Sofyanti

Menulis, menebar manfaat, mencari jalan kedekatan dengan Pemilik jagat. Guru SMPN 2 Katapang Kabupaten Bandung....

Selengkapnya
Navigasi Web
Sabarku Syukurmu

Sabarku Syukurmu

Manusia berencana, Tuhan punya ketentuan. Segala peristiwa sudah ada catatannya, di mana kapan dan siapa yang jadi peran utama. Setiap diri pasti berharap rencana yang dimilikinya berjalan sesuai harapan. Lantas sikap apalagi yang lebih baik dari sabar, ketika harapan jauh dari kenyataan?

Ini kisah tadi pagi. Dari rumah bergegas, menuju tempat tugas. Seluruh pekerjaan rutin pagi hari dibuat tuntas. Bahkan tak sempat sarapan. Keluar dari halaman, motor dipacu hampir mirip balapan. Ketika mulai meluncur di jalan raya, terasa ada yang tak biasa. Motor seperti berguncang. Awalnya pelan, tapi lama-lama membuat berdebar juga. Guncangan bersumber dari roda depan yang ternyata mengalami kebocoran. Innalillahi, betapa dzalimnya diri. Kendaraan yang tak sehat dipaksa melaju cepat.

Mulut komat-kamit beristighfar, hati menjerit meminta sabar. Ini bukan keinginan, tapi terjadi dan harus dihadapi. Berjuanglah jiwa membuang rasa kecewa. Ingin sampai di tempat kerja tepat waktu, apa daya harus mampir di tempat tambal ban lebih dahulu.

Kesabaran masih diuji. Di tempat tambal ban, motor yang hendak diservis sudah mengantri. Aduhai! Ini hari penuh dengan peristiwa tersembunyi. Diawali subuh tadi, usai sholat sempat terlelap beberapa menit. Hingga kemudian urusan beres-beres jadi terasa berbelit.

Sabar, sabar dan sabar Bu Guru. Tak ada yang lebih baik dari itu. Maka kuamati seksama tukang tambal ban yang sedang bekerja. Ia tak terbawa suasana, tetap tenang meski para pemilik motor tampak gelisah dalam antrian. Ia tuntaskan urusan tambal menambal satu per satu. Hingga tiba giliran motorku. Masih dengan ketenangan luar biasa, ban depan bagian dalam suzuki-ku diganti dengan yang baru. "Bocornya parah Bu. Harus ganti yang baru".

Hmmm... asal bukan hatiku yang parah karena keluh kesah. Jika begitu harus minta pula hati yang baru. Maka kunaikan level sabarku, sebab aku harus merogoh saku agak dalam. Amplop biaya tak terduga harus dikeluarkan. Bismillah, semoga berkah.

Beberapa menit berlalu, tukang tambal ban memanggilku.

"Alhamdulillah, sudah selesai Bu." Suaranya ramah diiringi senyum sumringah. Pastinya hari ini penuh berkah baginya. Ucapan HAMDALLAH adalah bukti rasa syukurnya. Antrian motor yang diservisnya bermenit-menit, adalah wujud rizki yang ia pinta dalam doa-doanya. Bocornya ban kami jadi tambahan rupiah di dompetnya, untuk biaya hidup keluarganya.

Subhanallah. Sabarku adalah syukurmu. Kami bersabar atas ujian kecil ini, tukang tambal ban bersyukur atas limpahan rizki di pagi hari.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post