BERLINANG TANGIS MENUAI GELIMANG HARGA
Airmataku masih termangu dipipiku yang lembab.Tubuhku masih bergetar tersapu haru. Lidahku masih bersedih hingga kelu mengungkapkan kata kata.Langkahku gontai menuruni tangga menghampiri Mas Yasin yang termangu menungguku.
Entah apa yang ada difikiranku.... bahagia... sedih...terharu.... semua berkecamuk berpadu dan bergolak dalam sanubariku.Setelah ku baca bait bait puisi yang berjudul “Ada apa ini ????.....?????” dari buku “Mengais Puisi Heni yang Terserak” dimimbar disaksikan puluhan pasang mata yang duduk menatapku tajam.
Ada yang ikut terhanyut sendu, ada yang merunduk dalam renungan tapi tak jarang pula menanggapi dengan cuek karena mungkin tak terdengar kala suaraku menggema diruangan.
Kupaksa tersenyum kala tanganku menyerahkan buku pertama yang kugenggam, sebagai hormatku kepada sosok yang senantiasa menggemblengku dalam suasana engganku untuk menulis.Sosok yang sangat dikagumi banyak orang dimanapun dia bicara, sosok yang bersuara lantang namun cerewet kala mengobarkan semangat menulis. Dialah bu Isti yang biasa kupanggil si Comel.Buku kedua kuberi pada pak Tutuk Jatmiko karena beliau orang kedua yang hadir diperhelatan megah sagusabu Surabaya karena panitia tak memberikan satupun reward kepada peserta yang hadir.
“Ini adalah buku terakhir yang akan saya berikan.” Teriakku cantas
“Tetapi tidak cuma cuma karena buku ini akan saya jual diruangan ini seharga Rp.150.000,-“ dan akan menjadi buku termahal diruangan ini.”
“Kalau yang lain memberi potongan dari harga yang seharusnya maka buku ini tidak ada korting serupiahpun,” seruku lagi.
Airmataku yang sudah sembunyi merebak lagi ketika ada tiga orang ibu dan seorang bapak yang mengacungkan jemari telunjuknya tinggi tinggi. Bahkan, bapak yang akhirnya kuketahui bernama Suparwito langsung maju kedepan sambil mengibaskan uang pecahan seratus dan limapuluh ribu.Aku terhenyak, tersentak bahkan tak percaya buku yang kujual pertama kali semahal itu.
Perlahan aku berjalan kekursiku setelah menyerahkan tiga buku yang kugenggam dan, ketika bahuku sudah bersandar di kursiku aku mendesah lirih di keriuhan suasana :
“Terima kasih ya Allah semua ini atas ijinMu dan semoga kau lapangkan jalanku menempuh tebing terjal membuat buku....Hmmm... Semoga.....”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasaaaaaa Selalu terharu. Ketika melihat teman-teman berhasil menyelesaikan bukunya. Jadi tahu, mengapa dirimu sebegitu manjanyaaaaaaa minta diperhatikan.
Kupaksa tersenyum kala tanganku menyerahkan buku pertama yang kugenggam, sebagai hormatku kepada sosok yang senantiasa menggemblengku dalam suasana engganku untuk menulis.Sosok yang sangat dikagumi banyak orang dimanapun dia bicara, sosok yang bersuara lantang namun cerewet kala mengobarkan semangat menulis. Dialah bu Isti yang biasa kupanggil si Comel
Kupaksa tersenyum kala tanganku menyerahkan buku pertama yang kugenggam, sebagai hormatku kepada sosok yang senantiasa menggemblengku dalam suasana engganku untuk menulis.Sosok yang sangat dikagumi banyak orang dimanapun dia bicara, sosok yang bersuara lantang namun cerewet kala mengobarkan semangat menulis. Dialah bu Isti yang biasa kupanggil si Comel
koq bisa double ya....?????
Ruuuaaaaarrrr..... Biasa.... Ealaaaaahhh... Keroyo-royo ke sby ki arep menyerahkan buku kpd Si Comel, to? Bravoooo.... Pak Sonsen....
Ha...ha..ha... ojo meri yo.......
Ya Allah, aku nangis baca ini. semangat senyum ya...
Terima kasih mbak Widayanti tangismu adalah banggaku
Luaar biasa sejak pertama kubaca kesenduhan itu ada ... sesuai dgn labelnya sony sendu ... heee heee ayo semangat
Trim's suportnya om.......
Luaar biasa sejak pertama kubaca kesenduhan itu ada ... sesuai dgn labelnya sony sendu ... heee heee ayo semangat
Luaar biasa sejak pertama kubaca kesenduhan itu ada ... sesuai dgn labelnya sony sendu ... heee heee ayo semangat
Luar biasa sesuai dengan kejadian sesungguhnya...kayak sinetron ABG
ABG TUA Om....he..he..he
Bukan p.soni kalo tdk bikin sendu kita
Sukses b u Hanum......
Pengalaman yg tak pernah terlupakan bersama rekan2 hebat dari berbagai latar belakang profesi
Pengalaman pesen gofood om Tutuk....