Soga Biliyan Jaya, S.Pd.

Assalammualaikum.................WR.......................WB.............. Nama saya Soga Biliyan Jaya, saya tinggal di Provinsi Aceh Kab. Nagan Raya Kec. Daru...

Selengkapnya
Navigasi Web

STUDI KASUS DI SDN TANJUNG SELAMAT ACEH BESAR

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan mengucap puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberi rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa pula mengucapkan shalawat beserta salam atas kehadiran baginda rasulullah yaitu nabi Muhammad S.A.W..

Dan rasa terima kasih kami kepada dosen pembimbing bapak Dr. Saifullah, S.Ag., M.Ag. yang senantiasa membimbing dan memberi saran yang baik kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Makalah Telaah Kurikulum.

Makalah ini di buat bukan hanya untuk menyelesaikan dan melengkapi tugas mata kuliah tapi juga di harapkan dapat memberi wawasan yang lebih luas guna meningkatkan pengetahuan yang mendalam bagi para mahasiswa/i dalam bidang pendidikan, sehingga kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang ada dalam bidang pendidikan.

Akhir kata, Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi kami, sekian dan terima kasih.

Darussalam- Banda Aceh, 06 Juni 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 01

A. Latar Belakang...................................................................................................... 01

B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 01

C. Tujuan ................................................................................................................... 01

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................ 04

A. Pengertian Kurikulum............................................................................................ 04

B. Peran Dan Fungsi Kurikulum................................................................................ 05

C. Proses Belajar Mengajar Dan Implementasi Kurikulum........................................ 07

D. Implementasi Dan Evaluasi Kurikulum................................................................. 07

BAB III HASIL OBSERVASI TELAAH KURIKULUM KELAS VI SD/MI........ 12

A. Pengembangan Kurikulum Pada Mata Pelajaran Di Kelas 6................................. 13

B. Pengembangan Kurikulum KTSP Dan K13 SDN Tanjung Selamat..................... 14

C. Kendala Dalam Pelaksanaan Kurikulum K13 SDN Tanjung Selamat.................. 15

D. Sistem Evaluasi Pada Kurikulum K13 Di SDN Tanjung Selamat........................ 17

BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 18

A. Kesimpulan............................................................................................................ 18

B. Saran ................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan satu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, maupun nasional.[1]

Pendidikan di negara Indonesia saat ini masih mengalami berbagai macam persoalan. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang mengalami pergantian dari tahun ke tahun dan membebani peserta didik tanpa ada arah pengembangan yang benar-benar di implementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.

Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis, yang menentukan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, baik proses maupun hasil. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik kepala sekolah, guru, maupun peserta didik akan terkena dampak langsung dari setiap perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum merupakan perubahan yang sangat mendasar dalam sistem pendidikan nasional, dan akan mengubah komponen-komponen pendidikan lainnya.[2]

Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban satu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di Dunia. Karena seringnya perubahan kurikulum. Misalnya saja, dari perubahan KTSP menuju kurikulum 2013. Di berbagai sekolah Indonesia belum seluruhnya menerapkan kurikulum 2013.

Seperti hal yang terjadi di salah satu sekolah di Aceh yaitu SD Negeri Tanjung Selamat, ketika perubahan kurikulum dilakukan pada semua kelas di mana pada awalnya masih menerapkan KTSP dan kemudian diganti dengan K13. Dalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas tinggi saja di SDN Tanjung Selamat, sedangkan kelas rendah masih sulit dikarenakan peserta didik masih terbawa gaya belajar KTSP.

Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan, Usaha tersebut perlu dilakukan demi menciptakan generasi masa depan yang berkarakter dan menciptakan anak yang unggul dan mampu bersaing di dunia internasional.

B. Rumusan Masalah

Dari Uraian di atas maka kami mengambil beberapa rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:

A. Bagaimana pengembangan kurikulum pada mata pelajaran di kelas 6 ?

B. Bagaimana pengembangan kurikulum KTSP dan K13 SDN Tanjung Selamat?

C. Apa saja kendala dalam pelaksanaan kurikulum K13 SDN Tanjung Selamat?

D. Bagaimana sistem evaluasi pada kurikulum K13 di SDN Tanjung Selamat ?

C. Tujuan

A. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pada mata pelajaran di kelas 6.

B. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum KTSP dan K13 SDN Tanjung Selamat.

C. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan kurikulum K13 SDN Tanjung Selamat.

D. Untuk mengetahui sistem evaluasi pada kurikulum K13 di SDN Tanjung Selamat.

D. Metode Observasi

Metode Observasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Metode wawancara ini di lakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan narasumber yang terkait yaitu Wali Kelas VI SDN Tanjung Selamat.

2. Observasi

Metode Observasi di lakukan dengan cara mengamati kondisi fisik dan juga proses kegiatan belajar mengajar di SDN Tanjung Selamat.

E. Waktu dan Tempat

Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2017 pukul 10.30 yang dilakukan oleh kelompok 12 di SDN Tanjung Selamat Kec. Darussalam Kab. Aceh Besar.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum atau Curriculum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang harus di tempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung berdasarkan rumusan masalah tersebut kurikulum dalam pendidikan di artikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau di selesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.[3]

Istilah kurikulum dalam dunia pendidikan memiliki banyak definisi yang berbeda dan berkembang di kalangan para ahli, antara lain:

Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan tujuan pendidikan tertentu”.

Taylor dan Lewis ia memandang kurikulum sebagai sebuah kumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik.

Robert M. Hutchins tahun 1936 ia mengatakan bahwa kurikulum adalah sebuah mata pelajaran dan isi pelajaran yang akan diajarkan.

Hasan Langgulung berpendapat bahwa kurikulum merupakan sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olah raga, dan kesenian baik yang berada di dalam maupun di luar kelas yang di kelola oleh sekolah.[4]

Istilah kurikulum digunakan di dalam dunia pendidikan dan ditulis dalam kamus Webster tahun 1955 dan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau kuliah di sekolah atau perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mencapai satu ijazah atau tingkat, juga keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh satu lembaga pendidikan.

Kurikulum : suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.[5]

Maka dapat kami simpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan isi pelajaran, bahan kajian, dan cara penyampaian serta penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Mengingat pentingnya kurikulum, maka dalam pengembangannya diperlukan landasan atau asas yang kuat, melalui pemikiran dan perenungan yang mendalam. Menurut Hornby dalam buku ” Kurikulum dan Pembelajaran” Landasan adalah satu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari. Contohnya: seperti landasan kepercayaan agama, dasar atau titik tolak.[6]

Landasan itu sama dengan dasar-dasar. Sering kali istilah pembinaan dan pengembangan dalam pemakaiannya menyatu dan kabur. Pembinaan menunjukkan pengertian bahwa satu upaya atau kegiatan mempertahankan, penyempurnaan dan perbaikan yang telah ada dianggap baik berdasarkan satu ukuran/kriteria tertentu mencapai sasaran yang diharapkan. Sedangkan, pengembangan di sini menunjukkan pada kegiatan yang menghasilkan alat, sistem atau cara baru melalui langkah-langkah penyusunan, pelaksanaan dan penyempurnaan atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan pengembangan tersebut.[7]

Dengan demikian kami menyimpulkan landasan kurikulum dapat diartikan sebagai satu gagasan, landasan, satu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.

B. Peran Dan Fungsi Kurikulum

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat.

Peran Kurikulum

Sebagai salah satu komponen dalam pendidikan kurikulum harus mempunyai tiga peranan. Menurut Oemar Hamalik (1990) terdapat tiga jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu Peran Konservatif, peran kritis dan evaluatif serta peran kreatif.

a. Peran Konservatif

Peranan kurikulum untuk mewariskan, mentransmisikan dan menafsirkan nilai-nilai sosial dan budaya masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat.

b. Peran kreatif

Tugas sekolah bukan hanya mewariskan dan membudayakan nilai – nilai yang telah lama tetapi menciptakan dan mengembangkan hal - hal yang baru yang sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat juga menjadi tujuan utama dunia pendidikan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan memang berkembang begitu pesat dalam kehidupannya sehingga ia tak pernah menunggu mereka yang lambat berkembang dan hanya berpaku pada nilai dan hal – hal yang lama. Peran kurikulum dalam membantu peserta didik untuk mampu menjadi agen yang dapat membawa sebuah ide dan gagasan baru yang dapat digunakan oleh manusia untuk memudahkan pekerjaannya.

