INDAHNYA HIDUP BERBAGI

Semakin kurasakan hari ini betapa indahnya hidup berbagi. Sudah tiga hari badanku terasa meriang, perut bantat, dan kepala pusing. Terus terang aku berharap ini bukan pengaruh virus Covid-19 yg sangat kubenci sejak Maret 2020. Gara-gara virus ini, negeriku tercinta menjadi carut marut kondisi sosial ekonomimya. PHK karyawan merajalela, angka kematian membludak dan pendidikan jadi terganggu.

Uang seratus ribu yg kuambil dari saldo tabunganku yang sedang dirundung paceklik, kumasukkan dalam sebuah amplop putih. Pak Madi guru ngaji yg memiliki ketrampilan memijat, kupanggil ke rumahku untuk menerima amplopku sebagai imbalan jasa atas jerih payahnya membantu kesembuhanku.

Aku terasa lebih segar setelah dipijat selama lebih kurang satu setengah jam. Ia juga merasa senang karena rizkinya mengalir lancar dari hasil jual jasa memijat dan memasang keramik para tetangga yang membutuhkan. Dapurnya pun mengepul tanpa takut kehabisan nasi di bakul yang sudah disantap kelima anaknya yg lagi mengalami masa pertumbuhan.

Beginilah roda kehidupan. Manusia tak akan bisa hidup menyendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia ditakdirkan untuk bekerjasama saling membantu walaupun melalui ikatan jasa dan barang.