Sonny Sendu

Sonny Sendu adalah mantan penyiar radio Gajahmada, RHK Semarang,Suara Pursemi Purwodadi dan Suara Batang yang juga seorang guru Broadcast dan Matematika&nb...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERBURU CINTA PENYIAR IDOLA (7)

BERBURU CINTA PENYIAR IDOLA (7)

Bola mata jernih itu menerawang jauh, tatapnya kosong dan tak bermakna. Tidak jua menyiratkan warna warni kuning keemasan di keindahan senja, atau kesejukan guratan guratan hati yang pernah terukir manja karena semburatnya pernah menjadi tembang merdu dimusim kemarau.

Sementara tarian rumput kering ,menjadikan buana berlagu kala sekuntum senyum terhias dalam sempurnanya lukisan alam. Cinta adakalanya membenamkan rindu kala ada harap diantara asa yang bertahta disana,walau tak terpungkiri kadang sunyi menjerat hati kala sendiri menjadi derita jiwa yang haus dengan dahaga kemesraan .Malam dan dingin yang menyapa serta embun yang mulai luruh membuat sepasang mata indah itu berkaca kaca.

Rosa berupaya kuat dan tegar dalam kesendiriannya, karena harus menjauh dari cinta seorang kekasih yang pernah dirajutnya dengan benang benang cinta namun harus terserak dan terberai.Kasih sayang yang dipintal namun diurainya sendiri membuat ketegarannya luluh seperti ranting lapuk yang rapuh saat angin berhembus dan akhirnya terbelah patah.

Dada Rosa serasa sesak, “Yaa Allah...,” nafasnya berat mendesah. Dia menggigit bibirnya agar berusaha tak menangis. “Mengapa aku memilih pergi darinya disaat bahagia itu nyaris sempurna buat mas Aden... hhhh...” Angannya melambung membawa episode cerita yang menghampar pekan lalu. Cerita tentang Aden yang harus pergi dari sisinya dan meninggalkan luka dan duka dihatinya. Seorang pecinta yang sering memujanya lewat kata kata yang indah lewat siaran dan tembang sendu yang diputarnya.Sosok yang pernah mengecap manisnya cinta bersamanya.Seseorang yang senantiasa ada untuknya setiap saat bahkan setiap waktu.dan mencintai Rosa dengan segenap perasaan dihatinya.Kini sosok itu ditinggalkan dengan alasan yang tak masuk akal yakni belum cukup ketulusan untuk mencintainya.

Ketulusan hati memang dibutuhkan untuk menyatukan dua jiwa dalam bingkai kesetiaan.Namun, apakah hubungan itu harus diteruskan kalau hati terus berdusta? Ataukah harus menjalani untuk tetap menjadikannya kekasih kalau hubungan suci harus dibalut dengan ketidak jujuran? Itu kan namanya dicintai tapi tidak mencintai. Rosa sangat faham dengan hal itu hingga harus memantapkan diri untuk putus, walau dia tahu kejujurannya akan menoreh keperihan yang mendalam dihati pasangannya.Matanya kembali basah oleh manik bening airmata.

“Kamu belum bobok,cantik....,?” tanya bundanya lembut sambil mengusap punggung Rosa perlahan.Kesunyian Rosa terusik.Secepatnya dia mengusap kristal bening yang masih menetes dipipinya

.”Mmmm... belum ma...” sahutnya perlahan sambil berusaha tersenyum walau bibirnya membentuk lengkungan patah.

“Kamu menangis lagi, anakku?” Bunda menatap Rosa dan dia melihat ada gurat sendu menggayut di pandang matanya yang jernih itu.

“Rosa masih belum mengerti,bun..... mengapa Rosa memilih meninggalkan mas Aden dengan alasan yang Ros buat,” isaknya sambil mememeluk bundanya

“Ini yang buat Rosa sedih,” ujarnya sendu

“ Ros... yakinlah akan kekuatan cinta... karena mas Adenmu tidak tahu apa yang terjadi padamu,” ujar bundanya arif. Dia berusaha menentramkan perasaan putrinya.

Rosa mengangguk perlahan sambil menjawab lirih, “Iya bun...”

“Kalau Aden benar benar mencintaimu dan tahu apa yang terjadi padamu sebenarnya... Insyaallah dia akan kembali padamu...”

“Tapi, sampai kapan bun Rosa harus menyembunyikan kebenaran ini?”

“Berapa lama Rosa harus bertahan...?” tanyanya kelu.

“Ya.... semuanya terserah kamu, kapan mau cerita jujur.”

Rosa terdiam, tak bisa membayangkan bagaimana dia harus menanti dalam pusaran waktu cukup lama.Setelah kejadian di kafe itu Aden senantiasa menghindar. Baik itu ketika bertemu saat siaran atau dalam pertemuan distudio. Mungkinkah dia terus menanti yang tak pasti, sedetik, semenit sejam bahkan sepekan telah dilaluinya, namun Aden seolah telah melupakannya. Semua yang diharap hanya angan belaka. Aden betul betul kecewa dengan keputusannya.

“Sudahlah cantik, segeralah bobok semoga esok pagi suasana hatimu menjadi lebih baik dan kamu lebih jernih berfikir untuk menentukan kamu harus berterus terang tentang kondisimu atau tidak,? hibur bunda.

Memang, selama ini bunda Rosaria tak pernah bosan menghiburnya.Dia senantiasa ada untuk putrinya baik saat suka apalagi duka.Rosa sangat tahu akan hal itu, dan tak ingin bunda dan semua orang diseputarnya bersedih. Setiap kali dia bangkit dari peraduannya, sering dia bertanya pada rumput basah yang ditetesi embun pagi, desauan angin yang berhembus, nyanyian kumbang yang tak lagi merdu atau kuntum bunga yang semerbak, akankah semuanya menjadi lebih baik, sementara kekasih hatinya semakin menjauh dan menghindarinya seiring berputarnya waktu? Tak ada yang bisa menjawab, semuanya hening dalam kebisuan dan akhirnya Rosapun terlelap.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah pribadi sepertinya ya. Soalanya masih soal penyiar.

06 Apr
Balas

Om Samsu menerka nerka aja nih..... kalau bu Isti bilang ini Faksi he...he..he...

07 Apr



search

New Post