Seperti kita tahu, matematika pelajaran yang dianggap menakutkan dan sangat dibenci siswa. Apalagi gurunya juga 'tidak bersahabat', menambah rasa seram pada pelajaran ini. Dulu aku pun begitu. Merasakan apa yang siswa sekarang rasakan. Berbagai cara dilakukan oleh guru, menjelaskan semaksimal mungkin agar siswa paham. Ya, inilah tantangan untuk guru matematika sepertiku.

Banyak teori yang telah disampaikan pada saat kuliah, tapi itu semua sungguh idealis. Kadang susah diterapkan oleh guru selama mengajar di kelas. Tantangan ini semakin membuatku berpikir, bagaimana bisa siswa paham apa yang aku sampaikan.

Sampai suatu ketika, aku mencoba melakukan pendekatan kepada siswa-siswaku. Aku ajak mereka bercanda sesekali, mendengarkan curahan hati mereka. Aku memposisikan diri sebagai sahabat dan kakak mereka. Saat di kelas, aku buat kesepakatan kepada mereka untuk tidak berbicara dengan temannya ketika aku menerangkan. Mereka boleh berbicara saat tiba waktu diskusi.

Ada satu anak yang termasuk kategori anak luar biasa di suatu kelas. Aku merasa dia punya dunia sendiri yang sulit guru masuk didalamnya. Aku coba mendekati dia, sebenarnya dia termasuk anak cerdas, mungkin karena lingkungan yang membuat dia seperti itu. Perlahan aku dekat dengan dia. Alhamdulillah sekarang dia selalu ingin duduk paling depan bahkan beberapa kali sering duduk di lantai depan, dekat dengan papan tulis. Aku percaya, kelak dia bisa jadi anak baik dan sukses. Doa Ibu selalu buatmu Nak..

Aku tahu, aku masih belum lama menjadi guru yang mungkin belum punya banyak pengalaman, dan mengajar sangat baik. Aku tidak menuntut semua siswaku jago dan pandai matematika. Setiap anak punya kemampuan dan bakat masing-masing tetapi aku hanya ingin paling tidak mereka bisa mengerti matematika dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga siapa tau ilmu ini bermanfaat di kehidupan mereka kelak.

Kita niatkan ibadah saat kita melakukan tugas mulia sebagai guru. Selalu belajar dan berinovasi dalam mempersembahkan pembelajaran yang baik dan menyenangkan untuk siswa. Satu hal lagi, siswa kita tidak hanya butuh ilmu pengetahuan dari kita, tetapi mereka juga butuh diperhatikan dengan kasih sayang.

Semarang, 1 Juni 2017