Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
Renungan Guru di Hari Kemerdekaan
https://www.wartapagi.id/2018/06/kumpulan-logo-hut-ri-ke-73-terbaru-2018.html

Renungan Guru di Hari Kemerdekaan

73 Tahun Merdeka Apa yang Kita Perbuat

Oleh : SLAMET YULIONO

Guru SMP Negeri 1 Turen Staf Kesiswaan Periode 2009-2011

BULAN Agustus identik dengan bulan pembebasan rakyat Indonesia dari cengkeraman penjajahan oleh bangsa lain. Bulan yang sering disebut sebagai tonggak sejarah menuju Kemerdekaan Bangsa Indonesia dari belenggu dan bayang-bayang pendudukan Kolonial (Belanda bersama sekutu-sekutunya).

Saat itu, setiap kita (warga) secara bersama-sama ikut menggelorakan semangat dan ingin terlepas dari kungkungan penjajah dan menjadi pahlawan demi membela kepentingan bangsa dan negara. Semua elemen masyarakat saling bahu membahu untuk dapat menjadi sosok pahlawan sesuai dengan profesi atau pekerjaan masing-masing.

Termasuk dalam lingkup lebih khusus yaitu keberadaan guru. Guru yang saat itu merupakan profesi mulia dan terpandang, sangat diharap untuk bisa terlibat dalam membangun dan menguatkan siswa sebagai calon pemimpin bangsa. Mereka dituntut untuk bisa melakukan pembimbingan dan sekaligus mengarahkan dengan cara mulia dalam mengatur dan menata anak bangsa agar cerdik dan cermat membaca strategi lawan.

Keterlibatan guru sebagai bagian tombak keberhasilan memposisikan bangsa ini sejajar dengan bangsa lain (merdeka) sangat diharap jasanya. Sampai ada sosok guru yang karena panggilan jiwa, terlibat langsung dalam kancah nyata dan bergabung dengan PETA (tentara bentukan Jepang). Dan itulah Soedirman muda, sosok guru SD yang tidak menyelesaikan kuliahnya dan dengan 'terpaksa' terjun dan terlibat langsung menjadi bagian utama membela kepentingan rakyat karena kesewenang-wenangan kolinial (sekutu).

*****

Kini zaman telah berubah dan sudah 73 tahun lamanya kita (Raktyat Indonesia) Merdeka dari penindasan bangsa kolonial (sekutu). Termasuk juga posisi dan keberadaan guru-guru dalam mengemban amanat rakyat untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan ini.

Terlena dengan merdekanya bangsa ini dari penjajah dan lupa untuk mengisinya, itulah yang dirasakan bangsa ini. Negara belum bisa hadir secara baik, terbukti masih banyak kita lihat orang-orang bermental penjajah dan ingin menang sendiri seolah kemerdekaan itu adalah warisan dari nenek moyangnya.

Keberhasilan membangun yang 'semu' karena terlena inilah yang sekarang menjadi pekerjaan rumah guru dan anak bangsa ke depan. Pekerjaan berat dalam membangun sekaligus mengisi kemerdekaan yang diemban sosok guru menuju kemerdekaan sejati. Merdeka secara ekonomi dan menjadi bangsa yang adil dan makmur sesuai dengan cita-cita bangsa.

Kinerja Guru di era Revolusi Industri 4.0 atau era generasi keempat dan sering diistilahkan dengan era digital dipertaruhkan. Guru yang kini berkarya dan bekerja tidak diperlukan lagi melibatkan diri dan mencontoh Pahlawan Besar Jenderal Soedirman untuk terjun dan terlibat perang. Era sudah berubah, yang dibutuhkan dari sosok guru saat ini adalah menanamkan cinta tanah air kepada anak dan generasi bangsa ini agar terhindar dari penjajahan ekonomi dan membanjirnya industri digital yang dengan sigap akan menggilas kita (anak bangsa) bila kurang peka dan waspada.

Guru dituntut 'melek' industri dan peka akan perkembangan yang terjadi dari hitungan detik. Mereka perlu tambahan bekal dan penguasaan ilmu tentang pemahaman karakteristik serta bentuk-bentuk perkembangan teknologi terbarukan agar dapat memanfaatkannya secara maksimal dan menyiapkan langkah-langkah antisipati yang tepat. Jangan hanya terlena oleh buaian pembelajaran yang tradisional dan 'pokok' mengajar, membimbing dan selesai tugas di sekolah.

Kini sudah saatnya guru mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh pendahulu kita dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja cermat terutama dalam membimbing anak-anak bangsa menuju era digital berbasis industri ini. Sektor industri berbasis teknologi baru terbarukan yang mampu menciptakan generasi anak bangsa yang terampil dan bisa bekerja. Tidak hanya terampil dan bisa bekerja, tetapi harapan yang lebih adalah mampu menciptakan sumber tenaga kerja baru yang siap bersaing dengan bangsa lain.

Guru di era Revolusi Industri 4.0 dituntut menguasai IT dan digital ini adalah harga mati. Tuntutan ini tidak bisa ditawar tawar lagi. Mereka dituntut mampu dan bisa menyesuaiakan atau beradaptasi terutama dalam menghadapi membanjirnya produk dan informasi yang semakin beragam dan menjerumuskan mental dan moral anak bangsa.

Tidak ada lagi guru yang pasrah dan hanya 'nrimo ing pandum'. Atau hanya bisa berkeluh kesah atas kekurangan yang dimiliki. Atau dengan wajah lesu dan banyak berharap agar pemerintah (yayasan) mengasihani, untuk tetap bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

Mereka (guru) dituntut untuk terampil dan cekatan serta siap bersaing dengan guru-guru muda yang enerjik dan berwawasan global. Tinggalkan pola pikir pasrah dan status quo, bangun, bergerak dan berkaryalah demi anak bangsa dan sekaligus mengisi kemerdekaan bangsa ini. Mengisi kemerdekaan, dengan melakukan pembimbingan yang benar kepada anak bangsa. Tidak lagi membimbing dari jurang kebodohan dan penjajah secara fisik. Tetapi mengisi kemerdekaan dengan moral dan mental yang siap bersaing dengan penjajah ekonomi dan industri berbasis digital.

Pertanyaan mendasarnya: siapkah guru-guru yang saat ini adalah sosok yang terlibat langsung dalam mengisi kemerdekaan, mencerdasakan bangsa dan mengantarkan anak bangsa ini menjadi anak yang terbebas dari penjajahan ekonomi dan industri yang sekarang semakin masif ini. Wallahu a'lam bish-shawabi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ok tebarkan virus kemerdekaan..pak

14 Aug
Balas

Ya Pak, merdeka dari kebodohan dan penjajahan ekonomi yang semakin masif.

14 Aug

Mantab bapak.. Sekali merdeka tetap merdeka.. Allahu Akbar..

14 Aug
Balas

Merdeka dari ketertindasan bicara dan berkarya ...

14 Aug



search

New Post