Slamet Yuliono

Belajar menuju jati diri yang dewasa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Chapter (8) - Langkah Menuju Guru Profesional (2) -
https://blog.uad.ac.id/emilia1600001250/2017/07/25/tantangan-konselor-di-era-digital/

Chapter (8) - Langkah Menuju Guru Profesional (2) -

Guru Cerdas

Oleh: Slamet Yuliono *)

-------

Seorang guru di era milenia sepatutnya cerdas. Ya kita pasti sepakat, cerdas dalam arti yang sebenarnya yaitu cerdas dalam olah pikir dan cerdas dalam mengoptimalkan kemampuan akal. Atau dalam istilah kekinian diartikan dengan memiliki kecerdasan multi talenta.

Bentuk nyata dari kecerdasan multi talenta semacam ini diantaranya adalah mereka-mereka yang mampu merealisasikan konsep pembelajaran dan gagasannya dengan cermat sesuai perkembangan dan kebutuhan zaman.

Merealisasikan konsep sesuai kebutuhan zaman sebagai gambaran awal dalam konteks untuk membangun pribadi unggul dan sekaligus sosok panutan bagi peserta didik. Tuntutan lain yang tidak kalah penting sebagai sosok guru cerdas adalah sanggup mengelola kinerja, sekaligus juga cerdas dalam menilai hasil kerja siswa secara objektif.

Menjadi Guru cerdas kuncinya ada pada komitmen untuk menjaga kualitas prestasi hidup dan konsisten dalam memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. Lebih baik dalam segala hal, demi kualitas diri dan optimalisasi potensi diri siswa yang semakin berkembang.

Untuk menjadi guru cerdas sebagai sosok pilihan di era milenia ini, setidaknya ada empat hal yang harus dikembangkan. Pertama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tetapi bukan sok tahu. Artinya, Semangat bertanya untuk menambah khasanah pengetahuan yang dimilikinya pada beragam pihak di saat ini merupakan jendela pembuka diri dalam menelaah sumber-sumber informasi yang ada di lingkungan sekitar. Tidak menjadi seorang guru yang sok tahu, yaitu sosok yang merasa serba tahu, tanpa dilandasi keilmuan yang memadai. Sehingga berakhir dengan informasi menyesatkan.

Kedua, berpikir positif dan optimis dalam menghadapi masalah tidak pesimis dan masa bodoh. Challenge of change, memandang masalah sebagai tantangan untuk mengubah diri, bukan merupakan beban dalam hidup. Terus berusaha dengan sebaik-baiknya tanpa ada sesal dan keluhan dalam menyelesaikan masalah. Bukan menjadi guru yang pesimis dan masa bodoh dengan kondisi yang semakin beragam.

Ketiga, mau dan mampu menghargai kritik dari orang lain sebagai jembatan loncatan hidup yang lebih prestatif bukan mematikan rasa dengan menganggap diri ini yang paling cerdas. Artinya guru yang layak dihargai karena kemampuan intelektualnya di era milenia sangat terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak juga harus menjadi pemotivasi diri atas kekurangan dan kelemahan. Jangan merasa paling pintar dan jago, ingat di atas langit ada langit.

Keempat, berani bereksplorasi kreatif dan hindarilah plagiasi. Misal, menggunakan metode pembelajaran yang variatif, menggunakan barang-barang bekas sebagai media pembelajaran tepat guna, dan ekplorasi kreatif lainnya yang mampu menginspirasi para siswa untuk menjadi insan kreatif. Tidak asal buat dan apalagi mencuri hasil karya orang lain. Satu perbuatan yang menciderai kualitas dan intelektualitas seorang guru.

Petuah bijak menyatakan, membutuhkan waktu 20 tahun untuk membangun reputasi baik, dan hanya membutuhkan waktu 10 detik untuk menghancurkannya. Bangunlah reputasi baik sebagai guru cerdas, sebuah kontribusi nyata menyiapkan generasi masa depan bangsa yang lebih baik.

Menjadi guru yang cerdas tidak cukup hanya sekedar memiliki kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan untuk itu. Tetapi yang penting adalah adanya soft skill guru. Guru memiliki kompetensi kepribadian yang utuh sehingga guru bekerja bukan hanya sampai pada tataran melaksanakan tugas saja. Tetapi paling tidak sampai pada tataran melaksanakan amanah dan amat terpujinya apabila dia sampai pada tataran cinta, mendidik panggilan hati nurani, merasa senang dan berbahagia sebagia seorang guru.

--------

*) SLAMET YULIONO, Pembelajar - Arema - ‘Nyantrik’ di SMP 1 Turen

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post