c. Peran kritis dan evaluatif

Kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Kurikulum berperan menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dimiliki anak didik. Nilai–nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan.[8]

Dari pendapat di atas kami menyimpulkan bahwa pengembangan kurikulum harus memperhatikan ketiga peran yaitu konservatif, kreatif, kritis dan evaluatif, karena ketiganya harus berjalan seimbang. Kurikulum yang menonjolkan peran konservatifnya akan cenderung membuat pendidikan ketinggalan zaman, sebaliknya kurikulum yang menonjolkan peran kreatifnya, dapat membuat nilai-nilai budaya lokal hilang.

Fungsi Kurikulum

Menurut McNeil (1990) fungsi kurikulum ada empat yaitu:

1. Fungsi pendidikan umum

Fungsi ini bertujuan untuk menjadikan setiap peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan sebagai warga Negara yang baik.

2. Suplementasi

Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya mampu memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

3. Eksplorasi

Kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa.

4. Keahlian/skill

Kurikulum harus dapat mengembangkan keahlian siswa sesuai dengan minat dan bakat siswa.

C. Proses Belajar Mengajar Dalam Implementasi Kurikulum

Menurut Ernest H. Hilgard, Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu.

Menurut Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, M.Pd, mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Aktivitas mengajar merupakan kegiatan guru dalam mengaktifkan proses belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode.[9]

Jadi dapat kami simpulkan bahwa, belajar mengajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antar siswa sesama siswa dalam proses pembelajaran.

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KURIKULUM

v Implementasi

Ada beberapa pengertian implementasi kurikulum menurut para ahli yaitu:

Majone dan Wildavky (1979) mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam pressma. dan Wildavzky, 1984).

Implementasi juga dapat diartikan sebagai satu proses penerapan ide dan konsep. Adapun kurikulum dapat diartikan dokumen kurikulum (kurikulum potensial).[10]

Dikemukakan juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses interaksi antara fasilitator sebagai pengembangan kurikulum , dan peserta didik sebagai subjek belajar.[11]

Implementasi kurikulum adalah penerapan, ide, konsep kurikulum potensial (dalam bentuk dokumen kurikulum) ke dalam kurikulum aktual dalam bentuk proses pembelajaran.[12]

Dari beberapa pengertian di atas kami menyimpulkan bahwa implementasi kurikulum dalam penerapan model, ide, konsep kurikulum ke dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang diterapkan melalui proses belajar mengajar.

v Evaluasi Kurikulum

Menurut S. Hamid Hasan, evaluasi kurikulum adalah evaluasi pendidikan yang memiliki karakteristik yang tak terpisahkan. Karakteristik itu adalah lahirnya berbagai definisi untuk satu istilah teknis yang sama.

Rumusan evaluasi menurut Gronlund adalah satu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi/ data untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.

Hopkins dan Antes mengemukakan evaluasi adalah pemeriksaan secara terus menerus untuk mendapatkan informasi meliputi siswa, guru, program pendidikan, dan proses belajar mengajar, untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan ke efektivitas program.

Menurut Tyler (1949) evaluasi berfokus pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada proses belajar mengajar. [13]

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat kami simpulkan bahwa evaluasi lebih bersifat komprehensif yang di dalamnya meliputi pengukuran atau pencapaian. Selain itu evaluasi pada hakikatnya adalah satu proses membuat keputusan tentang nilai satu objek. Keputusan evaluasi tidak hanya berdasarkan pada pengukuran tetapi juga berdasarkan pengamatan baik yang didasarkan pada pengukuran measurement maupun bukan pengukuran non-measurement pada akhirnya menghasilkan keputusan nilai tentang satu program/kurikulum yang dievaluasi.

Pada prinsipnya, evaluasi adalah hasil belajar yaitu kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, macam-macamnya itu banyak mulai yang sederhana sampai yang paling kompleks. Di antara macam-macam evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pre-test dan post-test

Kegiatan pre- test dilakukan guru seacara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disajikan.

Post- test adalah kebalikan dari pre- test yakni kegiatan evaluasi yang dilaksanakan guru pada akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

b. Evaluasi prasyarat

Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre- test. Tujuannya adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi lama atau pengulangan materi yang berkaitan dengan materi baru yang akan diajarkan.

c. Ujian akhir nasional ( UAN / UN )

Ujian akhir nasional (UAN) yang dulu disebut EBTANAS (evaluasi belajar tahap akhir nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Namun UAN di rancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada satu jenjang pendidikan yakni sejak SD/ MI dan seterusnya.

d. Penilaian formatif

Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan feedback bagi penyempurnaan program pembelajaran, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik. Tujuan utama penilaian formatif untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik. Penilaian formatif sesungguhnya merupakan penilaian acuan patokan.

e. Penilaian sumatif

Penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai. Penilaian sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat mengusai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Tujuan penilaian sumatif untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.

f. Penilaian penempatan

Tujuan penilaian ini untuk mengetahui apakah peserta didik memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti satu program pembelajaran dan sejauh mana peserta didik telah menguasai kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

g. Penilaian diagnostik

Penilaian ini untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik berdasarkan hasil penilaian formatif sebelumnya. Penilaian diagnostik memerlukan sejumlah soal untuk satu bidang yang diperkirakan merupakan kesulitan bagi peserta didik. Tujuannya adalah untuk menjalankan pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai oleh peserta didik. Penilaian diagnostik disebut juga test of entering behavior.[14]

Dari beberapa macam evaluasi di atas kami menyimpulkan evaluasi kurikulum adalah satu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, dalam rangka pembuatan atau mengambil keputusan, berdasarkan pertimbangan dan kriteria sebagai berikut, pre- test, post- test, evaluasi pra- syarat, tujuan akhir nasional (UAN/UN), evaluasi formatif, sumatif, penempatan, diagnostik.

Menurut (Reece dan Walker, 1997:420) terdapat beberapa alasan mengapa evaluasi harus dilakukan yaitu:

1. Memperkuat kegiatan belajar;

2. Menguji pemahaman dan kemampuan siswa;

3. Memastikan pengetahuan pra- syarat yang sesuai;

4. Mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran;

5. Memotivasi siswa;

6. Memberi umpan balik bagi siswa dan guru;

7. Memelihara standar mutu;

8. Mencapai kemajuan proses dan hasil belajar;

9. Memprediksi kinerja pembelajaran selanjutnya;

10. Menilai kualitas belajar.[15]

Berikut ini adalah tujuan penilaian, yaitu:

a. Penilaian berfungsi selektif;

b. Penilaian berfungsi diagnostik;

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan;

d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.[16]

Berikut ini beberapa prinsip dalam satu penilaian:

1. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif;

2. Harus dibedakan antara perskoran (scoring) dan penilaian (Trading);

3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan adanya 2 macam orientasi, yaitu penilaian yang bersifat kelompok (norm-referenced) dan yang bersifat individu (criterion referenced);

4. Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar artinya menjadi feedback atau umpan balik;

5. Penilaian harus bersifat adil;

6. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.[17]

Dari pendapat para ahli di atas kami menyimpulkan bahwa evaluasi kurikulum bertujuan untuk melihat sejauh mana satu program atau satu kegiatan dalam proses pembelajaran tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

BAB III

HASIL OBSERVASI

TELAAH KURIKULUM KELAS VI SD/MI

Profil Sekolah Dan Narasumber

1. Profil Sekolah

Nama sekolah

:

SD Negeri Tanjung Selamat

Status

:

Negeri

Alamat

:

Desa Tanjung Selamat, kec. Darussalam, Kab. Aceh Besar

2. Profil Narasumber

Nama : Rahmihayati, S.Pd.

Profesi : Wali Kelas VI

NIP : 198206032005042003

Alamat : Desa Tanjung Selamat, kec. Darussalam, Kab. Aceh Besar.

