Jam besar dengan tinggi 26 meter, berada di tengah kota Bukittinggi, yang selalu menjadi pusat perhatian para wisatawan yang hadir di Bukittinggi, jam ini selalu membuat pengunjung penasaran ingin berfoto di sana seperti halnya monas dan tempat wisata lainnya, apa sebenarnya yang unik dari jam ini?

Jam besar itu disebut jam gadang, belum lengkap kalau datang ke Bukittinggi jika tidak berfoto di Jam gadang, j didirikan semenjak tahun 1926 ini, konon kabarnya dibangun tidak menggunakan semen dan batu bata, tetapi menggunakan campuran putih telur, pasir dan kapur, tapi setelah direnovasi saat ini baru digunakan campuran batu bata dan semen.

Bagian atapnya telah mengalami tiga kali perubahan, berdiri dengan megah membelah langit Bukittinggi, menunggu matahari bersinar dari timur, menambah cantiknya kota Bukittinggi, angka jam gadang yang unik semakin membuat tanda tanya, angka pada jam gadang menggunakan angka romawi, tetapi angka empat romawi seharusnya ditulis IV, tapi ditulis seperti ini: IIII, ada cerita tersendiri dalam penulisan angka tersebut.

Mesin jam gadang itu sendiri didatangkan dari Rotterdam melalui pelabuhan teluk bayur, keluaran pabrik jam di Jerman, mesin itu digerakkan secara mekanis, hanya ada dua mesin jam itu di dunia, yang lainnya adalah mesin jam big ben di London, Inggeris.

Bandul jam gadang sempat patah pada tahun 2007 karena gempa, dan saat ini telah direnovasi kembali, sehingga jam gadang sebagai kekayaan Bukittinggi tetap berdiri megah di tengah kota, menunggu pengunjung datang ke kota Bukittinggi.

Referensi: http:www//google.com