Slamet Yuliono

Belajar menuju jati diri yang dewasa...

Selengkapnya
Navigasi Web
SPIRIT TO CHANGE MY LIFE
https://papuakini.co/2017/03/20/sma-ypk-aitumeri-kaibi-kurang-tujuh-guru-bidang-studi....

SPIRIT TO CHANGE MY LIFE

Jam-Kos Siapa Takut (-1-)

Oleh: Slamet Yuliono *)

Pembelajar di SMP Negeri 1 Turen - Malang

MENDENGAR ada informasi bahwa hari ini Pak guru X yang mengajar mata pelajaran Y tidak masuk atau melihat secara langsung ada jam kosong ((jamkos) bagi pelajar merupakan surprise, apalagi kalau saat itu akan ada ulangan harian atau ‘menganggap’ jam pelajaran saat itu nyebelin.

Di satu sisi berdampak pada terganggunya proses belajar mengajar (PBM), yang juga berarti terganggunya proses penyelesaian materi ajar yang telah dijadwalkan pada jam tersebut. Sehingga beresiko dan berdampak tidak tercapainya optimalisasi target kurikulum atas program pengajaran mata ajar di kelas tersebut. Juga bisa berpengaruh pada terpecahnya konsentrasi siswa kelas lain, kalau tidak pandai-pandainya sekolah mengatur dan mengkondisikan kelas tersebut dengan baik.

Menengok Sebab dan Akibat Jam Kosong

Tidak bisa dipungkiri, jam-kos yang dapat terjadi di semua tingkatan sekolah dan apabila dilihat sepintas memang tidak akan menimbulkan masalah serius. Bahkan terkesan wajar. Betulkah demikian ? Tentunya pernyataan itu tidak sepenuhnya benar, dan bahkan bila dicermati lebih seksama kenyataan ini merupakan masalah yang harus secepatnya mendapat penanganan. Apalagi pada sekolah-sekolah yang kemampuan pikir anak didiknya dibawah standar. Yang tentunya berdampak besar pada daya serap yang rendah, dan beresiko pada out put yang diperoleh siswa sebagai obyek belajar.

Mencermati problem dan faktor-faktor kenapa sampai terjadi jam-kos pada satu sekolah, dan yang seharusnya diketahui anak-anak (siswa) agar bisa memaklumi bila ini benar-benar terjadi. Bila ditelusuri lebih mendalam, sebenarnya sangat banyak dan beragam penyebabnya. Empat faktor penyebab kenapa jam-kos terjadi: Pertama, adanya halangan yang tidak mungkin guru dihindari. Artinya pada jam tersebut seorang guru terpaksa tidak bisa memberikan pelajaran sebagaimana mestinya, karena sakit atau ada kepentingan yang tidak mungkin untuk ditinggalkan.

Kedua, tidak adanya kepuasan kerja khususnya dalam memberikan materi ajar. Artinya pada jam mengajar tersebut seorang guru merasa terbebani, bila memberikan materi ajar pada kelas tersebut. Beban itu bisa berupa siswa yang ada di kelas itu banyak yang bandel; tidak cocoknya mata ajar yang diberikan kepada siswa dengan bidang ilmu yang dimiliki seorang guru; maupun tuntutan target berat dan susah yang dibebankan atas guru yang bersangkutan pada kelas tersebut, misalnya materi Uji Nasional.

Ketiga, ketersediaan sarana dan prasarana yang minim. Artinya peralatan ajar, perangkat pembelajaran, dan keperluan minimal dari perangkat pembelajaran di sekolah tersebut belum terpenuhi, sehingga keengganan seorang guru dalam memberikan materi pelajaran karena faktor sarana dan prasarana yang minim ini dipakai sebagai alasan pembenar untuk meninggalkan sekolah.

Keempat, lingkungan yang ada di sekolah kurang kondusif. Artinya dalam satu interaksi proses pembelajaran, terjadi ketidakcocokan. Misalnya tempat pembelajaran yang bising karena berada di pusat kota; tempat pembelajaran yang sulit dijangkau kendaraan umum; maupun adanya persaingan antar guru/siswa baik dalam proses penerapan kebijakan maupun penerapan sanksi atau hukuman yang harus diberikan kepada siswa.

Kelima, intensif (gaji) yang minim khususnya bagi sejawat GTT. Akhirnya disaat ada pekerjaan lain yang lebih menguntungkan maka kerja yang seharusnya dilakukan (yaitu

mengajar) ditinggalkan.

Dari lima faktor yang tertuang di atas, dan tentunya masih ada banyak faktor lain sehingga proses pembelajaran di sekolah terhambat setidaknya membuka cakrawala kita (siswa), tidak kemudian menyepelekan kosongnya jam di sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post