VISI DAN MISI SD NEGERI TANJUNG SELAMAT

VISI

MISI

Disiplin, bermutu, berprestasi, dan islami

1. Terlaksananya disiplin yang tinggi.

2. Terlaksananya manegemen berbasis sekolah.

3. Terlaksananya model pembelajaran yang berkualitas, kompetitif, dan inovasi.

4. Terlaksananya bimbingan belajar individu dan kelompok secara efektif.

5. Terciptanya lulusan yang beriman, bertaqwa dan berakhlak qulqarima.

TUJUAN SD NEGERI TANJUNG SELAMAT

TUJUAN

1. Melaksanakan proses pembelajaran secara islami sehingga lulusan menjadi manusia yang disiplin dan bertanggung jawab.

2. Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal di tingkat kabupaten/kota.

3. Mengawasi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

4. Pendiri sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar.

5. Menjadi sekolah yang islami, menjaga semua warga sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.

A. Pengembangan Kurikulum Pada Mata Pelajaran Di Kelas 6

Dari hasil observasi yang kami lakukan tepatnya di SDN Tanjung Selamat, untuk semua mata pelajaran di kelas VI sudah menerapkan K13 dalam proses belajar mengajar.

Dan tak hanya itu saja dalam proses pembelajaran pun menjadi aktif di mana dalam semua mata pelajaran di kelas VI diterapkan berbagai macam metode maupun strategi pembelajaran yang berbasis kelompok maupun individu, tentu hal ini sangat berkesinambungan dengan misi SDN Tanjung Selamat pada poin empat (4):

Bunyi poin ke-4 misi SDN Tanjung Selamat

“Terlaksananya bimbingan belajar individu dan kelompok secara efektif”

Jika pembelajaran yang diterap di SDN Tanjung Selamat berjalan 100% insya Allah SDN Tanjung Selamat akan memiliki pengeluaran (output) yang sangat baik tak hanya itu saja mereka (siswa) dibekali dengan keterampilan yang dimilikinya yang sudah diasah di SDN Tanjung Selamat. Hal ini pun berkesinambungan dengan tujuan poin ke-1 dan ke-2.

Tujuan poin ke-1 :

“Melaksanakan proses pembelajaran secara islami sehingga lulusan menjadi manusia yang disiplin dan bertanggung jawab”.

Poin ke-2 :

“Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal di tingkat kabupaten/kota”.

Menurut Rahmihayati wali kelas VI di SDN Tanjung Selamat dalam penerapan K13 pada kelas enam ini digunakan untuk persiapan siswa yang akan lulus nanti. Penerapan K13 di kelas 6 sangat bagus karena K13 akan menumbuhkan sikap siswa untuk lebih aktif, berpikir kritis, inovasi, dan berkarya, hal ini pun akan membantu perkembangan siswa untuk tingkat selanjutnya dan dapat bersaing dengan siswa- siswa lainnya nantinya baik dari segi kognitif maupun keterampilan.

Hasil wawancara dengan Wali Kelas VI SDN Tanjung Selamat “Tentu karena RPP dan Silabus adalah patokan atau pedoman guru untuk memberikan materi yang sesuai dengan tingkatan kelasnya dan agar mencapai tujuan pembelajaran”.

Hasil wawancara dengan Wali kelas VI SDN Tanjung Selamat “Dalam kurikulum 2013 guru lebih mengarahkan dan membimbing siswanya. Sedangkan dalam KTSP guru pada umumnya menggunakan metode yang sifatnya teoritik”.[18]

Dalam implikasi kurikulum terhadap mata pelajaran dalam proses pembelajaran itu sendiri, antara lain:

a. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional akan selalu berpusat pada perubahan tingkah laku siswa.

b. Bahan atau materi yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, minat dan perhatian siswa, bahan tersebut mudah diterima siswa.

c. Strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

d. Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat siswa.

Tokoh pertama yang sangat menekankan perhatian terhadap pendidikan anak adalah J.J. Rousseu (1712-1778), ia menegaskan bahwa seorang anak tidak bisa diperlakukan sebagaimana orang dewasa. Dalam bukunya yang terkenal Emile ia menguraikan fase-fase perkembangan anak dari kecil sampai dewasa, perubahan-perubahan yang terjadi pada anak yang menuntut perlakuan sesuai dengan sifat perkembangannya.[19]

Dari hasil observasi di atas kami menarik kesimpulan bahwa pengembangan kurikulum pada mata pelajaran di kelas VI sudah bagus, di mana dalam proses penerapannya dalam pembelajaran di kelas siswa sangat aktif, berpikir kritis, inovasi, dan berkarya. Tentu hal ini sangat bagus dan sesuai dengan misi SDN Tanjung Selamat pada poin ke-4.

