Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
Serial Berburu Kemenangan Bersama Siswa
Doc. Pribadi - Sabtu, 21 Juli 2018 -

Serial Berburu Kemenangan Bersama Siswa

Seri (2)

Belajar dari Sikap Berpuas Diri

-----------------------------------

HASIL maksimal yang telah ditorehkan di tingkat Kabupaten/Kota, sehingga bisa melanjutkan langkah suksesnya menjadi duta daerah sudah bagus. Dengan hasil ini seharusnya menjadi pemicu diri untuk menjadi lebih baik dalam menuju jenjang lebih tinggi. Masalahnya sebagian diantara kita kebanyakan (sering) kali dihinggapi cepat merasa puas dengan diri sendiri, dengan apa yang telah dicapai, dan enggan meningkatkan lagi atau meraih sesuatu yang lebih baik, besar, dan tinggi lagi.

Sikap perilaku keliru dan salah seperti ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi bisa juga mengecewakan banyak pihak yang sudah terlanjur memberi kepercayaan lebih pada mereka. Tetapi inilah kehidupan dunia, yang serba mungkin dan susah ditebak. Sedikit ada kendala dan masalah atas dirinya sesuatu yang seharusnya bisa diselesaikan dengan baik berubah menjadi blunder dan berdampak pada kekalahan yang menyakitkan.

Semua yang ada di dunia adalah rencana manusia dan bukan atas kemauan Allah. Inginnya kita bisa menikmati hasil maksimal dan usaha seringan mungkin atau bahkan kalau bisa tanpa usaha menghasilkan keuntungan berlipat.

Mengambil hikmah dan makna dari hasil kemenangan dan kekalahan yang terjadi dalam dunia olahraga misalnya, bila kita menang terkadang cepat berbangga diri. Tetapi kalau sudah kalah kebanyakan kita tidak melakukan koreksi diri, kemudian dengan sesal mendalam dan berikhtiar. Kita malah disibukkan dengan menyalahkan orang lain dan semua pihak. Padahal siap seperti inilah yang membutakan mata batin kita.

*****

Hidup di dunia semuanya serba mungkin dan tidak pasti, dalam istilah Jawa dikatakan bahwa: "urip iku koyo wong mampir ngombe". Kita (manusia) hanya disarankan untuk selalu berikhtiar atau berusaha mencari jalan terbaik termasuk berburu kemenangan demi kepentingan duniawi. Dan dari upaya maksimal itu, semuanya harus mengarah mencari ridho Allah demi akhirat yang kekal. Berburu ridho Ilahi baik dan benar menurut tuntunan-Nya

Diibaratkan pada perjalanan seseorang yang telah merasa cukup dengan beramal wajib, seperti shalat fardhu atau puasa Ramadhan. Padahal, di luar itu ada shalat-shalat atau puasa-puasa sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Misalnya, shalat tahajud, witir, rawatib, dhuha, dan seterusnya. Ada pula puasa sunah, seperti Senin-Kamis, Dawud, tiga hari setiap bulan, dan seterusnya. Di samping sebagai penambah pundi-pundi pahala atau investasi di akhirat, juga sarana untuk lebih mendekatkan diri dan mendapatkan cinta Allah, serta untuk mendapatkan manfaat atau kebaikan dalam kehidupan di dunia.

Allah Mahakaya dan Maha Pemurah. Dia tidak akan pernah bosan memberikan pahala dan karunia-Nya kepada hamba-Nya yang terus-menerus meningkatkan amal salehnya setiap waktu, baik itu berupa ibadah mahdah (individual) maupun ghair mahdah(sosial). Semakin banyak meningkat amal hamba, semakin banyak pula pahala dan karunia yang diberikan Allah kepadanya. Nabi mengatakan, Demi Allah, sesungguhnya Dia tidak pernah bosan (memberi pahala) sehingga engkau semua bosan (melaksanakan amal itu). (HR al-Bukhari dan Muslim).

Allah sangat mencintai hamba-Nya yang konsisten beramal saleh meskipun sedikit. Dan, Dia lebih senang lagi dengan orang yang terus-menerus meningkatkan amalnya.Tentunya sesuai dengan kemampuan maksimalnya, tanpa memaksakan diri jika tidak mampu. Nabi mengatakan, Bersikaplah lurus, lakukanlah yang sederhana (jika tidak mampu melakukan yang berat), dan bergembiralah (untuk memperoleh pahala), sekalipun sedikit, juga mohonlah pertolongan dalam melakukan suatu amal (usaha), baik di waktu pagi, sore, maupun malam. (HR al-Bukhari).

Allah menyuruh kita untuk beramal sesuai kemampuan, karena agama Islam sesungguhnya adalah agama yang mudah dan tidak memberatkan, seperti ternukil di Firman-Nya pada QS al-Baqarah [2] : 185) yang berbunyi: ".... Namun, Allah amat suka dengan orang beriman yang terus meningkatkan kapasitas dan kemampuannya sehingga setiap waktu amalnya meningkat. Ini menunjukkan, ia tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dilakukan atau diraih; ia ingin terus meningkatkan lagi ke tahap yang lebih tinggi tanpa berlebih-lebihan atau memaksakan diri jika memang tidak mampu ... ".

Orang yang merasa cepat berpuas dengan amalnya, tidak hanya menunjukkan betapa lemah dan sedikitnya gairah atau spirit beramal pada dirinya, tetapi berpotensi mengubahnya beralih pada hal-hal negatif dan berbahaya yang seharusnya dihindari. Iman dan amal saleh seorang hamba seyogianya meningkat, bukan malah menurun. Karena itu, Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab al-Hikam mengingatkan, Pangkal segala maksiat, kelalaian, dan syahwat adalah sikap puas terhadap diri sendiri. Dan, pangkal segala ketaatan, kesadaran, dan kesucian adalah sikap tidak puas dengan diri sendiri.

Orang yang tidak puas dengan diri sendiri dalam hal amal saleh, akan selalu mengintrospeksi dan mengevaluasi diri untuk kemudian ingin lebih meningkatkan lagi amal salehnya, tidak hanya dari sisi kuantitas tetapi juga kualitas. Tidak hanya kualitas amal, tetapi juga kualitas dirinya. Dengan demikian, ia akan selalu meningkatkan kualitas diri untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Sebaliknya, orang yang berpuas diri sering kali malah lalai, lupa, malas, dan akhirnya lebih menuruti keinginan hawa nafsunya ke arah hal-hal negatif dan tercela yang justru menurunkan tidak hanya kuantitas amalnya, tetapi juga kualitas dirinya sendiri. Wallahu A'lam

-------------------------------------------------------

Turen - Malang, 24 Juli 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post