Sofyanti

Menulis, menebar manfaat, mencari jalan kedekatan dengan Pemilik jagat. Guru SMPN 2 Katapang Kabupaten Bandung....

Selengkapnya
Navigasi Web
Di Dapur Ada Tangga Menuju Surga

Di Dapur Ada Tangga Menuju Surga

Siapa yang tak letih? Seharian di tempat kerja dengan setumpuk sibuk, begitu pulang ke rumah suasana bagai kapal pecah. Belum berbenah pun sudah punya separuh lelah. Jika memperturutkan nafsu, pastilah berlontaran sumpah serapah. Tapi untuk apa dan untuk siapa?

Soré hari, saat semua anggota keluarga kembali ke rumah setelah beraktifitas seharian, idealnya menjadi waktu rehat melepas penat. Untuk anak-anak dan suami bisa jadi, tapi untuk ibu/istri aktivitas tidak otomatis berhenti. Rehat sejenak ya, tapi kelamaan selonjoran bisa membuat kapal makin pecah. Jadi, lupakan lelah jika ingin setiap sudut rumah kembali indah.

Ruang paling menyita waktu dan tenaga adalah dapur. Wilayah kekuasaan emak-emak ini paling sering jadi tempat lembur. Jika ibu adalah orang terakhir yang kembali ke rumah, bisa dipastikan ia jadi orang pertama yang berbenah. Ia tak akan merasa nyaman jika dapurnya masih berantakan. Setumpuk piring kotor, pakaian kotor, lantai kotor... hmmm.. serba kotor, seakan menunggu sentuhan tangan ibu. Tak peduli nyonya rumah baru datang dengan nafas terengah-engah. Meski penat mendera, emak akan bergerak dengan segera.

Buat Ibu bekerja, semua gambaran di atas adalah realita tak terbantah. Lelah bisa berjilid-jilid. Nikmati atau tak nikmat sama sekali.

Well Moms, let"s enjoy our daily routine. Jalani dengan hepi dan tak perlu membatin. Kita diamanahi aneka peran, pundak kita dipercaya memikul banyak beban. Ayo kita mainkan dengan dua pilihan: ditaburi rasa bahagia senyum sumringah atau dibumbui nestapa keluh kesah. Pilihan pertama jauh lebih renyah daripada berkeluh tapi tetap mandi peluh. Bukankah hakikatnya emak sedang beribadah? Elok kah jika sambil mengaduh?

Laa tahzan. Sebab kita tak sendirian. Perempuan solehah sekelas Sayyidah Fatimah r.a saja pernah merasakan keletihan serupa. Beraneka pekerjaan berat di rumahnya telah membuat tangannya melepuh, hingga sahabat yang melihat hal itu menyarankan beliau untuk meminta pembantu rumah tangga pada Ayahanda, Baginda Nabi. Apa jawaban sang Ayah? Dengan penuh kelembutan, kedua jemari puteri terkasih diciumnya. Nabi berkata "Apakah kamu tidak menghendaki jika aku mengajarimu sesuatu yang lebih baik dari pembantu?! Ketika engkau hendak tidur katakanlah Allohu Akbar 34 kali, Alhamdulillah 33 kali dan Subhanallah 33 kali".

Nah emak-emak, apakah ada yang lebih baik dari itu? Rosulullah SAW mengajarkan pada kita untuk berdzikir sebelum tidur (istirahat). Jika demikian, pastilah ini istirahat yang sangat berkualitas. Sebelum tidur melepas lelah kita mengingat Allah, maka jaminannya hati akan tentram, damai. Dalam kedamaian itu sepenuh jiwa kita meminta Allah mengobati dan mengganti semua rasa lelah dengan kesegaran penuh berkah. Kita pun berharap lewat dzikir itu Allah melimpahkan maghfirah.

Jika kemudian keletihan yang luar biasa berujung sakit, maka itu kesempatan emak menjadi sosok yang lebih baik. Sebab sakit yang diderita bisa jadi penggugur dosa. Apa pun situasinya selalu ada kesempatan kita mendapat pahala. Jangan bersedih emak, setiap lelah yang diniatkan lillah insya Alloh berujung surga. Satu hal lagi, kala Baginda Nabi mencium tangan puterinya yang lecet-lecet karena bekerja itu, beliau pun sempat menghibur, "Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh selama-lamanya oleh api neraka". Subhanallah.

Maka nikmat Tuhan mana lagi yang akan kita dustakan?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah Barokallah, tulisan yang bergizi dan penuh energi, lanjutkan Bu Sofyanti

08 Feb
Balas

Alhamdulillah wa syukurillah. Terimakasih Pak Guru untuk apresiasi dan silaturahimnya. Jujur, saya banyak belajar dari Bapak. Insyaa Alloh jadi penyemangat untuk terus berlatih menulis. Sehat dan sukses terus ya Pak! Barokalloh..

10 Feb

luar biasa , terimakasih sudah diingatkan Bund, ketika badan lelah, rumah seperti kapal pecah, maka emosi jiwaah...sehat dan sukses Bunda Sofyanti..Barakallah

08 Feb
Balas

Alhamdulillah tabarokalloh. Terimakasih juga atas apresiasinya. Kita sama-sama belajar dan berlatih mengendalikan emosi yaa Bunda, kala rumah seperti kapal pecah. Salam kenal, sehat dan sukses juga. Barokalloh.

10 Feb

Subhanallah, berarti saya tidak punya tangga ke surga yah Bund,. Karena saya tak pernah di dapur, hadeuh. Sukses selalu dan barakallah

08 Feb
Balas

Hehe.. insya Alloh banyak tangga menuju surga, Bunda. Di setiap sudut rumah, di setiap ruang, bahkan di setiap jengkal bumi Allah, tempat di mana kita berkhidmat pada-Nya. Dapur hanya salah satunya, dan kali ini jadi titik fokus tulisan saya. Sukses juga buat Bunda, barokalloh..

10 Feb

Tulisan yang sangat menginspirasi. Tahukah, Bu, dapur adalah tempat yang paling saya sukai. Karena di tempat ini, saya bisa berkreasi sesuka hati.

08 Feb
Balas

Alhamdulillah tabarokalloh. Betul Bu, dapur adalah Istana kaum ibu, daerah kekuasaan kita. Barokalloh. Trmksih atas apresiasinya. Selamat berkreasi..

08 Feb



search

New Post