Slamet Yuliono

Belajar menuju jati diri yang dewasa...

Selengkapnya
Navigasi Web
SPIRIT TO CHANGE MY LIFE
https://www.google.com/search?q=gambar+buku+8+etos+kerja+keguruan&tbm=isch&source=....

SPIRIT TO CHANGE MY LIFE

Etos Kerja Guru di Era Millenia (2)

Oleh: Slamet Yuliono *)

Guru dan Pembelajar SMP Negeri 1 Turen

Membangun semangat diri (guru) sosok bernama Mr. Ethos (Panggilan keren Jansen Sinamo) memberikan tip’s menarik: Pertama, mengajar itu adalah sebuah rahmat. Artinya sebagai guru hendaklah mengajar dengan ikhlas, penuh syukur, tidak mudah mengeluh atas setiap perkara, bahkan tidak lari dari setiap perkara yang dihadapinya. Guru hendaknya mengabdikan diri penuh ketulusan dan keiklasan dan menjadi saluran berkat dari seluruh aspek kehidupannya.setiap guru harus bisa menerima jalan hidup sebagai guru. Dan harus dibarengi dengan rasa syukur sebagai rahmat.

Dunia keguruan memberikan kebaikan tanpa batas kepada siapa saja tanpa pilih kasih, tanpa pandang bulu, diminta atau tidak, diharap atau ditolak. Keguruan merupakan rahmat Tuhan yang hanya diberikan pada orang-orang tertentu (tentu saja karena dipercaya Tuhan) dengan bakat dan kemampuan tertentu pula. Tidak semua orang pintar bisa mengajar, tidak semua orang terampil mampu melatih, dan tidak semua orang berbudi mampu mendidik. Dimana memang sosok seorang guru adalah pribadi pilihan yang diberikan rahmat dengan talenta dan kompetensi keguruan yang khas.

Kedua, mengajar adalah amanah yang harus dilakukan dengan benar dan penuh tanggung jawab. Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) jangan lah kamu mengkhianati amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS al-Anfal: 27). Dalam hal mengajar dan mendidik, guru pandai menjaga titipan. Anak-anak adalah titipan yang harus diajar dan dididik dengan baik. Selain mendidik adab dan akhlak, guru pun memastikan anak dapat mudah memahami ilmu dan mampu mengamalkan ilmu tersebut dalam kehidupan mereka.

Ketiga, guru harus mengajar tuntas dan penuh integritas. Orang beretos kerja tinggi cenderung menjadikan akhirat sebagai tujuan. Guru yang lemah etos kerjanya terlenakan oleh urusan dunia. Karena dunia menjadi tujuan, hidup selalu merasa serba kekurangan. Segala sesuatu ditakar dengan nilai uang. Berbeda dengan guru beretos kerja tinggi, mereka menjadikan akhirat sebagai tujuan. Maka, hidup mereka akan dicukupkan oleh Allah SWT. Bicara urusan gaji dan rezeki berupa materi dicukupkan. Namun, bicara urusan kerja, tak ada kata cukup dan puas bagi para guru beretos kerja tinggi.

Keempat, guru harus mengajar dengan serius dan semangat beretos kerja tinggi, gigih dalam berjuang. Mesti banyak masalah, dia tak mengeluh atau putus harapan. Justru, dia akan berusaha menyelesaikan sebesar apa pun masalah yang dihadapinya. Karena semakin bermasalah kehidupan murid-murid, berarti semakin besar ladang kebaikan bagi guru beretos kerja tinggi. Kegigihan jadi cermin kesabaran untuk terus memperbaiki diri demi perubahan baik yang akan terjadi pada murid-murid. Firman Allah SWT: "Wahai kaumku! Bekerjalah menurut keadaanmu sebagaimana aku bekerja. Nanti akan kamu ketahui, siapa yang mendapat akibat yang baik di kampung (akhirat). Sesungguhnya tiada menang orang-orang yang aniaya." (QS al-An'am: 135).

Kelima, guru mengajar dengan cinta dan penuh dedikasi. Mendedikasikan dirinya sepenuhnya pada civitas akademi tanpa pamrih. Dengan cara membangun sekolah dan memotivasi siswa siswinya untuk lebih berkualitas dengan mengikuti perkembangan pembelajaran yang berlaku.

Keenam, guru mengajar dengan cerdas dan penuh kreativitas. Tinggalkan sistem mengajar monoton, catat buku sampai abis (CBSA), dan asal mengajar. Berbenah dan terus berkreasi agar apa yang disampaikan kepada siswa bisa lebih dipahami oleh mereka yang sedang berkembang.

Ketujuh, guru mengajar dengan penuh keunggulan. Unggul tidak harus prestasi, unggul bisa pula dalam bentuk moralitas siswa yang semakin jempolan, mental yang baik, santun dalam perilaku. Dengan keunggulan perilaku yang patut diandalkan bagi warga sekolah setidaknya mampu mengangkat citra sekolah.

Kedelapan, guru mengajar sebaik-baiknya dan penuh kerendahan hati.Rendah hati identik dengan tidak sombong, artinya meskipun seorang guru memiliki keunggulan dalam keluasan ilmunya. Dalam prosesnya guru berkembang menjadi manusia yang mulia, yaitu bahwa dalam dirinya terbetuk karakter melayani dengan rendah hati menuju kesempurnaan akhlak insani. Jadi, tugas keguruan ini memang benar-benar harus bisa dipandang sebagai pelayanan agar dapat menghasilkan peserta didik yang dapat diandalkan dalam segala hal. Karena tugas seorang guru tidak dapat dibalas.

Dengan cara berpikirnya yang demikian, guru beretos kerja tinggi tak pernah mengenal kata lelah dan menyerah untuk berkreativitas dan berinovasi. Bagi mereka, berlelah-lelahlah menjalani lakon hidup sebagai guru di dunia, istirahatnya kelak di kampung akhirat yang abadi. Wallahu a'lam bishawab.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren dan bermanfaat. Terima kasih Pak

14 Jan
Balas

Keren dan bermanfaat. Terima kasih Pak

14 Jan
Balas

Keren dan bermanfaat. Terima kasih Pak

14 Jan
Balas

Terima kasih Pak, maaf masih terus belajar

14 Jan



search

New Post