B. Pengembangan kurikulum KTSP Dan K13 di SDN Tanjung Selamat

Kurikulum yang berlaku sebelumnya di SDN Tanjung Selamat adalah kurikulum KTSP dan kurikulum K13. Kurikulum KTSP hanya digunakan pada kelas rendah saja sedangkan Penggunaan dan pengembangan kurikulum K13 di SDN Tanjung Selamat sudah mencapai 70% yang hanya diterapkan untuk kelas tinggi saja, hal ini disebabkan karena siswa kelas rendah kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan K13. Oleh karena itu pihak sekolah mengambil keputusan bahwa untuk penerapan K13 hanya dilakukan pada kelas tinggi saja .

Dalam pengembangan K13 dalam proses belajar mengajar terjadinya hubungan timbal balik antara siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas, hal ini membawa dampak baik bagi perkembangan siswa SDN Tanjung Selamat dari kognitif maupun keterampilan/ skill.

Menurut Ibu Rahmihayati salah seorang guru kelas VI di SDN Tanjung Selamat juga menyatakan bahwa kurangnya pemahaman mengenai sistem K13 hal ini membuat sebagian guru masih menerapkan KTSP.

Hasil wawancara dengan Staf bagian Kurikulum “bahwa Kurikulum 2013 di SDN Tanjung Selamat di terapkan hanya untuk kelas IV, V, dan VI sedangkan untuk kelas rendah masih menggunakan KTSP karena memang itu merupakan program dari pemerintahnya seperti itu”.

Hasil wawancara kepada Rahmihayati “Penerapan kurikulum 2013 mendapatkan respons positif dari guru-guru di SDN Tanjung Selamat, karena guru tidak perlu membahas materi terlalu panjang hanya cukup mengarahkan saja, lalu siswa yang bekerja. Tetapi hanya sebagian kecil saja dari siswa yang menganggap bahwa kurikulum 2013 itu merupakan kurikulum menyenangkan di mana siswa melakukan eksperimen”.[20]

Dari hasil wawancara dan observasi di atas kami menyimpulkan pengembangan kurikulum KTSP dan K13 itu berbeda, bedanya adalah di mana KTSP hanya di terapan pada kelas rendah (1,2, dan 3) hal karena siswa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan. Akan tetapi pada kelas tinggi (4,5, dan 6) perkembangan K13 dalam penerapan pembelajaran di kelas sudah baik di mana siswa lebih dominan dalam mencari dan menemukan sesuatu hal, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.

C. Kendala Penerapan Kurikulum K13 di SDN Tanjung Selamat

Dalam Pelaksanaan K13 yang berjalan sejak ditetapkannya K13 di SDN Tanjung Selamat terdapat kendala yang dihadapi oleh guru. Menurut Salah satu guru dari SDN Tanjung Selamat mengatakan bahwa dalam menjalankan sistem kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya sangat efektif sekali karena guru hanya mengarahkan, membimbing siswa seperti orang kuliah, selebihnya siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Namun dibalik itu semua terdapat kendala yang dirasakan oleh guru dalam menjalankan kurikulum 2013 yaitu dalam proses penilaiannya. Mereka mengatakan proses penilaian kurikulum 2013 cenderung lebih sulit dan repot dibanding KTSP.

Di mana guru harus memberikan penilaian dari segala aspek dan indikator, dalam satu kegiatan pembelajaran, masing-masing anak harus dinilai secara rinci, hal ini membuat guru harus mencermati karakter tiap-tiap murid agar bisa memberi nilai dengan adil hanya saja aspek yang harus di nilai terlalu banyak sehingga menjadi rumit.

Di mana penilaian di mulai dari awal siswa masuk kelas sampai mereka keluar dari kelas, semua model dari setiap siswa harus dinilai. Bahkan dalam proses berdoa dalam memulai pembelajaran itu sudah harus diberikan penilaian.

