Satu tahun lalu, aku mengenal acara pelatihan Sagu Sabu ini dari temanku, Bu Nur. Ya, aku satu sekolah dengan beliau. Beliau mengikuti pelatihan Sagu Sabu ini kemudian bisa menulis buku dan mengikuti gebyar literasi di Jakarta. Saat itu sekolahku heboh karena baru kali ini ada guru SMP N 1 Sayung yang membuat buku dan bisa ke Jakarta. Buku beliau adalah mahakarya luar biasa menurutku. Aku yang setahun lalu baru pindah dari SMP N 2 Wedung yang notabennya adalah sekolah di pelosok desa, masih sangat kaget ternyata bisa pindah di sekolah maju dengan guru-guru hebat didalamnya. Bu Nur selalu mau berbagi ilmu kepadaku, memotivasi aku untuk terus maju memberikan yang terbaik semampuku. Pernah suatu ketika aku bergumam dalam hati, “Bisakah aku punya buku seperti Beliau?” Mimpi di siang bolong Sofi.

Satu tahun berlalu, tak terasa bagiku. Bu Nur menawarkan siapa yang mau ikut pelatihan Sagu Sabu di grup WhatsApp sekolahku. Wow, aku langsung semangat ingin ikut tapi lagi-lagi masih belum percaya diri, apa aku bisa menulis buku. Banyak teman di sekolahku yang ingin ikut pelatihan ini tetapi ada juga yang mematahkan semangatku dengan berkata, “Serius mau ikut Bu Sofi, memang bisa?”. Semua orang bahkan suamiku sendiri tidak percaya padaku dan berkata, “Beneran mau ikut pelatihan ini?”. Aku berusaha memberi pengertian kepadanya dan sedikit ‘merayu’. Aku ingin belajar menulis dan bertemu orang-orang hebat. Allah, aku ingin sekali ikut. Beberapa minggu sebelum tanggal 27 Januari ini, akhirnya suami mengijinkanku. Senang sekali rasanya.

Hari pertama mengikuti pelatihan ini, aku begitu senang. Dengan kebingungan mencari ide apa yang aku tulis, akhirnya mendapat pencerahan dari Bu Isti yang begitu hebat. Akhirnya aku bisa bertemu Pak Leck Murman yang selama ini aku penasaran kepada beliau. Aku ingin membuat buku Pak Leck. Semoga Allah memberikan aku kesehatan dan kemampuan untuk mewujudkannya. Aamiin Ya Robbal Alaamiin.

Penulis adalah peserta Sagu Sabu Semarang