanya disetop oleh Pemerintah Kabupaten setempat (Simalungun). Pemberhentian beasiswa itu diduga karena Arnita dan keluarganya pindah agama yang semula Nasrani menjadi Islam.

Membaca dan menganalisa secara logis tentang berita ini penulis prihatin sekaligus kecewa. Negara harus hadir, itulah ungkapan yang tepat. Tidak hanya hadir tetapi harus memberikan rasa keadilan yang nyata demi kepentingan demi mencerdaskan anak bangsa. Dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, para pendiri bangsa telah mencantumkan tujuan negara, dan salah satu isi butirnya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini diperkuat dalam UUD 1945 yang menjelaskan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan dan negara memiliki kewajiban untuk memenuhi pendidikan setiap warga negara guna mewujudkan tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk menjalankan tanggung jawabnya, pemerintah telah mengaturnya ke dalam undang – undang. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional memberikan definisi tentang pendidikan. Menurut UU ini, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tidak ada kata tersirat apalagi tersurat tentang perlakuan diskriminatif yang berbunyi pindah agama dan karena berseberangan dengan pemberi beasiswa maka mereka harus menanggung resiko dan siap untuk mengakhiri proses belajarnya.

Sungguh ironis dan kata apa yang akan diucapkan oleh pendiri bangsa ini. Beliau-beliau yang rela dan besar hati 'mengubur' tujuh kata keramat yang berbunyi: “… dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya ...” demi kepentingan bangsa dan negara. Tangisan dan keprihatinan mendalam atas ulah penikmat kemerdekaan yang dengan serampangan memanfaatkan kuasa yang diterima telah diselewengkan. Sadarlah ....

--------------------------------

Turen - Malang, 2 Agustus 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Lupa" melaksanakan palsafah negara "Pancasila" yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jazakumullah khoiron katsiro. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah...pak guru.

02 Aug
Balas

Betul Bunda, kurban ketidakadilan ...

02 Aug



search

New Post