Dibanding KTSP yang proses pemberian penilaian dilaksanakan saat dalam penulisan rapor dan yang dinilai dalam kesehariannya hanya berdasarkan dari tugas-tugas yang diberikan. kalau masalah menyangkut sikap itu diakumulasikan semua saat pemberian nilai di rapor. Sedangkan Kurikulum 2013 guru dituntut harus memberikan penilaiannya setiap hari, dari setiap kompetensi dasar.

Setiap KD yang diberikan itu mempunyai banyak indikator, dan setiap indikator ini diberikan penilaiannya terhadap setiap siswa dengan berbagai macam aspek yang dijadikan tolak ukur dalam pemberian penilaian. Dimulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

Proses pemberian nilai saja memakan banyak waktu belum lagi pemberian materi yang akan disampaikan di kelas. Menurut mereka karena ini pertama kalinya mereka menghadapi proses penilaian seperti ini membuat mereka kesulitan dalam proses pemberian penilaian.

Hasil wawancara salah satu guru SDN Tanjung Selamat “Jika dilihat dari tingkat kesulitan antara KTSP dengan Kurikulum 2013 untuk saat ini bisa di katakan bahwa Kurikulum 2013 lebih sulit di bandingkan dengan KTSP karena Kurikulum 2013 masih dalam tahap perencanaan dan permulaan sehingga belum bisa menyelesaikan sepenuhnya kendala-kendala yang ada dalam Kurikulum 2013. Dan tak hanya itu saja sedikitnya pembahasan materi, sehingga siswa harus memperoleh dari beberapa buku”.

Hasil wawancara dengan guru SDN Tanjung Selamat “Kendala yang di temukan yaitu guru juga masih senang menggunakan metode ceramah dibanding dengan metode- metode lain. Dan anak-anak yang belum bisa membaca, dia akan sulit untuk memahami pelajaran. Yang di mana dalam K13 siswalah yang menemukan mencari satu hal, sedangkan guru hanya membimbing dan mengarahkannya saja”.[21]

Kami menarik sebuah kesimpulan di atas bahwa kendala yang dihadapi dalam penerapan K13 antara lain : proses penilaiannya, masih kurangnya pemahaman guru tentang K13, dan masih terdapatnya siswa kurang dalam membaca.

D. Sistem Evaluasi Kurikulum 2013 Yang Digunakan di SDN Tanjung Selamat

Berdasarkan hasil penelitian dari observasi di SDN Tanjung Selamat sistem penilaian yang dilaksanakan saat menjalankan kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik.

Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai setiap murid dari awal masuk kelas, proses pembelajaran, dan saat keluaran yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan setiap murid. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar yang dilihat dari berbagai macam aspek sesuai indikator yang ada dalam kompetensi dasar sesuai kurikulum 2013. Dalam proses penilaian kurikulum 2013 berbasis pada kemampuan siswa sejak mengikuti proses pembelajaran hingga selesai, selain itu siswa dinilai dari keaktifan saat proses belajar.

Pada kurikulum 2013 guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan materi, mengarahkan, membimbing siswa. kemudian siswa dinilai dari setiap aspek. Dalam satu kompetensi banyak indikator dan kemudian per indikator tersebut di nilai ketika siswa masuk ke kelas. Sedangkan dalam proses penilaian kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu lebih mudah dibandingkan kurikulum 2013.

Dari kesimpulan pembahasan di atas kami menyimpulkan bahwa evaluasi yang dilakukan di SDN Tanjung Selamat adalah penilaian autentik yang meliputi pre- test, post- test, evaluasi pra- syarat, tujuan akhir nasional (UAN/UN), evaluasi formatif, sumatif, penempatan, diagnostik, dalam proses penilaian peserta didik.

