Persiapan Ujian Madrasah

“Mengerjakan soal bahasa Arab memang sangat sulit. kata murid-murid. Selain bahasa Arab itu sulit dimengerti tata bahasanya, juga sering tidak tau artinya”. Itulah prolog bincang-bincang dengan para penulis soal ujian madrasah dan penelaah soal tingkat MTs se kabupaten Jember di MTsN 2 Jember hari ini.

Mengerjakan soal bahasa arab ini memang dibutuhkan sebuah keseriusan dan ketelitian lebih. Karena jika salah dalam melihat tanda harakat dan hurufnya, maka bisa dipastikan kalimat tersebut akan berubah arti. Sehingga ide pokok dari pertanyaan tidak akan didapatkan dengan benar.

Bahasa yang menjadi bahasa resmi di 25 negara ini memang istimewa. Karena bahasa Arab ini telah memberi banyak kosakata kepada bahasa-bahasa lain di dunia islam, seperti halnya peranan bahasa latin kepada kebanyakan bahasa-bahasa di Eropa. Selain bahasa Arab juga merupakan bahasa ibadah dan doa dalam agama islam.

Melihat fenomena siswa kesulitan mengerjakan soal bahasa Arab, maka hal ini harus jadi perhatian serius tim penulis dan penelaah soal. Lebih-lebih di masa pandemi covid 19 ini, dimana banyak madrasah yang masih menjalani pembelajaran setengah daring dan mengalami banyak learning loss, maka tingkat kesulitan soal ujian harus diturunkan.

Yang terpenting soal ujian bahasa Arab tetap harus disusun sebagai soal yang baik. Soal yang baik adalah soal yang memenuhi standar validitas, reliabilitas, dan memiliki tingkat kesulitan dan daya beda yang baik. Agar soal bahasa Arab memenuhi standar tersebut, maka pada tahapan persiapan, pemilihan materi soal, penentuan bentuk tes, penentuan jumlah butir soal, pembuatan kisi-kisi, penyusunan soal (butir soal), uji coba, dan analisis hasil uji coba yang mencakup analisis tingkat kesulitan, daya beda, dan reliabilitas harus berjalan dengan baik.

Sering dijumpai soal yang terlalu sulit atau terlalu mudah, atau tres yang disusun tidak mencerminkan kemampuan yang seharusnya diukur. Karena itu Tahap Pemilihan Materi soal sangat penting. Batasan materi soal bahasa Arab harus benar-benar fixed dan selektif. Diantaranya: komponen keterampilan berbahasa yang akan diujikankan, seperti ujian kosa kata, struktur, membaca, menulis atau kalam. Pokok bahasan yang akan diujikan hendaklah representatif yakni tidak bias dan tidak atas dasar subjektivitas penyusun soal.

Tidak kalah pentingnya bahwa menyusun butir soal berdasrkan kisi-kisi. Sehingga rambu-rambu penyusunan butir soal dilaksanakan dengan baik oleh tim penyusun soal ujian. Yaitu: (a) menggunakan bahasa yang jelas dan lugas, (b) setiap butir soal hanya berisi satu permasalahan/ stem (pernyataan pokok), (c) panjang kalimat jawaban pilihan untuk setiap opsi relatif sama, (d) jawaban yang benar disusun secara acak letaknya (tidak linier), yakni menghindari letak jawaban benar yang berpola.

Teringat pujangga Arab berkata tentang motivasi untuk meraih keberhasilan dalam amtsalnya:

تَرْجُو النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا # إِنَّ السَّفِيْنَةَ لَا تَجْرِيْ عَلَى اليَبَسِ

Engkau mengharap keberhasilan tetapi engkau tidak jalani jalan menuju keberhasilan itu. sungguh kapal laut tidak akan berjalan di atas tanah kering

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah