Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
SERIAL BERBURU KEMENANGAN BERSAMA SISWA
Doc. Pribadi - Sabtu, 21 Juli 2018 -

SERIAL BERBURU KEMENANGAN BERSAMA SISWA

Seri (1)

Langkah Awal Menuju Kemenangan

-----------------------------------

SEBAGAI pendamping sekaligus bertugas sebagai official yang 'maaf' (mendaftarkan diri) dari sekolah untuk ikut dalam rombongan umum berupa pola perlombaan berjenjang yaitu O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Penulis punya tanggung jawab moral yang besar untuk mengingatkan dan sekaligus memberi petuah kepada siswa binaan, pelatih, dan kalau ada supporter yang ikut mendampinginya.

Menuju dan sekaligus melangkah ke jenjang lebih tinggi dan jalur kemenangan bukan perkara sederhana. Ada banyak pertimbangan dan cara yang harus disiapkan menuju tangga kegiatan pertandingan/perlombaan hingga jenjang yang lebih tinggi. Dimulai dari langkah awal bernama rekrutmen yang berupa pencarian bibit unggul (siswa), melalui seleksi jalur prestasi saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Kemudian diikutkan dan ditindaklanjuti dalam bentuk 'audisi' berjenjang dalam 'kawah candra dimuka' di sekolah berupa kegiatan pengembangan diri.

Jenjang bertingkat harus dan wajib dilalui oleh seorang atlit (siswa) menuju tangga juara inilah yang kadang sering dilupakan masyarakat, termasuk bagi orang tua dan guru. Tahunya mereka muncul menjadi sosok yang sangat membanggakan, menjadi juara di tingkat lokal (Kabupaten). Dan karena prestasinya itu pula, berbagai penghargaan termasuk hadiah berhasil digapai, tak terhitung berapa uang dan materi yang sudah diterimanya. Bahkan penghargaan dari sekolah secara khusus juga di dapat.

Ketika Siswa mampu bersaing di tingkat Kabupaten dan meraih gelar, gemparlah sekolah. Ada yang menyambut dengan gembira penuh rasa syukur, tapi tak sedikit yang nyinyir menyalahkan berbagai pihak, seolah-olah siswa ini tidak mendapat perhatian. Bahkan beredar cerita bahwa sebelum berangkat berlomba ke tingkat yang lebih tinggi peralatan yang diperlukan saja belum ada sama sekali. Padahal seharusnya semua pihak berpikir rasional, tidak mungkin ada sukses dan keberhasilan yang digapai secara instan dan tanpa persiapan yang matang.

Prestasi olahraga ataupun prestasi-prestasi di bidang kegiatan yang lain, bisa di'analog'kan yang isinya sama dengan orang sedang mengikuti kegiatan bernama sekolah. Semua usaha bisa dicapai melalui perjuangan panjang, berluku, dan melelahkan. Penuh dengan pengorbanan jiwa raga. Catatan 'brilian' menuju tangga juara tidak direngkuh dengan secara instan, dia ingin sukses butuh proses dan penuh perjuangan yang sangat keras atau bahkan 'culas'.

Berdasar temuan ilmiah dipastikan dia bukan atlit yang langsung berjaya dari sekolah yang asal berangkat dan terbang ke kejuaraan yang lebih tinggi dan jadi juara. Berdasar pengakuan dari sejumlah siswa yang kini meraih kesusesan (hanya di tingkat kabupaten/kota saja), dibutuhkan lebih dari 5 tahun (berarti SD kelas 3) sudah menjalani kegiatan latihan berat dan menjemukan, dan menghabiskan puluhan hingga ratusan kali untuk mengikuti pertandingan demi mengasah kemampuan fisik dan mentalnya.

Bakat alam (sebagai kunci keberhasilan) yang ada dalam diri seorang atlit itu masih harus dikombinasi dengan latihan yang terukur dan metode program modern. Para pemain bulu tangkis (misalnya) mereka memiliki bakat alam berupa fisik yang luar biasa. Alam dan program latihan (sekitar) memaksa mereka untuk berlatih dan terus berlatih. Tapi itu tidak cukup, mereka juga harus melewati berbagai latihan berat lainnya dan (seharusnya) mendapat asupan gizi yang cukup untuk atlet. Ditunjang dengan seberapa besar pusat kegiatan latihan yang telah diikutinya bisa mengatur sedemikian baik untuk mendorong prestasi mereka.

Gabungan bakat alami dan program latihan yang teratur, tertata, dan terukur itulah yang menjadikan faktor dominan untuk menguasai secara baik puncak prestasinya. Sukses mereka seharusnya bisa dijadikan momentum untuk membuka mata masyarakat tentang pentingnya prestasi olahraga di belahan bumi Nusantara ini. Hanya ada dua momen penting, yaitu ketika mereka mampu menegakkan badan dengan mengangkat piala dan piagam. Saat itulah seorang atlet yang mewakili sekolah, daerahnya, atau bahkan negara mendapat penghargaan.

Sebagai duta sekolah hingga dapat mewakili komunitas se tingkat Kabupaten/Kota, dipastikan atlet itu sudah melewati masa yang panjang dalam pemusatan latihan. Semua dilewati secara berjenjang. Mulai dari kejuaraan di tingkat sekolah, rayon, meningkat ke tingkat kabupaten/kota. Setelah berprestasi di tingkat kabupaten/kota, konsekuensi logisnya atlet-atlet tersebut harus siap membela sekolah dan sekaligus kabupaten/kota.

Masalahnya adalah apakah anggaran dari sekolah itu cukup atau tidak. Kalau hal ini ditanyakan kepada pelatih/official, pasti semua menyatakan kurang, bahkan 'amat' sangat kurang. Ini sudah menjadi rahasia umum untuk sukses dan berhasil jangan tanya butuh anggaran berapa. Yang perlu ditanyakan, sudahkah mereka (pelatih dan official) diberi kewenangan dan otoritas maksimal dalam menangani semua kegiatan dan latihan secara mutlak tanpa campur tangan dari pihak luar yang terkadang menambah beban.

Akhirnya, biarkan dia menjadi dirinya seperti dulu yang giat berlatih untuk mencapai prestasi tertinggi. Kemampuan mengolah rasa dan pikir dalam menghadapi event yang lebih tinggi masih dibutuhkan untuk kembali mengangkat jati dirinya demi sekolah dan nama besar kabupaten/kota yang memberangkatkan di kancah yang lebih besar. Urusan kalah dan menang itu persoalan nanti. Karena masih ada jenjang yang harus dilalui yang berupa evaluasi Diri dari keberhasilan atas program dan apalagi mengalami kegagalan. Semoga ....

-------------------------------------------------------

Turen - Malang, 23 Juli 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Barakallah, sehat semangat dan menang

23 Jul
Balas

Ya Bunda, semangat menuju jalur kemenangan ...

23 Jul

Utk meraih prestasi butuh proses yg baik. Dan guru akan merasa sangat senang jika terlibat di dalamnya.

23 Jul
Balas

Betul Pak Edi sayang masih ada campur tangan orang lain sehingga kurang maksimal ...

23 Jul



search

New Post