Hujan..

menghilang,

menjauh,

mendekat,

memberi isyarat,

menampak dalam udara yang menghangat,

merintik,

mencurah,

menderas, membahana badai,

menggelegar bersama halilintar..

melimpah ruah dalam air tumpah!!

dirindu,

dipanggil,

diharapkan,

diamati,

dikipasi,

dihindari:

berpayung, berjas, berteduh,

berdiam di pojok-pojok rumah terhangat,

menutup telinga rapat-rapat!

hingga mengungsi di tenda-tenda darurat..

Kita..

awalnya meminta,

berdoa,

memanggil,

tersenyum,

bersyukur,

mengeluh: dalam gerah, dalam becek, dalam basah, dalam lelah,

dalam dingin yang mengalir ke penjuru rumah...

sebab hujan menjelema musibah!

doa berubah keluh kesah dan sederet gelisah.

Tak sedikit sumpah serapah..

Siapa salah?

Hujan,

segarnya dinanti.

Deras tak berjedanya ciutkan nyali.

Sejatinya rahmat dari Yang Maha Tinggi.

Maka, mari bersimpuh

Kendalikan keluh.

Jika rintiknya berganti air bah, kita butuh bermuhasabah.

Dalam tegak, dalam duduk, dalam rebah tiada daya,

menderaskan ingat pada Pemilik semesta.

Merenung, bukan termenung.

Tafakur, bukan terpekur.

Saksikan, segala hal tentang langit dan bumi,

tentang masa dan musim yang silih berganti,

adalah bukti kuasa Illahi.

Betapa setiap yang dicipta-Nya tiada sia-sia, penuh arti.

Kita dan hujan,

sama-sama diciptakan.

Tak punya kekuatan.

Merunduk pada Tuhan.

*Simpati mendalam untuk mereka yg sedang dalam ujian. Bersabarlah!