Sofia Marhenis

Mengajar di SMP NEGERI 2 Bukittinggi,SUMATRA BARAT, mari kita berliterasi dan belajar cerdas dari kehidupan ....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mencari Tauladan

Mencari Tauladan

Hasil Ujian Nasional baru saja diumumkan, tentu saja momen ini merupakan momen bahagia bagi siswa, orang tua dan juga guru, karena perjuangan selama beberapa tahun menunggu datangnya keberhasilan, sudah memperlihatkan hasil, tentu saja hal ini perlu dirayakan, terutama bagi siswa.

Miris, momen bahagia ternodai oleh tingkah laku dan tindakkan para siswa, hati guru, orang tua dan masyarakat tersakiti melihat aksi mereka yang saling mencoret-coret baju, pakaian, wajahnya, bahkan tidak luput kena sasaran coret adalah dinding sekolah, serta pagar rumah penduduk.

Mereka seperti orang kesurupan saling kejar, saling menyemprot cat pilox, kemudian beramai-ramai memenuhi jalanan menggunakan sepeda motor, dan menjadi tontonan masyarakat yang berdiri terpaku karena kecewa," inilah hasil pendidikan," kata mereka berbisik sinis.

Kejadian ini akan berulang dan terus berulang, bahkan ada yang menimbulkan korban, karena mereka mengalami kecelakaan lalu lintas, terlibat tawuran karena saling ejek, tidak ada yang dapat menghentikan, guru seakan tidak berdaya, apalagi orang tua dan masyarakat. Sebenarnya apa solusi dari permasalahan ini? apakah ini yang disebut kreatifitas? apakah ini menjadi budaya kita?

Aksi coret-coret di Indonesia bermula karena adanya seorang siswa yang tidak lulus pada tahun 70 an, karena protes dia meminta temannya mencoret-coret pakaian seragamnya, dan juga pada saat dilaksanakan ujian Ebtanas murni yang dianggap sangat sulit, setelah lulus siswa tersebut meluapkan kegembiraannya, karena mampu melewati ujian yang sulit.

Bagaimana dengan negara lain? apakah siswa di sana juga melakukan aksi coret-coret baju seragam? di negara Jepang kebiasaan siswanya setelah lulus, adalah mencopoti kancing baju teman yang menjadi idolanya, tapi aksi ini kemudian diarahkan pada bentuk kegiatan lain, mengumpulkan baju seragam bekas dan baju tersebut dapat disumbangkan lagi kepada siswa yang membutuhkan. Bagaimana dengan kita di Indonesia?

Akankah kita membiarkan kebiasaan ini? perilaku yang memancing terjadinya tawuran, kecelakaan, merusak pemandangan, percuma saja pendidikkan karakter yang selalu didengungkan untuk diintegrasikan dalam pendidikan di sekolah, ternyata hasilnya seperti ini.

Sebagai pendidik, orang tua dan masyarakat, mari kita kita sama-sama mengatasi masalah ini, aturan jika hanya dibuat tanpa ada sanksi maka aturan itu akan tetap di langgar, meskipun di sekolah sudah ada aturan dila melarang aksi coret-coret, tapi karena selama ini yang melmberi sanksi hanya dari fihak sekolah, maka keadaan ini tidak dapat diatasi, fihak sekolah tidak mungkin mengetahui siswa yang melakukan aksi tersebut, mereka sudah lulus dari sekolah.

Fihak sekolah dapat mencoba melakukan pendekatan pada siswa, saat siswa masih mengikuti pembelajaran, dengan memberikan contoh-contoh yang baik, tentang cara merayakan kegembiraan ketika lulus, yang dapat memotivasi siswa untuk mengerjakan cara-cara baik, tapi bantuan fihak orang tua dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi keadaan ini, andaikan dalam satu tahun kelulusan fihak guru, orang tua dan masyarakat dapat mengatasi aksi coret-coret ini, dan aksi tersebut mempunyai sanksi yang jelas, diharapkan tindakkan tersebut dapat menjadi teladan bagi generasi berikutnya.

Tetapi jika kita tidak mampu memutus mata rantai aksi coret-coret ini, maka aksi seperti ini akan menjadi budaya jelek yang merusak karakter bangsa.

Semoga saja kita mampu mengatasinya.

Referensi:

- http://www.sekolahjepang.com/2013/04/corat-coret-lulus-sekolah-ala-jepang-vs-indonesia/

- WWW.google.com

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sebagai guru saya sedih membacanya.

03 Jun
Balas



search

New Post