Slamet Yuliono

Belajar menuju jati diri yang dewasa...

Selengkapnya
Navigasi Web
SPIRIT TO CHANGE MY LIFE

SPIRIT TO CHANGE MY LIFE

- Chapter: 01 –

Renungan Diri Awal Tahun 2019

---------------------------

Oleh: Slamet Yuliono

- Pembelajar di SMP Negeri 1 Turen –

----------------------------

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

TAHUN 2018 sudah kita tinggalkan dan mulai hari ini Selasa pukul: 00.01 kita memasuki tahun 2019. Banyak pihak (termasuk kita) yang tergabung dalam grup ini was-was menyambut tahun 2019 karena banyak faktor. Baik faktor yang ada dalam diri kita sendiri maupun yang datangnya dari luar kemampuan diri.

Faktor dari diri sendiri atau biasa diistilahkan dengan faktor internal. Dalam artikel ini membatasi setidaknya ada tiga hal mendasar yang membayangi pemikiran di tahun 2019 ke depan. Antara lain adalah: (1) apakah diri ini akan sesukses dan seberuntung di tahun sebelumnya; (2) apakah kita akan mampu mempertahankan eksistensi sesuai harapan di tahun kemarin; (3) apakah di tahun ini kita mampu memperbaiki kekurangan yang ada di tahun sebelumnya.

Selanjutnya pengaruh yang disebabkan karena faktor eksternal yang dalam pemaknaan luas mengedepankan pada pengaruh dari luar diri. Salah satunya lingkungan yang ada di sekitar kita, dengan menjawab pertanyaan berikut: (1) sudah seberapa banyak kontribusi positif dan kebermaknaan diri ini pada orang lain; (2) sudahkah apa yang kita kerjakan berdampak dan mampu menabur amal kebaikan dengan sepenuh hati dan mampu kita tindaklanjuti di tahun ini; (3) Akankah kita mampu dan bisa berbaik sangka dengan diri dan orang lain di tahun ini.

Era Memupuk Harapan

Tinggalkan masa lalu dan pupuk asa di tahun ini (2019) dengan melakukan amalan kebaikan dan mengurangi tindakan yang berdampak pada keburukan. Susun konsep diri sebagai modal dasar yang mampu dan dapat direalisasikan. Bukan hanya sekedar konsep diri ‘ideal’ tetapi susah direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Modal penting untuk melakukan perenungan atau perubahan-perubahan adalah kesadaran akan adanya kekurangan pada diri kita (muhasabah). Sadar akan kekurangan diri adalah pintu gerbang untuk perbaikan diri. Orang yang tidak menyadari kekurangan diri, biasanya sulit untuk diperbaiki, karena dirinya merasa tidak perlu untuk diperbaiki. Sebuah kata hikmah yang sering kita dengar mengajarkan tentang kecenderungan manusia yang mudah melihat kesalahan orang lain dan sulit menyadari kesalahan sendiri. Misalnya: “Engkau lihat kotoran nyamuk yang menempel di muka orang lain dan engkau tidak melihat kotoran kuda yang menempel di muka sendiri”.

Mengenal kekurangan diri atau muhasabah adalah bagian dari ajaran penting dalam Islam. Al Qur’an menyuruh kita untuk mengevaluasi apa yang sudah terjadi pada diri kita untuk dijadikan bekal pada masa depan kita. “Hendaklah setiap orang melakukan evaluasi diri atas apa yang sudah terjadi untuk bekal di masa yang akan ia lewati” (Q.S. Al Hasyr: 18). Menyadari akan kekurangan diri bukan untuk diratapi atau disesali, tetapi untuk dijadikan bekal perbaikan diri. Seperti menyadari kebaikan (keunggulan) diri bukan untuk menjadi arogansi atau kesombongan diri, tetapi untuk dijadikan bekal dalam meningkatkan potensi diri demi kebaikan semua pihak.

