Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Apapun yang dilakukan harus menghasilkan kebahagiaan itu dan membaginya dengan yang lain. Menjadi kepala sekola...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Ayam Kehilangan Induknya

Anak Ayam Kehilangan Induknya

Pada suatu hari, ada sekelompok anak ayam yang sedang bermain di halaman rumah. Mereka berlari ke sana ke mari dengan riang gembira. Mereka adalah Tik-tik, Rik-rik, Pik-pik, dan Sik-sik. Mereka adalah saudara kandung yang tinggal bersama induknya.

Suatu ketika, Tik-tik menemukan sepotong roti di sudut halaman. Dia mau memakannya. Tetapi Rik-rik melihatnya dan mau merebutnya. Rik-rik berteriak, “Itu roti milikku! Aku yang menemukannya duluan!”

Tik-tik tidak mau menyerah. Dia berlari menjauh sambil membawa rotinya. Rik-rik mengejarnya dengan marah. Tik-tik lari terus sampai keluar dari halaman rumah. Dia tidak sadar bahwa dia sudah jauh sekali dari rumahnya.

Induk ayam yang sedang memasak di dapur mendengar suara anak-anaknya yang ribut. Dia keluar untuk melihat apa yang terjadi. Dia melihat Pik-pik dan Sik-sik sedang bermain di halaman. Tetapi dia tidak melihat Tik-tik dan Rik-rik.

“Mana Tik-tik dan Rik-rik?” tanya induk ayam.

“Mereka berkelahi karena roti, Bu,” jawab Pik-pik.

“Roti apa? Darimana rotinya?” tanya induk ayam lagi.

“Aku tidak tahu, Bu. Tik-tik yang menemukannya di sudut halaman,” jawab Sik-sik.

Induk ayam merasa khawatir. Dia berlari keluar untuk mencari Tik-tik dan Rik-rik. Dia berteriak memanggil nama mereka. Tetapi tidak ada jawaban.

Sementara itu, Tik-tik masih berlari sambil membawa rotinya. Dia tidak tahu ke mana dia harus pergi. Dia merasa takut dan kesepian. Dia terus menciap, berharap bisa ditemukan induknya. Tetapi usahanya sia-sia.

Saat kebingungan, ia bertemu dengan seekor ular besar yang sedang tidur di bawah pohon. Ular itu terbangun dan melihat Tik-tik dengan lapar. Ular itu mendesis dan berkata, “Halo, siapa kamu? Apa yang kamu bawa di mulutmu?”

Tik-tik ketakutan. Dia menjawab dengan gemetar, “Aku… aku… aku Tik-tik, anak ayam… ini… ini… ini roti…”

“Roti? Hmm… enak sekali! Boleh aku cicipi?” tanya ular itu sambil mendekati Tik-tik.

"Tidak! Ini rotiku! Aku tidak mau memberikanmu!" seru Tik-tik sambil mundur.

“Jangan takut, aku hanya ingin mencicipi sedikit saja. Ayo, berikan padaku!” kata ular itu sambil membuka mulutnya lebar-lebar.

Tik-tik berusaha menyelamatkan diri. Dia melempar rotinya ke arah ular itu dan berlari secepat mungkin. Ular itu tertipu dan menggigit roti itu dengan rakus. Tik-tik berhasil lolos dari bahaya.

Keesokan harinya, Tik-tik berhasil menemukan jalan pulang. Dia bertemu kembali dengan induknya dan Rik-rik saudaranya. Mereka sangat senang melihatnya selamat.

Induk ayam memeluk Tik-tik dengan erat. Dia berkata, “Aku sangat khawatir padamu, Nak. Kamu kemana saja? Aku mencarimu kemana-mana.”

Tik-tik menangis dan meminta maaf pada induknya. Dia menceritakan semua yang terjadi padanya. Dia berkata, “Maafkan aku, Bu. Aku tidak sengaja tersesat karena berebut roti dengan Rik-rik.”

Rik-rik juga menyesal dan meminta maaf pada Tik-tik. Dia berkata, “Maafkan aku, Kak. Aku tidak seharusnya merebut rotimu.”

Induk ayam mengajarkan mereka pelajaran penting tentang berbagi dan saling menghormati. Dia berkata, “Anak-anakku, jangan pernah berkelahi karena hal sepele. Jika kalian menemukan sesuatu, kalian harus berbagi dengan adik-adikmu. Jika kalian tidak mau berbagi, kalian harus minta izin dulu. Jangan lupa, kalian adalah saudara kandung yang harus saling menyayangi.”

Tik-tik dan Rik-rik mengangguk dan berjanji akan mengikuti nasihat induknya. Mereka berpelukan dan berdamai. Mereka bersama-sama makan roti yang masih tersisa. Mereka merasa bahagia dan bersyukur.

Sejak hari itu, mereka tidak pernah lagi berkelahi karena hal sepele. Mereka selalu bermain dengan rukun dan harmonis. Mereka menjadi anak ayam yang baik dan ceria.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post