Sofiawati .M. Si

Sebaik baik manusia yang banyak manfaatnya buat manusia lain ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta 88

Cinta 88

Sofiawati

Tagur 84

Pengorbanan yang tak berharga

"Apa kamu masih di bandara " pesan singkat masuk dari Kang Arya

Tetapi sayang pesan singkat itu masuk setelah Reva sampai di kota asalnya.

"Aku sudah berangkat pesawat jam 15.00 wib tadi"

Reva menjawab pesan itu dengan singkat dan tidak terlalu terlihat jika dia kecewa dengan sikap Kang Arya. Reva tidak balik bertanya dan hanya diam sambil menunggu bagaimana reaksi dari suaminya. Reva juga tidak menelpon mengabarkan jika dia sudah sampai dirumah dengan selamat.

Kang Arya tahu jika Reva marah, dia tidak banyak bicara dan lebih memilih diam. Jika ada satu pertanyaan maka Reva juga akan menjawab satu jawaban juga. Reva tidak ingin jika banyak bicara nanti bicaranya malah ngelantur dan menyakiti Kang Arya, padahal sikap Kang Arya lebih sering menyakiti hati Reva.

"Nanti aku telpon"

Reva hanya membaca pesan tanpa membalasnya. Satu jam kemudian telpon berdering dan terlihat ada panggilan di handphone Reva dari Sayang. Reva mengangkat walaupun suasana hatinya masih kesal, tetapi dari nada suara terdengar datar ketika menjawab pertanyaan dari Kang Arya.

Sambil mengambil posisi yang enak dan jauh dari suara, Reva menerima telpon dari Kang Arya

"Hai apa kabar jelek" terdengar suara lembut Kang Arya dari balik telpon

"Alhamdulillah baik" jawaban Reva dengan suara yang datar

"Kok kamu kurang semangat, belum makan ya, makan dulu deh biar lebih semangat. Engga enak ngobrol sama istri yang suaranya lembek begitu"

"Aku udah makan" jawaban singkat kembali terdengar dari mulut Reva. Reva berfikir apakah Kang Arya tidak merasa sedikitpun bersalah karena tidak menemuinya ketika berada dikota Jakarta. Apa Kang Arya pura-pura lupa jika dia telah memperlakukan Reva dengan sesuka hatinya.

"Telpon aku matikan, engga enak ngobrol sama orang yang engga semangat"

Kang Aryapun menutup telpon dari seberang sana. Reva hanya diam dan tidak berusaha untuk menelpon kembali. Perasaannya saat ini mungkin lebih tenang bila tidak bicara dulu dengan Kang Arya. Waktu akan membuat mereka berdua saling introspeksi diri dan saling merindukan. Hampir satu minggu Reva tak mendengar kabar dari Kang Arya dan tidak ada juga pesan masuk lewat handphonenya. Sampai suatu saat ada pesan masuk untuknya

"Mami meninggal, kamu tidak usah kemari , cukup doakan aja"

"Innalillahi wainnailahi rojiun, aku turut berduka atas meninggalnya Mami, semoga Mami pergi dengan tenang dan diterima segala amalnya, semoga kamu sabar ya say. Aku akan doakan Mami dari sini"

Rasanya ada penyesalan dihati Reva yang tidak bertanya keadaan suaminya dan Mami dalam satu minggu ini karena masih ada rasa kesal dihati. Tetapi saat berada di Jakarta Reva sempat bertemu Mami dan ternyata itu pertemuan terakhirnya.

Apakah saat Kang Arya tidak menemuinya, apa keadaan Mami kritis karena Mami memang sudah tua dan kadang-kadang jika pergi lupa pulang. Bahkan pernah suatu saat Mami diantar oleh tetangganya karena bertemu di pasar.

"Ya Allah ampuni aku, aku belum bisa menjadi penyejuk buat suamiku, hingga saat Mami meninggal aku tidak bisa hadir di sampingnya. Maafkan aku say yang terlalu egois memikirkan diriku sendiri" bisik hati Reva yang terlihat terpukul dengan kejadian itu.

Bersambung

Pariaman, 22 November 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

22 Nov
Balas

Makasih Pak Dede telah mengikuti kisah ini

22 Nov

Keren Uni. Rancak bana.. Lanjuuut. Sukses selalu

22 Nov
Balas

Tks Pak Burhani

23 Nov

Hmmm... Apa ada yang hubungan suami istri kaya gini? Kaku banget. Gemes saya jadinya hihi.....

23 Nov
Balas

Mantul Bun....sehat dan sukses selalu... lanjutkan

23 Nov
Balas

Tks bun

23 Nov

Duh Reva bikin baper. Salam sehat dan sukses selalu. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan melalui cerita bersambung yang keren.

22 Nov
Balas

Sama-sama Pakde

22 Nov

Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan

22 Nov
Balas

Tks Pak Tri

22 Nov

Keren ceritsnya

22 Nov
Balas

Tks bun

23 Nov

Semakin keren cerpennya. Sukses selalu untuk Ibu

22 Nov
Balas

Makasih Pak Sunin

22 Nov

Innalilahi, Reva jadi bimbang deh

22 Nov
Balas

Tks bun

23 Nov

Waduhh...ternyata. tetap sabar ya, Reva

23 Nov
Balas

Sabar banget bun

23 Nov

Cerpen yang menginspirasi dan keren. Salam sukses selalu

22 Nov
Balas

Tks bun

22 Nov

Ada apa dengan Kanf Arya,.... ditunggu lanjutannya Bu Sofi

22 Nov
Balas

Tunggu kelanjutannya Pak Arif

23 Nov

Waduh....kenapa harus putus komunikasi ya....he he...keren..lanjut

22 Nov
Balas

Itulah bun

23 Nov

Kok kang Arya ga telp lagi yaa.... Tiba tiba kabar mami ga ada. Hehe .kepo, Bu Sofi.

22 Nov
Balas

Iya Bu Cicik

23 Nov

Jangan lupa, besok aku telpon. Hehehe, salam literasi.

22 Nov
Balas

Tks Pak Isak

23 Nov

Wow cerita yang menarik, semoga selalu sehat dan sukses.

22 Nov
Balas

Tks bun

23 Nov

Keren ceritanya. Lanjut Bun.

22 Nov
Balas

Tks bun

23 Nov



search

New Post