Sofia Marhenis

Mengajar di SMP NEGERI 2 Bukittinggi,SUMATRA BARAT, mari kita berliterasi dan belajar cerdas dari kehidupan ....

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran dengan Kurikulum 2013

Pembelajaran dengan Kurikulum 2013

Pembelajaran dengan kurikulum 2013, merupakan pembelajaran yang mengembangkan tiga kompetensi peserta didik yaitu: kompetensi pengetahuan, kompetensi ketrampilan, kompetensi sikap. Hal inilah yang menjadi pembeda antara kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP, pelaksanaan kurikulum 2013 dilakukan karena selama ini peserta didik hanya difokuskan pada penguasaan pengetahuan saja, sehingga peserta didik yang dihasilkan ibarat sebatang pohon yang hanya tumbuh lurus keatas, hanya punya pengetahuan, tidak punya ketrampilan dan sikap yang tidak berkembang dengan baik.

Banyak pertanyaan yang muncul, apakah kehebatan dari kurikulum 2013? apa buktinya bahwa kurikulum 2013 lebih mampu mengembangkan tiga kompetensi peserta didik?

Sebenarnya tidak ada kurikulum yang lebih hebat, jika kurikulum tersebut tidak mengembangkan kompetensi anak didik, dan tidak mampu meningkatkan mutu pendidikkan.

Lalu kenapa harus kurikulum 2013 tidak KTSP? melihat fakta yang ada selama ini, jika peserta didik hanya dibekali dengan pengetahuan saja tapi tidak dibekali dengan ketrampilan dan sikap yang baik, ternyata tidak mampu menghadapi tantangan kehidupan sehar-hari, sebagai contoh seorang mahasiswa yang baru menamatkan pendidikkan, melamar pekerjaan, yang paling utama dibutuhkan adalah ketrampilan berkomunikasi, kemampuan untuk menyesuaikan diri jika ia sudah diterima bekerja, sikap yang baik dalam pergaulan dengan rekan kerja dan atasan, baru terakhir diperlukan kompetensi pengetahuan.

Pendidikkan yang tidak pernah mengajarkan peserta didik untuk berkolaborasi, berkomunikasi, apalagi hanya menunggu perintah untuk bekerja( tidak kreatif), tidak punya ide-ide kritis yang dapat disumbangkan dalam pekerjaan, jelas akan tersisih dengan orang lain yang lebih komunikatif, yang mampu bekerja sama, yang kreatif dan kritis.

Saat ini kurikulum 2013 juga mengembangkan budaya literasi pada peserta didik, yang nantinya diharapkan dapat menjadi bekal bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menumbuhkan minat baca, belajar memahami baik dari buku dan media elektronik.

Fokus penilaian tidak hanya pada pengetahuan, sehingga kemampuan peserta tetap dikembangkan secara intelektual, sikap dan ketrampilan. Tapi meskipun secara teori kurikulum sangat baik, tapi jika guru tidak melaksanakannya dalam kegiatan pembelajaran, maka kurikulum tidak akan berarti, meskipun kurikulumnya dirobah-robah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju bu Ermawati..

08 Jun
Balas

hm..hm..pak Azis,...biar waktu yang menentukan, ibarat pakai sepatu baru tidak akan langsung sesuai, pasti ada rasa nyeri-nyerinya, begitu juga dengan kurikulum baru...

08 Jun
Balas

Saya masih menomorsatukan pengetahuan Bu Sofia. Buat apa keterampilan dan sikap jika pengetahuannya parah. Macam tiap kali UN, guru-guru banyak yang tidak jujur. Karena khawatir pengetahuannya tidak full, lantaran keterampilan dan sikap berbagi terlalu banyak berdasarkan K 13. Sy membantu siswa dengan memberi pengetahuan penuh. Sehingga pada saat ujian nasional, saya biarkan saja apa adanya. Saya tidak membantu mereka di UN , karena Saya sudah memberi pengetahuan yuang cukup memadai kepada murid-murid Saya.

08 Jun
Balas

Ya bu. Yang penting gurunya konsekwen melaksanakan.

08 Jun
Balas



search

New Post