Umar bin Khatab khalifah (panutan kedua dari Khullafaurrasyidin) menyampaikan pesan agar seorang muslim menghitung-hitung kelemahan diri (juga potensi diri). Dengan untaian kata “Hasibu Anfusakum Qobla Antuhasabu” - hitung-hitunglah dirimu sebelum engkau dihitung (oleh orang lain). Tidak jarang terjadinya sebuah musibah itu karena kesalahan kita atau kelemahan kita. Al Qur’an umpamanya secara explisit menyatakan bahwa terjadinya kerusakan di daratan dan di lautan adalah karena tangan-tangan manusia.

Untuk menyadari kekurangan diri, Islam mengajarkan perlunya tausiyah, yaitu saran masukan dari orang lain dan muhasabah, yaitu usaha diri kita untuk mengakui dengan jujur, menyadari dan mengakui kelemahan serta kesalahan kita.

Do’a atau dzikir yang diajarkan oleh Nabi SAW banyak yang secara eksplisit dan implisit mengandung adanya pengakuan tentang kelemahan, kesalahan, kekurangan diri kita, dan kemudian mengakui kebesaran Allah, ke-Maha-Perkasaan Allah dan ke-Maha-Kasih-Nya.

Do’a yang yang dianugerahkan dengan baik yang antara lain diawali dengan pengakuan akan adanya kelemahan, kedloifan dan kekotoran diri kita. Bahkan sebenarnya setiap ibadah yang dilakukan oleh seorang muslim, disadari atau tidak mengandung muatan introspeksi, menyadari kekurangan diri. Ketika kita berdo’a memohon rizki, maka dalam hati kita ada kesadaran bahwa kita memerlukan rizki itu.

Ketika kita meminta ampunan kepada Allah SWT maka didalamnya ada pengakuan bahwa diri kita banyak berdosa. Setelah sadar akan kelemahan, kesalahan dan kekurangan diri kita maka kita memohon kepada-Nya untuk adanya perubahan yang diputuskan setelah adara momen penting untuk selanjutnya ber ’hijrah’.

Muhasabah harus menjadi langkah awal untuk adanya perubahan dan perbaikan. Muhasabah baru bermanfaat kalau ditindaklanjuti dengan usaha perbaikan atau perubahan. Apalah artinya sebuah kesadaran akan dosa atau kelemahan kalau tidak ditindaklanjuti dengan usaha dengan perbaikan. Oleh karena itu, muhasabah harus dibarengi dengan niat dan tekad yang tulus untuk adanya perbaikan.

Nabi berpesan seorang mu’min itu kalau terperosok di sebuah lubang cukup satu kali dan boleh berkata ini adalah nasib dan taqdir Allah. Tapi kalau terperosoknya berulang kali di lubang yang sama, maka tidak pantas kalau ia mengatakan itu karena nasib dan taqdir yang sudah diputus oleh Allah. Tapi seharusnya mengatakan aku ini bodoh, tidak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa dan musibah yang telah terjadi. Berbahagialah mereka yang sadar akan kekurangan diri yang kemudian ditindaklanjuti dengan langkah-langkah perbaikan diri. Semoga dan patinya atas ijin Allah renungan diri di awal 2019 berjalan dengan istiqomah. Aamiin!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah Pak SY sudah muncul kembali. Jangan menghilang lagi ya, Pak. Terus ramaikan Gurusiana.

02 Jan
Balas

Insyaallah Siiiap Pak

02 Jan

Key wordnya bagus Pak...Berbahagialah orang yang menyadari kekurangan dirinya dan ditindak lanjuti dengan perbaikan diri...Sehat dan sukses selalu Pak....Barakallah..

02 Jan
Balas

terima kasih atensinya Bunda. Salam kenal ....

02 Jan

Kembali belajar menulis, semoga bermanfaat. Maaf .....

02 Jan
Balas



search

New Post