Bingka Khas Banjar

Kue Bingka adalah makanan camilan khas suku Banjar yang telah ada sejak masa sebelum berdirinya kesultanan Islam di Banjar. Dikisahkan, pada awalnya kue Bingka dibuat oleh Putri Junjung Buih, putri kerajaan Daha di Hulu Sungai Selatan, yang merupakan leluhur Sultan Suriansyah, Raja kesultanan Banjar. Kue bingka adalah hidangan khas anggota kerajaan Daha. Pada masa Kesultanan Islam kue Bingka sudah menjadi makanan umum masyarakat Banjar. Ketika bulan puasa kue bingka adalah makan faforit untuk tajil. Karena rasanya yang manis cocok untuk mengembalikan tenaga yang hilang setelah berpuasa. Saat ini kue bingka sudah menjadi ikon utama kota Banjarmasin dan kalimantan selatan.

Kue ini memiliki rasa yang manis dan teksturnya lembut dan agak sedikit berlemak. Bahan utama keu bingka adalah tepung terigu, kentang, santan kelapa, telur bebek, gula pasir, dan garam. Telur bebek inilah yang menjadikan kue bingka terasa padat dan khas. Kue bingka dimasak dengan cara dipanggang dalm oven. Saat ini telah banyak varian rasa kue bingka diantara rasa pandan, nangka, keju, waluh, tape, ubi, kismis, dan lain-lain.

Teringat pujangga Arab menukil firman Tuhan tentang nikmat karunia Tuhan:

وَأَنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللَّهِ لاَتَحْصُوْهَا

Hitunglah nikmat Allah, engkau tak akan dapat menghitungnya

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah