Sonny Sendu

Sonny Sendu adalah mantan penyiar radio Gajahmada, RHK Semarang,Suara Pursemi Purwodadi dan Suara Batang yang juga seorang guru Broadcast dan Matematika&nb...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERBURU CINTA PENYIAR IDOLA (4)

BERBURU CINTA PENYIAR IDOLA (4)

Suara gaduh masih menggaung di ruang kelas XI BC 1 karena pak Dwi guru Matematika belum kunjung muncul.Ada yang ngobrol sendiri,ada yang berdiskusi tentang tugas,ada yang cuek bahkan ada juga yang menggumam nggak jelas mendengar lagu lewat earphone yang terhubung lewat HP mereka.

“Ada apa ini ?” jerit Gleinda terkejut karena kertas yang dipegangnya melayang disambar Bintang yang serius menatap kertas ulangan itu dengan dahi berkerut.

“Nilai matematika koq cuma segini....,gitu koq pingin jadi wanita karir... nggak cocok !!!” seru Bintang ketus.

“Mending jadi seniman yang seniwen aja... kan tiap siaran senengannya puisi terus bikin bosen,”tambahnya.

Gleinda hanya mengumpat dalam hati. Habis sudah kosa kata makiannya.Dia lalu meraih kertas buram,meremasnya kemudian melemparkan tanpa fikir panjang kearah Bintang yang masih menyeringai.

“Eitttt.... sorry nggak kena...meleset,” ledek Bintang

“Ngelempar kertas aja kamu nggak bisa, koe isone opo tho ?” serunya dengan seringai ejekan.

“BINTANGGGGGG !!!” jerit Gleinda sekeras kerasnya mengagetkan temannya sekelas termasuk Zahwa dan Vania yang masih asyik berbincang. Tangan Gleinda meraih disgrip dan melempar kembali ke arah Bintang.Kali ini tidak meleset, karena dengan mudah tempat pinsil itu ditangkap Bintang lalu mengeluarkan bolpint didalamnya mengambil kertas buram remasan Gleinda menorehkan sebait kata dan membubuhkan tanda tangannya ke kertas itu.Lalu cowok itu mendekati Gleinda menepuk bahunya dan mengembalikan disgrip, kertas ulangan dan kertas buram seraya berkata “Ternyata berwajah cantik dan jadi orang kaya nggak menjamin otaknya encer yo.”

Gleinda mencoba menahan marahnya walau dengus geramnya masih terdengar, sementara Bintang cuma terkekeh geli dan kembali kebangkunya.Sementara dua pasang mata memperhatikan tingkah Bintang yang menggoda Gleinda.

Mungkin bagi Bintang menggoda Gleinda adalah sebuah keisengan yang menyenangkan dan merupakan hobi yang membanggakan jika bisa membuatnya mengeluarkan kemarahan dan sumpah serapahnya.Terlalu sering dalam kondisi apapun Bintang membuat keributan hingga muka Gleinda merah padam.Suasana menjadi hening karena pak Dwi guru matematika telah berdiri didepan dan memberi salam.

Pak Dwi penampilannya sangat sederhana, mengenakan pakaian apa adanya. Bertubuh ideal tidak tinggi dan tidak pendek. Ada suatu hal yang membuatnya unik, Dia selalu mengenakan sorban saat mengajar yang tidak biasa dilakukan oleh guru lainnya, pandangan semua siswa seolah tercuri oleh penampilannya yang sangat langka. Sorbannya yang lusuh dan terlihat pudar layaknya sebuah pakaian yang sudah tak berwarna. Karakternya yang baik hati, murah senyum, dan cara menjelaskan materi pelajaran membuat sebagian besar siswa antusias dan tekun mengikutinya.Tapi jika marah, suaranya menggelegar bak petir menyambar dan membuat nyali semua murid menjadi ciut. Ada hal lain lagi yang menjadi ciri khasnya yaitu bagi murid yang tidak mengerjakan tugasnya sampai dua kali maka dia menerapkan denda MK atau minyak kayu putih yang hasilnya didermakan ke panti asuhan yang membutuhkan. Setelah memberi salam dan menanyakan kabar siswa dia duduk dan mulai mengabsen.

“Bintang..... mana tugasmu ?”

“Se...sebentar pak,” sahut Bintang tergagap sambil membuka resleting tasnya, lalu mengaduk aduk isi nya.

“Maa aaf.... pak tuu..gas saya tertinggal”, lanjutnya dengan wajah sedikit pucat.

“Apaaaa..... tertinggal... maksudmu tugas yang wajib kamu bawa hari ini kamu tinggal ?” tanya pak Dwi dengan suara lebih keras.

Nyali Bintang semakin ciut mendengar hentakan suara pak Dwi, tangannya semakin gemetar dan raut mukanya semakin pias. Terbayang bagaimana dia berangkat terburu buru karena harus menjemput Zahwa dirumahnya bahkan diapun sampai lupa sarapan dan langsung menyaut tasnya tanpa mengecek apa yang ada didalamnya.

"Iii...ya ..pak maaf sa..saaya khilaf..,”lanjut bintang dengan suara semakin pelan.

“Aduh... padahal dia jemput aku pagi pagi wah nggak enak aku,” bisik Zahwa ketelinga Vania.

“Ssssstttttttt...... nanti kedengaran pak Dwi lho....,” jawab Vania perlahan takut suaranya terdengar.

“Ayo ke BK sana... minta rekomendasi boleh ikut pelajaran saya apa tidak dan kamu kena MK satu !!” lanjut suara pak Dwi masih lantang.

Bintang melangkah lesu keluar kelas diringi pandang iba seluruh kelas kecuali Gleinda yang tersenyum sinis dan bersyukur karena bintang dihukum pak Dwi. Hatinya puas karena tingkah Bintang pagi ini membuatnya jengkel dan geregetan. Walau demikian, kertas buram yang diremasnya tetap dimasukkan kedalam tas.

Mentari mulai bersinar malu, memendarkan cahaya hangatnya memeluk rumput yang kedinginan dihalaman sekolah. Angin berhembus sejuk membelai daun pintu yang bergeser perlahan.Pak Dwi melanjutkan pelajarannya dan tetap dengan ciri uniknya yang tidak dipunyai guru lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post