Kurang lebih saya menjadi guru adalah 15 tahun 6 bulan. Adalah wajar bila kita ada sedikit rasa jengkel, kesal menerangkan sesuatu pada siswa tapi tidak di dengarkan atau di perhatikan.

Hal ini saya alami pada saat menerangkan pelajaran Bahasa Indonesia, anak menatap tetapi entah apa yang di pikirkan, terkadang saya berfikir apakah kurang menarik dalam mengajar, atau suara yang kurang kencang dalam menerangkan.

Tapi menurut saya pribadi , apakah anak – anak zaman now sebagian kurang senang membaca, sehingga malas untuk mendengarkan atau menjalankan apa yang di perintahkan oleh gurunya. Ini adalah salah satu tantangan, agar bisa merangkul anak didik lebih fokus dengan apa yang ingin saya sampaikan.

Kebetulan pada saat itu adalah pelajaran Bahasa Indonesia kelas 6 tentang pembacaan Puisi, saya ingat pada waktu itu adalah puisi berjudul AKU karya pengarang besar Chairil Anwar.

Sebisa mungkin saya usahakan membacakan puisi dengan intonasi dan gaya yang tepat sesuai situasi kelas pada saat itu. Singkat cerita untuk menarik minat anak untuk belajar mendengarkan, menyimak dan lebih fokus lagi pada pelajaran pembacaan puisi yang akan saya sampaikan.

Segala cara saya tempuh dengan baca puisi yang saya baca dengan penuh penghayatan , sambil baca puisi , berjalan ke arah depan , belakang . alhamdulliah dengan usaha yang maksimal, sebagian besar anak – anak memperhatikan dengan penuh antusias.

Ada sedikit rasa senang saya pada saat itu, sekaligus miris dengan kenyataan yang sesungguhnya, bahwa anak – anak didik saya kurang greget kalau di ajak dalam pembelajaran khusus bahasa Indonesia, masih banyak tugas saya sebagai seorang pendidik dan sebagai khusus Individu untuk lebih banyak membuka wawasan pada anak – anak bahwa banyak membaca itu sangat penting. Karena menurut pendapat saya semakin banyak membaca, semakin banyak yang kita tidak tahu.

Mungkin hanya itu saja dahulu pendapat saya tentang sesuatu yang tidak saya sukai, semoga ada manfaatnya.