Di mana dalam memberi penilaian kepada setiap peserta didik guru-guru SDN Tanjung Selamat selalu memegang pedoman yang di antaranya :

1. Penilaian komprehensif;

2. perskoran (scoring) dan penilaian (Trading);

3. penilaian kelompok (norm-referenced) dan individu (criterion referenced);

4. Kegiatan pemberian nilai dari proses belajar mengajar dan pemberian tugas;

5. Penilaian harus bersifat adil;

6. Sistem penilaian jelas dan akurat.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat di simpulkan bahwa :

1. Pengembangan kurikulum pada mata pelajaran di kelas VI sudah bagus, di mana dalam proses penerapannya dalam pembelajaran di kelas siswa sangat aktif, berpikir kritis, inovasi, dan berkarya.

2. Kurikulum KTSP hanya di terapan pada kelas rendah (1,2, dan 3) hal karena siswa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan K13. Perkembangan K13 dalam penerapan pembelajaran di kelas tinggi sudah baik di mana siswa lebih dominan dalam mencari dan menemukan sesuatu hal, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.

3. Kendala yang dihadapi dalam penerapan K13 antara lain : proses penilaiannya yang rumit dan ribet di bandingkan KTSP, masih kurangnya pemahaman guru tentang K13, dan masih terdapatnya siswa kurang dalam membaca.

4. evaluasi yang dilakukan di SDN Tanjung Selamat adalah penilaian autentik yang meliputi pre- test, post- test, evaluasi pra- syarat, tujuan akhir nasional (UAN/UN), evaluasi formatif, sumatif, penempatan, diagnostik, dalam proses penilaian peserta didik.

B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan observasi di atas maka dapat disarankan agar :

1. Bagi sekolah khususnya kepala sekolah harus mampu meningkatkan dan memotivasi guru dan peserta didik agar mampu meningkatkan keterampilannya bukan hanya dalam proses belajar tetapi juga penguasaan iptek.

2. Bagi sekolah khususnya bagi guru harus lebih meningkatkan sofe skill seperti penguasaan komputer agar nantinya dapat mempermudah penerapan kurikulum dalam berbagai situasi.

3. Bagi sekolah khususnya harus meningkatkan lagi sarana dan prasarana demi menghasilkan pembelajaran yang efisiensi dan maksimal dengan tujuan untuk menghasilkan pengeluaran (output) yang memiliki keterampilan (skill) dan ilmu pengetahuan yang berbasis teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

E, Mulyasa. 2006. kurikulum yang disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hidayati, Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Pedagogia.

Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.

Ladjid, Hafni, H. 2005. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching.

Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nasution S. 2009. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution S. 2008. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Purwanto, M. Ngalim. 2006. Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Rosdakarya.

Rusman. 2009 .Manajemen Kurikulum. Bandung : Raja Grafindo.

Sudjana, Nana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Tim Pengembangan MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Wina, Sanjaya. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: kencana.

[1]Ladjid Hafni, pengembangan kurikulum, (Ciputat: Quantum Teaching,2005), hal.5

[2]Mulyasa E, kurikulum yang disempurnakan, (Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2006), hal. 6.

[3] Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), hlm. 05.

[4] Sanjaya Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: kencana, 2008) hlm. 04

[5] Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Bandung: Bumi Aksara, 2008), hlm. 05.

[6] Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 16

[7] H. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 8

[8] Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.17

[9] Ladjid Hafni, Pengembangan Kurikulum, . . . . . . . . . . . hlm. 113

[10] Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, ( Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 98

[11] Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 179

[12] Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum,. . . . . . . . . . , hlm. 98

[13] Rusman, Manajemen Kurikulum, (Bandung: Raja Grafindo, 2009), hlm. 93

[14] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT. Rosdakarya. 2012).hlm. 36-37.

[15]Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012). hlm. 111.

[16]Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010). hlm. 10.

[17] M. Ngalim Purwanto, Evaluasi Pengajaran. (Bandung : PT Rosdakarya, 2006). hlm. 72.

[18] Wawancara Ibu Rahmihayati S.Pd. wali kelas VI SDN Tanjung Selamat, tanggal 30 Mei 2017 pukul 10: 45.

[19]Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 94.

[20] Wawancara Ibu Rahmihayati S.Pd. wali kelas VI SDN Tanjung Selamat, tanggal 30 Mei 2017 pukul 10: 45.

[21]Wawancara guru-guru SDN Tanjung Selamat, tanggal 30 Mei 2017 pukul 10: 50.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post