Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Apapun yang dilakukan harus menghasilkan kebahagiaan itu dan membaginya dengan yang lain. Menjadi kepala sekola...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bangau Ingin Pulang
Setinggi-tingginya bangau terbang, pasti pulang ke sarangnya.

Bangau Ingin Pulang

Bangau tinggal di sebuah pohon besar bersama keluarganya di sebuah taman. Di sekitarmya banyak terdapat sawah penduduk. Ia lebih senang mendapatkan makan yang dekat yaitu di sawah-sawah yang dekat dengan sarangnya.

“Selamat pagi, Bango!” sapa ibunya. “Sudah siap untuk mencari makan?”

“Ya, ibu. Saya mau pergi ke sawah sekarang,” jawab Bango.

“Baiklah, hati-hati ya. Jangan lupa pulang sebelum hujan,” pesan ibunya.

Bango pun terbang menuju sawah. Ia berharap bisa menemukan banyak ikan atau katak di sana. Tetapi saat ia sampai di sawah, ia kecewa. Sawah-sawah sudah kering karena musim kemarau. Tidak ada makanan yang bisa ia dapatkan di sana.

“Ah, tidak ada apa-apa di sini,” keluh Bango. “Mungkin saya harus mencari tempat lain.”

Bango ingat bahwa ia adalah hewan yang mampu terbang ke tempat yang jauh. Ia pun memutuskan untuk pergi ke rawa-rawa yang sangat jauh. Di sana masih terdapat banyak makanan.

“Saya yakin di rawa pasti ada banyak ikan dan katak yang lezat,” pikir Bango.

Bango pun terbang menuju rawa dengan penuh semangat. Ia tidak peduli dengan jarak yang jauh atau bahaya yang mengintai di sana.

Sesampainya di rawa, Bango langsung mencari makanan. Ia melihat banyak ikan dan katak yang berenang di air. Ia pun menyelam dan menangkap salah satu ikan dengan paruhnya.

“Enak sekali!” puji Bango. “Ini lebih baik daripada sawah kering.”

Bango pun melanjutkan mencari makanan. Ia tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang mengawasinya dari semak-semak.

“Siapa itu?” gumam Ular, pemilik mata tersebut. “Apa dia tidak tahu bahwa ini adalah wilayahku?”

Ular pun keluar dari semak-semak dan mendekati Bango.

“Hei, kamu!” teriak Ular. “Apa yang kamu lakukan di sini?”

Bango kaget mendengar suara Ular. Ia berbalik dan melihat Ular yang besar dan panjang.

“Siapa kamu?” tanya Bango.

“Aku adalah Ular, raja dari rawa ini,” jawab Ular dengan sombong. “Dan kamu adalah siapa?”

“Aku adalah Bango, bangau dari taman,” jawab Bango.

“Bango? Bangau? Apa itu?” tanya Ular.

“Bangu adalah burung yang bisa terbang jauh,” jelas Bango.

“Burung? Terbang? Apa itu?” tanya Ular lagi.

Bango bingung dengan pertanyaan Ular. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan hal-hal yang sudah biasa baginya kepada Ular yang tidak tahu apa-apa.

“Burung adalah hewan yang memiliki bulu dan sayap,” coba Bango menjelaskan. “Terbang adalah bergerak di udara dengan mengayunkan sayap.”

Ular masih tidak mengerti. Ia merasa bosan dengan penjelasan Bango.

“Cukup! Aku tidak peduli dengan burung atau terbang atau apapun itu,” potong Ular. “Yang aku peduli adalah kamu telah masuk ke wilayahku tanpa izinku.”

“Maaf, aku tidak tahu bahwa ini adalah wilayahmu,” minta maaf Bango.

“Tidak tahu? Bagaimana bisa kamu tidak tahu?” bentak Ular. “Apa kamu buta? Lihatlah sekelilingmu! Ini adalah rawa, tempat tinggal bagi ular, buaya, dan hewan-hewan lain yang berbahaya.”

Bango menoleh ke sekelilingnya. Ia baru menyadari bahwa rawa bukanlah tempat yang aman bagi dirinya. Ia melihat banyak buaya dan ular besar yang siap memangsa.

“Kamu beruntung aku masih baik hati,” lanjut Ular. “Aku akan memberimu kesempatan untuk pergi dari sini. Tapi sebelum itu, kamu harus meninggalkan ikan yang kamu tangkap tadi. Itu adalah makananku.”

Bango tidak mau melepaskan ikan yang sudah susah payah ia dapatkan. Ia merasa tidak adil jika harus memberikannya kepada Ular.

“Tapi ini adalah ikan yang aku tangkap sendiri,” protes Bango.

“Kamu tangkap sendiri? Ha! Jangan bercanda!” ejek Ular. “Kamu hanya mencuri ikan dari rawa ini. Kamu tidak berhak atas ikan ini. Sekarang, lepaskan ikan itu atau aku akan membuatmu menyesal!”

Ular pun mendesis dan mengembangkan lehernya. Ia bersiap untuk menyerang Bango.

Bango ketakutan melihat ancaman Ular. Ia tidak punya pilihan selain melepaskan ikan yang ia pegang.

“Baiklah, baiklah, aku akan melepaskan ikan ini,” kata Bango dengan terpaksa.

Bango pun melemparkan ikan ke arah Ular. Ular pun menangkap ikan itu dengan mulutnya.

“Ha ha ha! Terima kasih, Bango!” kata Ular sambil menertawakan Bango. “Sekarang, pergilah dari sini dan jangan pernah kembali lagi!”

Bango pun segera terbang meninggalkan rawa. Ia merasa malu dan marah karena telah diperlakukan dengan tidak adil oleh Ular.

“Sialan Ular itu!” gerutu Bango. “Dia sangat sombong dan rakus. Dia tidak tahu apa-apa tentang burung atau terbang.”

Bango pun terus terbang menuju rumahnya. Ia berharap bisa segera bertemu dengan keluarganya.

Tetapi saat ia terbang, ia melihat langit yang semakin gelap. Awan mendung berkumpul di atasnya. Tiba-tiba, hujan turun dengan deras.

“Oh, tidak! Hujan!” seru Bango.

Bango tidak bisa terbang di tengah hujan. Ia harus mencari tempat untuk berteduh.

Ia melihat sebuah gubuk di pinggir jalan. Ia pun terbang ke sana dan berlindung di bawah atap gubuk.

“Aduh, kenapa hari ini begitu sial?” keluh Bango. “Dulu saya senang bisa terbang jauh dan mencari makan di mana saja. Tapi sekarang saya merasa sangat kesepian dan takut.”

Bango pun berpikir tentang rumahnya. Ia merindukan ibunya yang selalu menyapanya dengan hangat. Ia merindukan sawah-sawah yang hijau dan segar. Ia merindukan makanan yang dekat dan mudah didapat.

“Saya ingin pulang,” gumam Bango.

Bango pun menunggu hujan reda dengan harap-harap cemas. Ia berdoa agar bisa pulang dengan selamat dan bertemu dengan keluarganya lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang keren

11 Aug
Balas

Terimakasih!

11 Aug



search

New Post