Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGENANG SEJARAH SEBAGAI IBRAH
http://news.solopos.com/read/20180729/497/930480/catatan-peristiwa-dunia-hari-ini-29-juli-1900-raja-italia-dibunuh-petani

MENGENANG SEJARAH SEBAGAI IBRAH

Episode: Belajar Sejarah untuk Kehidupan (1)

Pada hari ini tahun 1900, Raja Italia Umberto I yang dinobatkan pada 1878 adalah sosok pemimpin yang terkenal karena kebijakannya menekan elemen radikal di masyarakat Italia yang dilakukan gerakan anarki. Dan akhirnya ditembak mati oleh Gaetano Bresci, seorang (petani). Gaetano Bresci dan dalam versi yang lain disebutkan sebagai sosok anarkis kelahiran Italia, mengungsi dan tinggal di Amerika. Dia bekerja dan belajar tentang beragam budaya untuk kembali ke negaranya demi mewujudkan ambisinya. Ambisi melawan kesewenang-wenangan.

Bresci sukses sebagai imigran di Amerika pada 1890-an. Hingga akhirnya Bresci terlibat dalam gerakan "kudeta' demi keadilan. Ia mengorbankan waktu luang dan uangnya untuk mengembangkan ambisnya demi terciptanya negara Italia yang ideal.

Bresci memutuskan raja harus mati. Bresci yang berada di AS memutuskan pulang ke Italia pada Juli 1900 agar bisa lebih dekat dengan raja. Hingga pada satu titik ia bisa menembak raja.

Tiga peluru menyasar tubuh Umberto. Bresci ditangkap, dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman jadi buruh seumur hidup di Penjara Santo Stefano. Pada Mei 1901, ia ditemukan tewas di sel penjaranya, dan diduga melakukan bunuh diri.

Pelajaran Yang Dapat Dipetik

“Sosok bijak adalah belajar dari sejarah kehidupan dan beragam peristiwa di masa lalu sebagai ibrah". Sekarang, dengan catatan sejarah seperti di atas, apa makna yang bisa kita ambil? Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik untuk hari ini dari peristiwa 118 tahun yang lalu itu:

1. Sikap dan perilaku yang 'buruk' pemimpin (Raja) menjadi catatan tersendiri bagi semua masyarakat yang dipimpinnya. Dan rasa sakit hati atas hasil kinerja seorang pemimpin menyebabkan gelap mata.

2. Sosok manusia biasa (petani) bisa gelap mata dan dengan segala cara berusaha untuk melakukan perlawanan, agar dirinya bisa terbebas dari kungkungan rasa ketidakadilan versi mereka.

3. Puncak ketidakpuasan atas rasa ketidakadilan itu adalah berbuat 'nekat'. kenekatan dan berakhir dengan kekonyolan.

Inilah jawaban dari belajar sejarah karena kenekatan seorang yang terdholimi. Semoga ….

Disarikan dari berbagai sumber ...

--------------------------------

Turen - Malang, 29 Juli 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ketidak adilan dari sang penguasa, kesenjangan sosial, membuat rakyat "gelap mata". Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau belajar dari sejarah....njih pak guru? Jazakumullah khoiron katsiro untuk pembelajarannya pak guru. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah....pak guru.

29 Jul
Balas

Aamiin ... Bunda, mencoba sesuatu yang baru di guusiana hehehe ....

29 Jul



search

New Post